Indonesia Peringkat dua Penderita TBC

Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek mengatakan saat ini Indonesia menduduki peringkat nomor dua terbanyak penderita tuberkulosis atau TBC setelah India. Nila meminta seluruh pemangku kepentingan di bidang kesehatan turut sungguh-sungguh berupaya menurunkan angka penderita TBC di Indonesia."Saat saya pergi ke beberapa negara, saya ditegur, kenapa banyak warga Indonesia yang terkena TBC, seperti TKI di Malaysia, terpaksa harus dipulangkan karena TBC," kata Nila seperti dikutip Antara.

Nila menilai kondisi itu perlu mendapat perhatian serius dari seluruh pihak terkait untuk segera mengatasinya, bukan hanya pada pasien yang masuk rumah sakit, tetapi juga harus dilakukan intervensi sampai ke keluarganya. "Begitu ada pasien TBC masuk rumah sakit, hampir bisa dipastikan anggota keluarga lainnya juga akan terkena penyakit tersebut, selanjutnya akan segera bergiliran anggota keluarga tersebut dirujuk ke rumah sakit," kata Nila.

Nila mengatakan pencegahan bisa dilakukan antara lain dengan melakukan kunjungan secara rutin ke rumah masyarakat guna memastikan bahwa tempat tinggal mereka memiliki sanitasi yang baik sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan.

Selain itu, tambah dia, perlu dilakukan pemetaan masalah di masing-masing daerah untuk memastikan penyakit-penyakit apa yang kini berkembang di daerah.Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, adalah penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis.

Penyakit ini ditularkan dari penderita TB aktif yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini. TB termasuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian di dunia. Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia termasuk dalam 6 besar negara dengan kasus baru TB terbanyak. Baru-baru ini WHO menetapkan Indonesia sebagai negara dengan penderita tuberkulosis (TBC) terbanyak kedua di dunia, di bawah India. Pada 2016, kasus TBC baru di Indonesia mencapai lebih dari 1 juta penderita.

Jumlah penderita tuberkulosis ini dapat terus bertambah mengingat penularan TBC cukup mudah melalui udara. TBC dapat menyebar saat penderita mengeluarkan percikan dahak yang mengandung kuman Mycobacterium Tubercolosis terhirup oleh orang lain. Lalu, bagaimana cara mengenali, mencegah dan mengobati TBC?

Tuberkulosis merupakan kuman yang dapat menyerang seluruh organ tubuh kecuali kuku dan rambut. Namun, 85 persen kuman TBC menyerang paru-paru. "Bisa menyerang otak, ke jantung, ginjal, dan semua organ. Tapi 85 persen ke paru-paru," kata Erlina Burhan, dokter spesialis paru dalam acara bincang kesehatan tentang TBC #PeduliKitaPeduliTBC di Klinik JRC, Jakarta, Selasa (16/1).

Lebih jauh, Erlina mengatakan ada beberapa cara untuk mengenali TBC Paru-paru. Di antaranya, sebagai berikut:

1. Batuk berdahak lebih dari 2 minggu

Bakteri TBC yang menyerang paru-paru akan membuat penderitanya batuk berdahak lebih dari dua pekan. Batuk ini membuat penderita tak nyaman menjalankan aktivitas. TBC yang menyerang anggota tubuh lain akan berpengaruh langsung terhadap organ tersebut seperti menimbulkan rasa nyeri dan sakit.

2. Sesak napas

TBC yang menyerang paru-paru, lama-lama akan membuat organ pernapasan itu rusak sehingga membuat penderita kesulitan bernapas. Penderita bakal mengalami sesak napas.

3. Batuk darah

Saat organ paru semakin parah, kuman TBC akan menyerang pembuluh darah di sekitar paru-paru. Ketika pembuluh darah pecah, penderita akan mengeluarkan darah saat batuk.

4. Demam sedang yang hilang-timbul

Gejala umum lainnya adalah demam yang tak terlalu tinggi namun kerap hilang dan timbul kembali. "Deman yang hilang timbul, demam-deman yang tidak jelas apa penyebabnya," kata Erlina.

5. Nafsu makan berkurang

Penderita TBC akan mengalami penurunan nafsu makan yang berdampak pada berkurangnya berat badan.  Lalu,  bagaimana mencegahnya? Menurut Erlina, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena penyakit TBC Paru.

1. Hindari kontak dengan penderita TBC

Sebisa mungkin hindari kontak dengan penderita batuk khususnya TBC. Meski demikian, jangan sampai mendiskriminasi para penderita.

2. Gunakan Masker

Selalu sediakan masker saat berada di tempat umum terutama dalam ruangan tertutup seperti bus, pesawat, kereta api, dan mal. Masker dapat mencegah penyebaran kuman TBC.

3. Ventilasi atau saluran udara yang baik

Ventilasi dan saluran udara yang baik dapat menghambat penyebaran kuman TBC. Bakteri tersebut dapat berkembang biak di lingkungan yang lemban. Bakteri TBC juga bisa mati jika terkena cahaya matahari langsung.

4. Menjaga daya tahan tubuh

Sistem imun yang rendah membuat penularan TBC akan semakin mudah. Hindari gaya hidup yang dapat membuat daya tahan tubuh menurun seperti merokok dan begadang. Tingkatkan daya tahan tubuh denagn istirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi.

5. Pemeriksaan

Jika terpapar dengan pasien TBC segera lakukan pemeriksaan untuk mencegah penularan.

Pengobatan TBC

Tuberkulosis merupakan penyakit yang bisa disembuhkan total jika diobati dengan benar. Semakin cepat TBC terdeteksi pengobatan akan semakin baik. Pemeriksaan TBC saat ini sudah tersedia di beberapa puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia. Pengobatan TBC akan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah."Harus diperiksa ke puskesmas, ke rumah sakit dan sudah gratis, obatnya pun gratis. Nanti akan diobati sampai selesai," tutur Erlina, yang bekerja di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan.Ketika sudah didiagnosis TBC, pasien mesti mengikuti semua prosedur dengan teratur dalam waktu yang lama. Pengobatan TBC membutuhkan waktu hingga enam bulan

BERITA TERKAIT

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

Bolehkah Anak Terkena Diabetes untuk Berpuasa?

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

Bolehkah Anak Terkena Diabetes untuk Berpuasa?

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…