Duka Bencana Gizi Buruk di Papua - Pelindo IV Reaktif Kirim Bantuan Kemanusiaan

Wabah campak dan gizi buruk di Papua ternyata tidak hanya terjadi di Kabupaten Asmat, tapi juga di wilayah Pegunungan Bintang yang berjarak 286 km dari Agats, ibukota Asmat. Sementara jumlah korban terus meningkat. Hampir 100 orang meninggal di dua kabupaten tersebut, kebanyakan anak-anak. Dinas Kesehatan Kabupaten Bintang, Provinsi Papua menyebutkan sebanyak 28 orang dilaporkan meninggal dunia di Kampung Pedam, Distrik Okbab, Kabupaten Bintang, lantaran mengalami dehidrasi berat akibat diare, campak dan gizi buruk atau kelaparan.

Melihat kondisi yang cukup memprihatinkan tersebut, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban bencana gizi buruk dan penyakit di Kabupaten Asmat, Papua dalam program BUMN Peduli Bencana. Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung mengatakan, bantuan yang dikirimkan perseroan berupa tenaga dokter dan medis serta 500 paket sembako untuk meringankan beban masyarakat akibat gizi buruk dan penyakit yang saat ini tengah melanda Kabupaten Asmat.”Untuk paket sembako masing-masing paket berisi mie instan, sembako, makanan, bubur, dan susu balita serta selimut," ujar Doso Agung dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Agung menambahkan, bantuan yang diberikan itu sebagai tahap awal untuk tanggap darurat atas bencana yang terjadi di Asmat. Pelindo IV juga akan terus memberikan bantuan secara berkelanjutan dan bertahap sambil terus melakukan evaluasi. Selain bantuan makanan, Pelindo IV juga memberikan bantuan dengan mengirimkan tim dokter untuk mengobati penyakit yang berkembang di wilayah tersebut. "Melalui tim dokter, kami juga melakukan imunisasi serta penyuluhan kesehatan tentang gizi buruk dan hidup sehat," tambahnya.

Dirinya berharap, dengan penyuluhan kesehatan yang disampaikan para tenaga medis itu kondisi bencana seperti yang terjadi saat ini dapat dihindari di masa yang akan datang. "Pelindo IV berupaya membantu bencana di Asmat, dengan mengatasi secara tuntas baik pengobatan maupun pencegahannya," pungkasnya.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menyebut, tim pemerintah berusaha keras menangani masalah ini.”Dua hari lalu dari dinas kesehatan setempat sudah turun sebetulnya. Kemarin juga bantuan-bantuan dari TNI dan Kementerian Kesehatan juga sudah bergerak kesana," ujarnya.

Menurut Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, data terakhir mencatat jumlah korban meninggal di Kabupaten Asmat mencapai 68 orang. Satu orang di antaranya meninggal Senin akibat campak dan sementara 67 lain sudah meninggal sebelumnya, semuanya anak-anak: 64 anak meninggal akibat campak dan 3 anak meninggal karena gizi buruk.

Seiring dengan meluasnya wabah dan semakin bertambahnya korban akibat campak dan gizi buruk, Harry menuturkan kementerian menaikkan status di wilayah ini sebagai bencana rawan pangan -atau bencana kelaparan. "Untuk kedaruratan kami sudah kirim bantuan yang dibutuhkan sesuai asesment dengan Dinsos, yaitu ada beras 3 ton, kemudian 8.000 paket makanan siap saji," ujar Harry.

 

Bencana Rawan Pangan

 

Dari laporan tim kesehatan, sepanjang Oktober - Desember 2017 terdapat 28 orang meninggal di pedalaman Papua tersebut, 22 di antaranya adalah anak-anak. Rincian anak-anak yang meninggal yakni laki-laki sebanyak 12 anak dan perempuan sebanyak 10 anak. Sementara, korban jiwa dewasa terdiri dari dua orang laki-laki dewasa dan empat korban perempuan dewasa.”Kami sudah dapat laporan yang dari pegunungan Bintang. Tapi dari sisi Kementerian sosial, aspek kemanusiaan terutama. Kalau suatu komunitas ada gizi buruk ada kemungkinan kejadian rawan pangan atau bahkan ketiadaan persediaan pangan dalam jangka waktu yang lama," jelas Harry.

Harry menyebut, berdasarkan pengamatan kelangkaan pangan di Asmat adalah akibat dari kurangnya buruan mereka. Sebagian masyarakat Papua memang masih hidup dari berburu, berladang berpindah. Sebagian yang hidup di pedalaman sepenuhnya merupakan masyarakat peramu, dan tidak memiliki keahlian berladang.

Sementara Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr Achmad Yurianto menyampaikan masalah geografis menjadi salah satu kendala bagi masyarakat di Papua untuk mendapatkan layanan kesehatan. Tak hanya itu, kurangnya kesadaran untuk menerapkan hidup sehat juga menjadi salah satu faktor cepatnya penyebaran penyakit campak dan munculnya masalah gizi buruk di Kabupaten Asmat dan Okbibab Oxibil, Papua.”Banyak sekali balita sulit untuk mengakses atau diakses layanan kesehatan. Sehingga banyak mereka yang belum terimunisasi. Mereka itu hidupnya jauh-jauh di tengah hutan," ungkapnya.

Terlepas dari berbagai kendala dan akses yang sulit di jangkau, tidak menyurutkan masyarakat untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di Papua, khususnya di Kabupaten Asmat dan pegunungan Bintang. Disebutkan, bantuan kemanusiaan yang terdiri dari selimut, matras, perlengkapan makanan dan baju anak, dan juga makanan tambahan lainnya terus mengalir,  dan sudah sampai di Posko Tanggap Darurat di Agats.

 

 

BERITA TERKAIT

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…

BERITA LAINNYA DI CSR

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…