Kerajingan Akuisisi Lahan - Hanson Anggarkan Capex Rp 500 Miliar

NERACA

Jakarta – Danai akuisisi lahan di Maja dan Serpong, PT Hanson International Tbk (MYRX) tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar. “Visi saya sekali waktu Maja dan Serpong nyambung. Kalau itu nyambung, bebasin sekitar 15.000 hektare. Ini tiga kali BSD," kata Benny Tjokrosaputro, Direktur Utama MYRX di Jakarta, kemarin.

Dia menyatakan, pihaknya akan terus ekspansi lahan dan tak berhenti, sehingga lahan yang dimiliki saat ini akan terus membesar. Saat ini Hanson punya sekitar 3.700 ha dan kedepan akan terus agresif membebaskan lahan dalam mengembangkan bisnis propertinya. Selain itu, lanjut Benny, PT Harvest Time anak usaha dari Hanson Internasional siap menggelar hajatan initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana saham pada kuartal pertama 2018.

Harvest Time mengembangkan proyek residensial Citra Maja Raya di Maja, Banten. Rencana IPO ini, akan menambah panjang jejak anak usaha MYRX yang melantai di bursa saham. Sebelumnya, pada  2017, MYRX mengantarkan anak usahanya, PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY) melantai di bursa. Disebutkan, pihaknya berencana melepas 15% saham PT Harvest Time. Dari hajatan ini, MYRX mengincar dana segar sekitar Rp 300 miliar sampai Rp 500 miliar. "Diperkirakan pakai buku September, jadi sebelum Maret ini listing," kata Benny.

Dalam hajatan ini, IPO Harvest Time menunjuk PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk dan PT Jasa Banda Garta Sekuritas sebagai penjamin emisi. "Dana IPO untuk pengembangan ekspansi. Mayoritas untuk akuisisi ratusan hektare lahan," imbuhnya.

Untuk besaran pastinya, Benny masih belum bisa memastikan. Yang jelas, besarannya akan disesuaikan dengan jumlah dana yang berhasil didapatkan dari IPO. Akuisisi lahan akan dilakukan pada lahan di sekitar lokasi yang ada saat ini. Benny menyebutkan, hal yang sama juga dilakukan pada ARMY. Di mana sebagian besar dana IPO anak usaha MYRX itu, digunakan untuk akuisisi lahan.

Dia mengaku, sebelum IPO ini, MYRX memiliki hak kepemilikan 80% terhadap Harvest Time. Sedangkan sisanya, dimiliki oleh partner yang bersifat perorangan. Pihaknya, memutuskan menjaring dana melalui mekanisme pasar modal, pasalnya, untuk dana segar lewat pinjaman perbankan dinilai sulit. "Pokoknya, prinsip perusahaan properti enggak pernah small is beautiful. Tapi, the bigest is beautiful," lanjutnya.

Benny menilai, sektor properti pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Ada beberapa sentimen yang mempengaruhi, diantaranya efek pemangkasan pajak oleh pemerintah Amerika Serikat. Bila terjadi pemangkasan pajak, diharapkan konsumsi Amerika Serikat juga bertumbuh. Hal itu, secara langsung akan mempengaruhi perekonomian negara berkembang. Sebab, jika konsumsi Amerika Serikat bertumbuh bisa menggerakan industri. "Industri jalan, maka supply bahan baku jalan. Maka Indonesia menikmati kenaikan harga dan konsumsi di Indonesia naik," katanya.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…