Ulah Permainan Kartel?

Kenaikan harga beras medium belakangan ini hingga melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, ternyata banyak menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak. Seharusnya harus beras naik menurut teori, ya menguntungkan petani. Tetapi kenyataannya, siklus kenaikan harga beras yang tidak normal ini selalu merugikan petani.

Apabila memperhatikan kecenderungan kenaikan harga beras medium sejak November 2017 semula Rp 9.500 per Kg merangkak berfluktuasi Rp 300-Rp 500 per kg hingga mencapai kisaran Rp 10.500-Rp 11.500 per Kg, bahkan harga beras premium sudah mencapai level Rp 13.000 per Kg.

Hal ini jelas telah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per Kg sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 57/2017, untuk harga beras medium di wilayah Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan. Padahal stok beras Bulog sangat cukup hingga masa puncak panen Maret-April 2018, yakni sebanyak 930.000 ton. Adapun hasil panen sepanjang Januari 2018 diperkirakan mencapai 300.000 ton. Bahkan, selama periode panen raya Maret-April 2018 diperkirakan hasilnya mencapai 4,9 ton. Lalu mengapa harga beras tetap melonjak naik?

Menurut Guru Besar IPB Dwi Andreas Santosa, kenaikan harga beras mengikuti peningkatan harga gabah di sejumlah daerah. “Kami ikut memantau dari jaringan di 84 kabupaten/kota, kisaran harga gabah kering panen mencapai Rp5.200-Rp6.000.”

Kalau harga gabah itu dikonversi ke kering giling harganya mencapai Rp7.000. Itu naik sekitar 25%, yang kemudian menyebabkan harga beras jenis medium ada yang mencapai Rp11.000 di Pasar Induk Cipinang. Di pasaran pasti lebih tinggi lagi, itu rekor nasional baru. Diperkirakan gejolak harga beras akan terjadi sampai awal Maret 2018, dan meminta agar pemerintah segera mengantisipasinya.

Itu sebabnya Wapres Jusuf Kalla saat memimpin rapat kabinet terbatas kemarin mengancam jika dalam satu dua hari ke depan harga beras tetap naik, maka pemerintah terpaksa mengimpor beras untuk menstabilkan harga. Pemerintah memperkirakan kurangnya pasokan beras ke pasar akibat menurunnya produksi di tahun lalu. Adapun penurunan produksi disebabkan berbagai gangguan hama antara lain wereng batang coklat.

Namun, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gatot Irianto, memastikan produksi beras tidak berkurang dan stok di Bulog hampir 1 juta ton, cukup sampai panen raya yang dimulai pada Februari mendatang, sehingga pemerintah seharusnya tidak akan melakukan impor. “Beras yang ada di beras bulog itu cukup untuk lebih dari tiga bulan. Artinya sebentar lagi kan panen raya sehingga tak ada argumen sedikitpun harga beras naik,” ujarnya.

Adalah Satgas Pangan Polri untuk segera menyelidiki kemungkinan adanya spekulan yang menimbun beras. Karena melihat pola kenaikan harga beras saat ini, mirip dengan kondisi kenaikan harga beras pada Februari 2015. Saat itu para penguasa beras swasta, alias kartel, menyembunyikan beras menjelang panen. Sehingga barang di pasar menghilang, lalu harga merangkak naik. Ketika harga sudah naik, lalu barang itu dilepas ke pasar, sehingga para kartel mendapat untung. Setelah pasar diguyur beras, harga kembali turun, bahkan melampaui harga awal hingga panen.

Pada masa panen petani dengan sangat terpaksa menjual produksi berasnya dengan harga yang rendah. Kembali para kartel dapat menumpuk gudang berasnya dengan hasil pembelian yang murah. Begitu seterusnya para kartel memainkan harga beras, hingga ketika harga naik mereka untung, dan ketika harga turun, untung lagi. Para kartel selalu mendapatkan keuntungan ganda. Mafia kartel biasanya beroperasi di sekitar pasar induk Cipinang, di lokasi kantung panen padi di seluruh Indonesia.

Kita tentu menunggu janji Kapolri Jenderal Tito Karnavian, bahwa Satgas Pangan tengah mengecek kembali stok beras nasional, suplai sampai harga. Langkah ini untuk memastikan apa penyebab kenaikan harga beras belakangan ini.

Yang penting koordinasi antara Kemendag, Kementan, Bulog dan Polri harus berjalan harmonis dan seirama dalam melakukan pengecekan stok beras medium sampai ke daerah.  Apakah suplai bermasalah atau tidak atau distribusinya. Kita tunggu hasil kerja tim Satgas Pangan jika terbukti ada permainan kartel beras.

 

BERITA TERKAIT

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

Kedewasaan Berdemokrasi

Masyarakat dan segenap elemen bangsa Indonesia saatnya harus menunjukkan sikap kedewasaan dalam menjunjung tinggi asas serta nilai dalam berdemokrasi di…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

Kedewasaan Berdemokrasi

Masyarakat dan segenap elemen bangsa Indonesia saatnya harus menunjukkan sikap kedewasaan dalam menjunjung tinggi asas serta nilai dalam berdemokrasi di…