Rambah Bisnis Susu dan Percetakan - Geliat Bisnis MDRN Keluar Dari Ketimpangan

NERACA

Jakarta – Setelah gagal dalam mengembangkan bisnis 7-Eleven (Sevel), PT Modern Internasional Tbk (MDRN) terus berupaya mencari peluang bisnis baru selain sektor properti. Namun jalan mulus pemilik gerai Sevel ini tidak sesuai harapan. Pasalnya, rencana perseroan memulai bisnis peternakan sapi dan pengolahan susu belum mendapatkan izin dari regulator.

Komisaris MDRN, Donny Sutanto mengatakan, pembentukan anak usaha untuk memulai bisnis baru tersebut masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Nantinya, pembentukan entitas usaha anyar tersebut bakal ditempuh melalui jalur akuisisi PT Nusantara Agri Sejati (NAS) dengan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK).”Masih menunggu putusan," katanya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menyebutkan, aksi anorganik berupa mengembangkan bisnis baru dengan mengakuisisi perusahaan sejatinya merupakan satu kesatuan dari upaya untuk keluar dari ketimpangan akibat gagalnya salah satu entitas usaha MDRN, PT Modern Sevel Indonesia dalam mengelola gerai waralaba Sevel. Jika rencana perusahaan berjalan lancar, MDRN juga bakal mendapat tambahan aset dari NAS yang dapat digunakan untuk menutupi kewajiban ke beberapa kreditur.

Selain itu, perseroan bakal fokus mengembangkan bisnis mesin fotokopi dan percetakan. Adapun, bisnis tersebut akan dikembangkan melalui anak usahanya yang bernama PT Modern Data Solusi Digital dengan merek Ricoh. Untuk mengembangkan bisnis tersebut, MDRN tengah mencari pendanaan. Salah satu strategi yang bakal dilakukan oleh perseroan adalah melakukan penjualan aset dengan nilai lebih dari 50% dari kekayaan perseroan.

Kata Donny Sutanto, selama ini bisnis fotokopi yang dijalankan perseroan melalui anak usahanya itu berjalan cukup baik, tetapi tidak mendapatkan sokongan dana yang maksimal untuk dikembangkan. Namun rencana MDRN menjual aset untuk mendanai bisnis baru dan  juga untuk melunasi utang-utangnya ke sejumlah kreditur tampaknya masih belum dapat direalisasikan. Hal ini karena opsi penjualan aset tidak mendapat restu dari pemegang saham. Padahal, salah satu agenda rapatnya adalah persetujuan untuk menjual 50% atau lebih dari kekayaan bersih.”RUPSLB tidak kuorum,"kata Donny.
Sebagai gambaran, Ricoh adalah bisnis mesin fotokopi yang dikelola melalui anak perusahaan MDRN bernama PT Modern Data Solusi Digital. Donny menyebut, pada tahun lalu, kontribusi pendapatan Ricoh terhadap total pendapatan perusahaan masih terbilang kecil, yakni di angka 10%. Nantinya, lanjut Donny, perusahaan bakal fokus pada pengembangan after sales services yang mencakup kebutuhan teknisi di berbagai cabang.

Tak hanya fokus pada pengembangan bisnis mesin fotokopi dan percetakan, melalui penjualan aset, perusahaan juga ingin mengurangi total kewajiban dan utang bank. Sayangnya, Donny tidak menyebut target penurunan utang secara pasti pada tahun ini. Dia menyebut, tahun 2017 hingga 2018 merupakan tahun restrukturisasi. Dengan begitu, perusahaan bakal fokus melakukan pengembangan bisnis Ricoh untuk mendulang pendapatan untuk bisa sesegera mungkin menekan kewajiban yang ada. "Kita ingin cepat, tetapi semua ada jadwalnya dan persetujuan bersama. Intinya kita ingin menyelesaikan semuanya, salah satu pendanaannya dengan penjualan aset," ujar Donny.

Mengutip laporan keuangan perusahaan periode Januari hingga Juni 2017, liabilitas perusahaan tercatat mencapai Rp 1,4 triliun atau naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka Rp 1,3 triliun. Menurut Donny, perusahaan sudah melakukan pelunasan kepada salah satu pihak, yakni Bank CIMB Niaga. Disebutkan, PT Bank CIMB Niaga telah melakukan pengambilalihan agunan atas aset tanah dan bangunan milik perseroan, yang merupakan jaminan dari pinjaman perseroan dan entitas anak dalam hal ini PT Modern Sevel Indonesia. Adapun, agunan aset tanah dan bangunan yang diambil alih tersebut adalah sebesar Rp 124 miliar.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…