NERACA

Jakarta – PT Pmeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan kembali peringkat idA untuk PT Siantar Top Tbk (STTP) dan Obligasi Berkelanjutan I/2016 dengan outlook peringkat stabil. Informasi tersebut disampaikan Pefindo dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Peringkat ini mencerminkan posisi perusahaan yang kuat di pasar makanan ringan domestik, diversifikasi penjualan, serta proteksi arus kas yang di atas rata-rata. Namun peringkat dibatasi oleh kompetisi yang ketat pada pasar makanan kemasan, adanya risiko terkait ekspansi bisnis yang dibiayai oleh utang, dan eksposur terhadap fluktuasi biaya bahan baku.

Peringkat dapat dinaikkan jika STTP mampu secara signifikan memperkuat posisi pasar di industri dengan ekspansi bisnis yang sukses dan juga meningkatkan kinerja keuangannya. Sebagai informasi, tahun ini perseroan akan perbesar pasar ekspor karena potensinya yang cukup menjanjikan. Tengok saja pencapaian penjualan ekspor Siantar Top meningkat 169% hingga kuartal III-2017 dibanding periode sama di tahun sebelumnya.

Saat ini, pasar ekspor baru berkontribusi sebesar 10% dari total penjualan. Adapun mayoritas sebesar 90% adalah pasar domestik. Oleh karena itu, pada tahun ini perusahaan menargetkan pengembangan ekspor akan dilakukan ke semua negara Asia dengan populasi padat, Timur Tengah, Australia dan Afrika. Direktur Utama Siantar Top, Pitoyo pernah bilang, penjualan tahun ini diproyeksikan tumbuh berkisar 15%-20%. Hal ini dikarenakan stabilitas keamanan dan politik yang baik pada saat Pilkada.

Dirinya juga menyampaikan optimistis penyelenggaraan Pilkada 2018 tidak akan memengaruhi kinerja dan pertumbuhan perseroan. Walaupun porsi ekspor masih minoritas, namun perseroan akan mengembangkan penjualan produk ke semua negara di Asia dengan jumlah penduduk yang banyak.

Pada tahun ini, perseroan akan mengembangkan anak perusahaan dan mengalokasikan sebesar Rp50 miliar. Sebab, pada 2018 perseroan akan fokus mengoptimalkan idle dari utilitas yang ada karena tahun sebelumnya perseroan sudah banyak investasi, seperti di kopi dan biskuit modern.”Tetapi tidak menutup kemungkinan di awal tahun atau pertengahan tahun 2018, potensi untuk dikembangkan kami akan mencadangkan investasi," ujarnya.

Sampai dengan akhir tahun 2017 kemarin, proyeksi pertumbuhan penjualan perseroan sekitar 10%. Penjualan untuk periode Natal dan menjelang Tahun Baru 2018 secara tren meningkat. Tercatat sampai dengan kuartal III-2017, penjualan STTP mencapai Rp 2,09 triliun meningkat dibandingkan periode sebelumnya di 2016 yang sebesar Rp 1,92 triliun. Dari sisi laba bersih juga tercatat tumbuh 61,1% dari Rp 103,39 miliar menjadi Rp 166,57 miliar.

Selain kembangkan pasar ekspor dan pemerataan produk melalui channel distributor pasar tradisional dan modern,  tahun depan perusahaan ini akan mengoperasikan taman hiburan seluas 7 hektare (ha) yang menyedot investasi mencapai Rp 600 miliar.