Moral vs Regulasi Ekonomi

Isu kemiskinan umumnya merupakan isu jangka panjang. Menurut penelitian ahli manajemen, satu siklus jangka panjang itu memakan waktu 30 tahun. Jadi, bila tahun awal Indonesia pascakrisis pada 2000, maka sesuai perkiraan sebagian besar ekonom - apabila kinerja ekonomi bagus dan politik stabil - Indonesia akan masuk kategori negara maju pada 2030.

Di saat itulah persentase jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan akan menurun secara signifikan. Namun, masalah kemiskinan sejatinya tidak akan pernah hilang karena negara maju tetap dihadapkan pada isu kemiskinan relatif. Lantas bagaimana ekonomi melihat  ketimpangan?

Menurut teori Leon Walras yang pertama kali menggabungkan matematika dengan teori ekonomi, memperkenalkan  konsep general equilibrium dalam ekonomi. Teori ini membuktikan bahwa semua orang akan sejahtera bila ekonomi tumbuh.

Namun ekonom Pareto yang terkenal dengan teori zerosum game  membantah premis Walras tersebut, karena beban terberat tetap ditanggung oleh mereka yang paling miskin. Di sinilah mengapa pajak dan alokasinya menjadi begitu penting.

Pemerintah memungut pajak dari yang mampu lalu menyalurkannya kepada masyarakat lewat pembangunan dan melindungi yang miskin lewat subsidi. Maka sangat ironis bagi moral ekonomi bila pajak sebagai solusi ketimpangan sosial justeru dikorupsi, seperti kasus mafia pajak Gayus Tambunan yang sedang menjadi topik hangat pembicaraan publik saat ini. Nah, ini masalah moral pada perilaku individu (birokrat).

Untuk mengatasi ketimpangan, Pareto menyarankan orang kaya untuk membantu orang-orang miskin. Ekonomi dan moral ekonomi berbicara soal moral sebagai wujud tanggung jawab sosial. Namun diantaranya terdapat soal moral terkait korupsi pajak. Tidak ada manusia yang bisa ’mengatur’ ekonomi.

Sebab itu  ekonomi membutuhkan data statistik yang akurat. Bagaimanapun orang yang mencoba menjelaskan ekonomi tanpa data hanya sebagai  sebagai tukang ramal. Tidak mungkin, misalnya, membandingkan kemajuan ekonomi dua negara jika tidak ada data produk domestik bruto (PDB) dan jumlah penduduk.

Kita perlu mengingatkan bahwa pemahaman statistik sangat penting di dalam membuktikan hipotesis hubungan antar-variabel. Misalnya, hubungan antara variabel gross national income (GNI) per kapita kelompok negara maju (di atas US$ 12.300 per tahun) dan variabel tingkat kemiskinan absolutnya yang ternyata berbanding terbalik.

Jadi, moral individu sangat dibutuhkan di dalam ekonomi, dalam hal ini untuk mengimbangi nafsu liar. Sehingga wajar kalau ekonomi memerlukan regulasi yang tidak hanya rasional tapi juga bermoral. Tapi sebelum memiliki regulasi seperti itu, ekonomi membutuhkan para penghasil regulasi, yaitu pemerintah (eksekutif) dan legislatif yang tidak cacat moral.

Regulasi yang sehat akan lahir dan berfungsi sebagai penjaga aturan main, pemberi rasa keadilan dan pelindung rakyat. Regulasi tersebut akan menjadi “paying hukum” bagi kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat bukan pada kepentingan kelompok.

 

BERITA TERKAIT

Indonesia Tidak Akan Utuh Tanpa Kehadiran Papua

    Oleh : Roy Andarek, Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta   Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Negara…

Masyarakat Optimis Keputusan MK Objektif dan Bebas Intervensi

  Oleh: Badi Santoso, Pemerhati Sosial dan Politik   Masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap proses penyelesaian…

Perang Iran-Israel Bergejolak, Ekonomi RI Tetap On The Track

    Oleh: Ayub Kurniawan, Pengamat Ekonomi Internasional   Perang antara negeri di wilayah Timur Tengah, yakni Iran dengan Israel…

BERITA LAINNYA DI Opini

Indonesia Tidak Akan Utuh Tanpa Kehadiran Papua

    Oleh : Roy Andarek, Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta   Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Negara…

Masyarakat Optimis Keputusan MK Objektif dan Bebas Intervensi

  Oleh: Badi Santoso, Pemerhati Sosial dan Politik   Masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap proses penyelesaian…

Perang Iran-Israel Bergejolak, Ekonomi RI Tetap On The Track

    Oleh: Ayub Kurniawan, Pengamat Ekonomi Internasional   Perang antara negeri di wilayah Timur Tengah, yakni Iran dengan Israel…