Konsolidasi Dua Pabrik Baru - Sritex Bidik Pendapatan Tumbuh 30%

NERACA

Jakarta –Emiten garment dan tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) membidik pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar 30%. Perseroan optimis target tersebut bakal tercapai karena adanya kontribusi tambahan dari dua perusahaan baru. "Karena ada akuisisi, proyeksinya akan tembus di US$ 1 miliar, jadi naik top line di atas 30%. Yang pasti, penjualannya akan naik," kata Sekretaris Perusahaan SRIL, Welly Salam di Jakarta, kemarin.

Sebagai informasi, SRIL memang tengah memproses akuisisi dua perusahaan tekstil, yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries Pte Ltd. Welly menyatakan, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan beberapa persyaratan lain seperti akta jual beli. "Tanda tangan mungkin Februari ini," lanjutnya.

Lanjutnya, total penjualan kedua perusahaan tersebut US$ 180 juta sampai US$ 200 juta. Jika proyeksi penjualan tersebut dikonsolidasikan dengan SRIL, maka pendapatan SRIL akan terdongkrak. Disebutkan, potensi kedua perusahaan diperkirakan bisa memberikan kontribusi sekitar 20% dari target pendapatan 2018. Kedua perusahaan yang diakuisisi tersebut memiliki penjualan ke pasar ekspor sebesar 70%. Hal ini juga sekaligus menambah porsi ekspor pasar SRIL nantinya.

Penambahan dua perusahaan itu nantinya, juga membuat SRIL memiliki 1 juta mata pintal (spindle). Sementara, kebutuhan benang di Indonesia dengan populasi saat ini sekitar 3,5 juta mata pintal. "Berarti kami sudah sekitar 30%," imbuhnya.

Sementara untuk target tahun 2017 kemarin, perseroan kembali menyakini optimis dapat terlampaui. Tahun lalu, SRIL membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-12%. Pada tahun lalu, SRIL membidik pendapatan sekitar US$ 745 juta sampai US$ 762 juta. Target tersebut dinilai sudah tercapai. "Sudah di atas US$ 762 juta, tapi untuk bottom line, belum ada gambaran. Intinya masuk proyeksi kami di 2017,"ungkapnya.

Kemudian SRIL juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sebesar US$ 25 juta sampai US$ 30 juta. Dana ini merupakan kebutuhan untuk memenuhi peralatan pabrik Sritex. Capex yang dianggarkan, lanjut Welly, akan digunakan untuk maintenance spare part mesin dan upgrade teknologi. Pihaknya juga sedang menambah kapasitas dari sebelumnya 27 juta potong, menjadi 30 juta potong.”Garment kan padat karya, jadi capitalnya enggak terlalu besar. US$ 25 juta-US$ 30 juta untuk maintenance,”jelas Welly.

Dia menambahkan, capex tersebut hanya khusus untuk pabrik SRIL yang saat ini beroperasi. Artinya, capex tersebut, belum termasuk belanja modal untuk dua calon perusahaan yang akan diakuisisi. Capex itu, bersumber dari kas internal perusahaan. "Berdasarkan laporan keuangan, kebutuhan dana mereka kecil, sekitar US$ 5 juta untuk maintenance," imbuh Welly.

BERITA TERKAIT

Indocement Tebar Dividen Tunai Rp308 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) menyepakati pembagian dividen sebesar Rp308 miliar, serta melakukan…

Panca Budi Idaman Tebar Dividen Rp300 Miliar

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham (RUPST) PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) menyepakati rencana pemecahan nilai nominal saham atau…

EXCL Apresiasi Tangkap Pencurian Data Center

PT XL Axiata Tbk (EXCL) atau XL Axiata mengapresiasi keberhasilan Polrestabes Makassar menangkap para terduga pelaku pencurian perangkat di data…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Indocement Tebar Dividen Tunai Rp308 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) menyepakati pembagian dividen sebesar Rp308 miliar, serta melakukan…

Panca Budi Idaman Tebar Dividen Rp300 Miliar

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham (RUPST) PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) menyepakati rencana pemecahan nilai nominal saham atau…

EXCL Apresiasi Tangkap Pencurian Data Center

PT XL Axiata Tbk (EXCL) atau XL Axiata mengapresiasi keberhasilan Polrestabes Makassar menangkap para terduga pelaku pencurian perangkat di data…