Produsen Biodisel Klaim Subsidi Tak Gunakan APBN

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menegaskan bahwa pendanaan subsidi biodiesel tidak mengambil Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semenjak tahun 2015 hingga saat ini. Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan di Jakarta, Senin mengatakan pendanaan subsidi biodisel menggunakan dana pungutan CPO (CPO Fund) yang diperoleh dari ekspor produk sawit dan produk turunannya.

Dana pungutan tersebut, katanya, dihimpun dan dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit. "Dukungan untuk program biodiesel tidak mengambil dana (subsidi) pemerintah. Tetapi dari pungutan ekspor sawit dan turunannya dari perusahaan sawit setiap bulan," ujarnya menanggapi tudingan sejumlah kalangan bahwa program biodiesel mengandalkan anggaran pemerintah.

Padahal, lanjutnya, program biodiesel mendapatkan sokongan 100 persen dari pihak swasta yang mengekspor produk sawit dan turunannya. Paulus menjelaskan pihak swasta mempunyai niat baik untuk menggenjot program mandatori biodiesel yang berhenti pada 2014.

Saat itu, program biodiesel berhenti lantaran terjadi defisit perdagangan luar negeri sebagai dampak impor minyak bumi melonjak hingga 5,6 miliar dolar AS, sedangkan perdagangan ekspor hanya 4 miliar dolar AS sehingga terjadi minus perdagangan sekitar 1,6 miliar dolar AS. "Kondisi inlah yang menyebabkan subsidi pemerintah untuk BBN (biodiesel) dari tahun 2014," katanya. 

Di saat yang sama, kondisi industri sawit mengalami masalah dari aspek harga dan permintaan. Harga tandan buah segar (TBS) sawit petani anjlok antara Rp500-Rp600 per kilogram, karena lesunya permintaah minyak sawit di pasar global. Paulus menyatakan atas inisiatif perusahaan sawit/pengekspor bersama pemerintah merancang program pengumpulan dana untuk meningkatkan kembali penerimaan pemerintah, petani sawit dan swasta, menjalankan kembali program BBN-Biodiesel serta program lainnya seperti replanting, riset, dan promosi.

 

BERITA TERKAIT

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…