Ekonomi Global Membaik Ditandai dengan Surplusnya Neraca Perdagangan

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kinerja sektor perdagangan nasional yang membaik dan tercatat surplus terpengaruh oleh pulihnya kondisi perekonomian global. "Kalau ekonomi dunia membaik, perdagangan juga membaik. Tapi, kalau ekonomi dunia tidak membaik, perdagangan juga tidak akan membaik," kata Darmin di Jakarta, Rabu (17/1).

Darmin menambahkan momentum pulihnya situasi perekonomian dunia ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor yang sudah memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi sejak awal 2017. Mengenai neraca perdagangan pada Desember 2017 yang tercatat defisit, Darmin tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut karena defisit lebih banyak dipengaruhi oleh sektor migas. "Defisit lebih banyak urusannya karena migas, apa dia akan naik terus sendiri, belum tahu kita," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 mengalami defisit 0,27 miliar dolar AS, yang dipicu dari defisit sektor migas 1,04 miliar dolar. Namun, neraca perdagangan sektor nonmigas surplus sebesar 0,77 miliar dolar AS. Dari sisi volume perdagangan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 34,03 juta ton pada Desember 2017. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca sektor nonmigas 34,90 juta ton. Namun, neraca volume perdagangan sektor migas defisit 0,87 juta ton.

Meski pada Desember terjadi defisit, namun secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada 2017 mengalami surplus sebesar 11,84 miliar dolar AS dibandingkan dengan total surplus pada 2016 sebesar 9,53 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan itu dipengaruhi oleh surplus sektor non migas sebesar 20 miliar dolar AS, meski terdapat defisit sebesar 8,56 miliar dolar AS pada sektor migas.

Surplus neraca perdagangan pada 2017 menunjukkan level tertinggi sejak 2013 dan 2014 yang mengalami defisit, kemudian kembali surplus pada 2015 dan 2016. Neraca perdagangan Indonesia surplus terhadap tiga negara, yakni India, Amerika Serikat dan Belanda, sedangkan defisit terjadi pada Tiongkok, Thailand dan Australia.

Bank Indonesia memperkirakan neraca perdagangan di 2018 akan terus membaik seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi. Dengan demikian kinerja neraca perdagangan akan tetap positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan. “Perkembangan tersebut akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja transaksi berjalan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman.

Meskipun begitu, pemerintah diminta untuk segera mengantisipasi tren kenaikan harga minyak dunia yang saat ini sudah di atas asumsi makro dalam APBN 2018 melalui Indonesian crude price (ICP) sebesar US$48 per barel. Tak hanya bagi perekonomian domestik, fluktuasi harga minyak juga berpengaruh pada kinerja perdagangan dunia, terutama sektor minyak dan gas bumi (migas). Maka dari itu, diperlukan kombinasi dalam struktur perdagangan nasional terutama dari sektor nonmigas.

Pengamat ekonomi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal berpendapat, untuk mengantisipasi harga minyak dunia yang terus melonjak diperlukan perubahan struktur ekspor yang tidak lagi berbasis komoditas, melainkan pengolahan. Pasalnya, harga minyak cenderung berfluktuasi sehingga berpotensi kembali turun. “Tetapi perubahan struktur ekspor membutuhkan kebijakan jangka panjang yang mencakup seluruh kebijakan ekonomi, termasuk kepastian dan kemudahan investasi. Kebijakan perdagangan juga harus suportif untuk pengembangan industri yang diperlukan,” pungkasnya.

 

BERITA TERKAIT

Sadari Dampak Negatif Internet, Jadilah Anak Muda Bertanggung Jawab

Sadari Dampak Negatif Internet, Jadilah Anak Muda Bertanggung Jawab NERACA Malang - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian…

Lembaga Rating Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

    NERACA   Jakarta - Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada…

Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

    NERACA   Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Sadari Dampak Negatif Internet, Jadilah Anak Muda Bertanggung Jawab

Sadari Dampak Negatif Internet, Jadilah Anak Muda Bertanggung Jawab NERACA Malang - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian…

Lembaga Rating Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

    NERACA   Jakarta - Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada…

Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

    NERACA   Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan…