Pasar Modal Masih Tahan Banting - Shutdown di Amerika Tidak Goyahkan Rekor IHSG

NERACA

Jakarta – Sentimen global memberikan sentimen besar terhadap industri pasar modal di tanah air, lantaran kebanyakan investor tidak hanya didominasi investor lokal juga investor asing. Maka tidak heran, begitu ada kebijakan yang dinilai mempengaruhi pasar langsung direspon reaktif pelaku pasar dengan mengamankan dananya untuk keluar dari pasar.

Namun untuk shutdown atau penghentian sementara operasional pemerintahan yang terjadi di Amerika Serikyat, pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai tidak berdampak negatif pada industri pasar modal domestik.”Itu bukan sesuatu yang baru, AS pernah mengalami 'shutdown' pada 2013 lalu, dan IHSG tetap mencatatkan kenaikan,”kata Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Senin (22/1).

Dia menambahkan bahwa secara historis, shutdown pemerintahan di Amerika Serikat tidak berlangsung lama sehingga dampaknya tidak akan besar terhadap pasar modal domestik.”Kami rasa shutdown AS paling lama 18 hari," ucapnya.

Shutdown merupakan konsekuensi dari adanya ketidaksepakatan antara Presiden dan Kongres dalam penyusunan anggaran Negara khususnya terkait pembiayaan. Adapun departemen yang akan terkena efek penutupan sementara setidaknya Departemen Perdagangan, NASA, Departemen Ketenagakerjaan, Departemen Perumahan dan Departemen Energi.

Hal senada juga disampaikan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Hamdi Hassyarbaini bahwa "shutdown" pemerintahan di Amerika Serikat tidak akan memberikan dampak negatif bagi pasar modal selama sifatnya jangka pendek.”Waktu pemerintahan AS di pimpin Barack Obama pernah terjadi juga, selama 14 hari dan bursa kita baik-baik saja, namun kalau sampai berbulan-bulan mungkin baru ada dampaknya," katanya.

Tengok saja, mengakhiri perdagangan saham di BEI Senin (22/1) awal pekan kmarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali ditutup mencatatkan rekor baru lagi ke posisi 6.500,52 poin seiring optmisme investor terhadap ekonomi nasional. IHSG BEI ditutup menguat 9,63 poin atau 0,14% menjadi 6.500,52. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,60 poin (0,14%) menjadi 1.101,79.

Berdasarkan data BEI, level penutupan IHSG tertinggi sebelumnya yakni pada Jumat, 19 Januari 2017 yang berada di posisi 6.490,89 poin.”IHSG masih mampu bertahan di area positif sehingga kembali mencatatkan rekor baru lagi meskipun terjadi aksi jual oleh investor asing," kata analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada.

Berdasarkan data BEI, investor asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar saham domestik sebesar Rp283,57 miliar pada awal pekan. Reza mengatakan bahwa pergerakan IHSG yang positif itu seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia, terutama minyak mentah, situasi itu kembali memicu investor di dalam negeri melakukan akumulasi beli terhadap saham-saham berbasis komoditas.

Di sisi lain, lanjut dia, ekonomi nasional yang kondusif turut memberikan harapan positif bagi kinerja emiten ke depannya. Investor optimistis, kinerja emiten akan terus tumbuh ke depannya.”Namun, investor diharapkan tetap waspada aksi ambil untung yang memanfaatkan kenaikan IHSG sebelumnya," katanya.

Sementara itu, analis Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya menambahkan bahwa IHSG yang melanjutkan kenaikan menunjukkan optimisme investor yang tinggi terhadap ekonomi nasional sehingga terus melakukan investasi di pasar modal.”Kondisi perekonomian yang stabil menjadi daya tarik bagi pelaku pasar saham," kata William Surya Wijaya.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 390.818 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10,889 miliar lembar saham senilai Rp9,380 triliun. Sebanyak 197 saham naik, 151 saham menurun, dan 130 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan. Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei dtutup naik 8,27 poin (0,03%) ke 23.816,33, indeks Hang Seng menguat 138,52 poin (0,43%) ke 32.393,41 dan Straits Times menguat 19,07 poin (0,54%) ke posisi 3.569,43.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat 4,48 poin atau 0,06% menjadi 6.495,389. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,14 poin (0,10%) menjadi 1.101,33. Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere, mengatakan pandangan investor terhadap ekonomi nasional yang kondusif masih menjadi salah satu faktor positif bagi pergerakan IHSG.”Pernyataan Bank Indonesia yang meyakini resiliensi perekonomian Indonesia kian membaik menjaga optimisme pasar," kata Nico.

 

 

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…