NERACA
Jakarta – Sejak dirilisnya aturan soal penerbitan efek bersifat utang berwawasan lingkungan atau lebih dikenal green bond pada akhir tahun 2017 kemarin, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan ada dua perusahaan yang telah menunjukkan minatnya untuk menerbitkan instrumen yang dikenal dengan green bond ini.”Yang datang ini baru sounding nanya-nanya. Saya anggap ini tertarik. Yang datang ke saya ada dua,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen di Jakarta, kemarin.
Meski demikian Hoesen belum bisa merinci siapa saja dua perusahaan tersebut. Yang jelas menurutnya para peminat itu, belum pernah sekalipun menerbitkan obligasi. Lebih lanjut Hoesen menjelaskan, peminat green bond dapat datang dari perusahaan-perusahaan yang bisnisnya berkaitan dengan lingkungan hidup.“Lebih ke konservasi alam, perkebunan, kehutanan. Itu kaitannya nanti, pemanfaatannya mungkin energi. Saya belum tau nanti bisnis modelnya seperti apa,” tutur Hoesen.
Menyoal insentif, Hoesen bilang akan ada insentif nantinya. Adapun lazimnya, permintaan yang datang dari calon penerbit green bond adalah insentif pajak. Hoesen belum bisa menyampaikan berapa besar insentif pajak nantinya. Menurutnya, OJK juga belum mengajukan secara resmi sekma insentif pajak ini pada pihak terkait.
Sebagai informasi, 29 Desember 2017 lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan aturan terkait penerbitan green bond. Reguasi ini tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan. Green Bonds sendiri ialah obligasi yang memenuhi unsur environment sustainable, atau yang menerapkan tentang lingkungan hidup.
Wakil Ketua Komisioner OJK, Nurhaida pernah bilang, OJK telah memiliki ketentuan yang mengharuskan perusahaan go public untuk mengutamakan dampak lingkungan dalam usahanya. Dalam Ketentuan itu, mereka harus mencantumkan disclose di prospektus atau lembar fakta pada saat mereka melakukan penawaran umum waktu IPO.’Sebetulnya konsep peduli tentang lingkungan sudah ada sejak lama dan terutama di pasar modal karena itu tadi di prospektus mereka harus ungkap. Nah ini sejalan dengan perkembangan di tingkat regional maupun global, karena ada kesepakatan-kesepakatan di level internasional untuk kemudian meningkatkan peduli lingkungan,”jelasnya.
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…
NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…
NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…