Pencegahan Kanker Serviks Dengan Vaksin

Kanker serviks menjadi salah satu penyakit mematikan yang mengintai banyak perempuan. Dampak fatal dari kanker, seperti disampaikan sejumlah dokter, bisa diminimalisir jika mereka mau melakukan screening sejak dini, seperti pap smear dan tes IVA.

Namun, meski sadar akan bahaya kanker serviks, perempuan Indonesia masih enggan melakukan screening. Padahal, angka kematian dalam sehari akibat kanker serviks mencapai 26 jiwa. Artinya, setiap satu jam, satu perempuan meninggal. "Untungnya kanker serviks bisa dicegah dengan vaksin, tapi itu, hanya kanker serviks," ungkap Profesor Andrijono, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI).

Penularan virus HPV memang tak seperti virus flu yang langsung menimbulkan gejala. Namun, melihat jumlah penderitanya yang semakin meningkat, seharusnya vaksinasi HPV bisa didorong menjadi program nasional layaknya vaksinasi campak dan difteri.

Irma Chaniago dari Komisi IX yang lingkungan kerjanya mencakup kesehatan menuturkan, pihaknya telah mendorong Kementerian Kesehatan untuk memberikan perhatian lebih akan persoalan ini. "Kami meminta agar program (vaksinasi HPV) bisa jadi program nasional," katanya dalam kesempatan serupa.

Kendati belum ditindaklanjuti sebagai program nasional, Komisi IX bekerjasama dengan Kemenkes menginisiasi pilot project vaksinasi HPV di tiga lokasi yakni Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Andrijono menjelaskan, Indonesia terdapat dua jenis vaksin yakni bivalent dan quabrivalent. Dalam pilot project kemarin menggunakan bivalent. Vaksinasi dilakukan pada siswi kelas 5 SD atau usia 10 tahun.

"WHO menyarankan vaksin usia 11-12 tahun, tapi kita ambil 10 tahun karena ternyata perempuan menikah di bawah 19 tahun ada 45 persen (data Riskesdas 2010). Kalau kita vaksin waktu SMA, bisa kecolongan" tambahnya.

Tahun ini proyek serupa akan digalakkan di dua kota tambahan yakni Makassar dan Manado. Andrijono berharap vaksinasi dapat menjadi program nasional sehingga harga vaksin dapat ditekan. Vaksinasi secara mandiri, katanya, dapat dilakukan di rumah sakit. "Sekali vaksin bisa sekitar Rp850 ribu. Vaksinasi dilakukan tiga kali, dua bulan kemudian, dan vaksin lagi 6 bulan kemudian. Bagi yang sudah menikah, disarankan screening dulu," katanya.

Kanker mulut dan rahim atau kanker serviks memang jadi pembunuh kedua bagi wanita Indonesia setelah kanker payudara. Kanker serviks disebabkan oleh virus yang disebut Human Papillomavirus (HPV).

Selama ini, publik mengetahui virus HPV mampu menular lewat hubungan seksual saja. Namun, menurut Profesor Andrijono, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), virus bisa menghuni dan menular melalui mulut dan tangan. "Kami pernah meneliti pada pasien kanker serviks, mulutnya positif (terdapat virus HPV). Transmisinya dari mana? Dari tangan," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, rumah sakit selalu menyediakan cairan disinfektan di setiap sudut ruangan. Setiap penghuni rumah sakit atau pengunjung bisa membersihkan tangan setiap pasca kunjungan ke pasien agar terbebas dari kuman penyakit termasuk virus HPV."Pernah ada dokter dari Inggris sampai meneliti gagang pintu (rumah sakit). Di situ juga ada virus HPV," ujarnya.

Sebenarnya, virus HPV 70-80 persen bisa mati jika daya tahan tubuh bagus. Hanya sekitar 4 persen kemungkinan menjadi kanker serviks. Andrijono pun menyarankan agar para wanita melakukan vaksinasi HPV. Vaksin HPV dibuat dari kulit atau cangkang virus kemudian dibuat sintesisnya. "Zat aktif vaksin tidak dibuat dengan melemahkan atau mematikan virus sehingga bisa menimbulkan kekebalan dan tak perlu khawatir," tambahnya.

Vaksinasi HPV pun perlu dilakukan pada pria. Pasalnya, pria tak hanya sebagai pembawa virus tapi juga bisa terinfeksi. Pada pria, virus HPV bisa menimbulkan kanker dubur, kanker penis dan kanker mulut."Di Australia, laki-laki umur 9-26 tahun wajib ikut vaksinasi nasional untuk mencegah infeksi HPV," kata Andrijono.

BERITA TERKAIT

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…