Cegah Flu Unta Meluas, WHO Sarankan Hindari Kontak Langsung

Menanggapi viralnya video Bachtiar Nasir yang meminum air kencing unta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau Kemenkes mengungkapkan risiko terjangkit penyakit flu unta. Flu unta mungkin belum banyak dikenal seperti layaknya penyakit flu burung. Namun flu unta sebenarnya bukanlah jenis penyakit baru. Flu unta sendiri disebut juga sebagai Middle East Respiration Syndrome Coronavirus (Mers-Cov).

Penelitian yang dilakukan antara 2010 dan 2013 menyebutkan bahwa unta adalah salah satu agen penyebaran penyakit ini. Ada sebuah laporan yang menyebutkan bahwa ada seorang pria Arab yang jatuh sakit Mers atau flu unta, tujuh hari setelah dia mengoleskan obat topikal ke beberapa ekor untanya yang sakit.

Flu ini disebabkan oleh adanya serangan virus korona di organ pernapasan. Dalam beberapa kasus, penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Mengutip berbagai sumber, virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi, oleh karenanya virus ini disebut juga sebagai flu Arab.

Sekalipun virusnya sama seperti virus SARS yang disebabkan oleh corona virus, namun flu unta punya jenis corona virus yang berbeda. Penyakit flu unta atau Mers ini terdeteksi di beberapa negara, termasuk Eropa, Asia, sampai Amerika Utara.

Sampai saat ini belum jelas bagaimana virus tersebut bisa ditularkan dari unta ke manusia. Hanya saja, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk menghindari kontak dengan unta, mengonsumsi daging unta mentah, minum susu unta, bahkan menghindari minum kencing unta. Tak dimungkiri, ada beberapa pihak yang menganggap bahwa kencing unta adalah obat untuk berbagai penyakit di Timur Tengah.

Gejala flu unta. Ada beberapa gejala yang ditimbulkan oleh serangan virus korona yang menyebabkan Mers-Cov atau flu unta. Demam, batuk, napas pendek, sampai pneumonia dalam beberapa kasus adalah gejala awal dari flu unta. Beberapa orang yang terinfeksi Mers-Cov atau flu unta juga akan mengalami penyakit saluran pernapasan berat dan berakibat pada kematian.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…