Gandeng Kontraktor - Vale Gali Potensi Lumbung Nikel di Sulawesi

NERACA

Jakarta – Memanfaatkan kembali pulihnya harga batu bara, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terus perbanyak produksi tambang dan tak heran eksplorasi perseroan tidak pernah bernti dan terus berlanjut. Adapun fokus eksplorasi saat ini adalah daerah-daerah di dalam karya dengan memakan biaya sekitar US$ 604,202. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan bahwa daerah eksplorasi tersebut terdiri atas Blok Sorowako Outer Area, Blok Sorowako di Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan, dan Blok Bahodopi di Kabupaten Morowali Sulawesi tengah. Vale menggunakan jasa pihak ketiga, yakni kontraktor untuk eksplorasi. Metode yg digunakan adalah core drilling HQ-3, untuk beberapa blok. Selain itu diterapkan pula metode pengeboran Auger dan Quarry untuk beberapa blok lainnya. Adapun hasil pengujian sedang dalam proses penghitungan cadangan dengan metoda block modeling di Sorowako.

Rencana selanjutnya, Vale masih akan melanjutkan pengeboran di blok Sorowako dan Patea, blok Sorowako Outer Area, dan blok Bahodopi. Menurut manajemen, seluruh aktivitas pengeboran dan pengambilan data Geofisika direncanakan untuk mendapat profil laterit yang lengkap. Sebagai informasi, per September 2017 Vale membukukan penjualan sebesar US$ 448,71 juta. Sementara Vale masih mencatat kerugian sebesar US$ 19,63 juta di periode sam. Arus kas perusahaan ini tercatat sebesar US$ 128,32 juta.

Sebagai informasi, hingga September 2017 kemarin, perseroan bukukan pendapatan sebesar US$448,70 juta atau naik jika dibandingkan dengan pendapatan US$405,45 juta di periode sama tahun sebelumnya. Disebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi US$459,18 juta dari US$394,92 juta membuat rugi bruto diderita US$10,47 juta usai meraih laba bruto US$10,53 juta tahun sebelumnya.

Rugi usaha naik menjadi US$22,95 juta dari rugi usaha tahun sebelumnya yang US$558 ribu dan rugi sebelum pajak penghasilan naik menjadi US$28,98 juta dari rugi sebelum pajak US$7,47 juta tahun sebelumnya. Rugi periode berjalan mencapai US$19,62 juta naik dari rugi periode berjalan hingga September 2016 yang US$7,02 juta. Namun jika dibandingkan triwulan ketiga 2017 dengan triwulan kedua 2017 performa perusahaan mengalami peningkatan dimana triwulan ketiga 2017 perseroan mencatat pendapatan US$156,82 juta naik dari US$147,94 juta di triwulan kedua 2017.

Kemudian laba bruto juga diraih US$7,51 juta dari rugi bruto US$15,54 juta dan laba usaha diraih US$4,42 juta usai mencatat rugi usaha US$21,32 juta di triwulan kedua 2017. Asal tahu saja, performance kinerja keuangan INCO belum lepas dari rugi. Tengok saja, di kuartal dua kemarin, emiten tambang ini membukukan kerugian sebesar US$15,3 juta atau sekitar Rp199 miliar akibat menurunnya harga nikel.

Direktur Keuangan Vale Indonesia, Febriany Eddy pernah bilang, perusahaan merugi karena harga nikel anjlok, paling tidak 25% produsen nikel di dunia beroperasi dengan arus kas negatif. “Kami masih dapat mempertahankan arus kasnya, walaupun membukukan rugi pada enam bulan pertama tahun ini," papar Febriany.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…