Bangun Proyek LRT - BEI Minta Penjelasan Ratu Prabu Energi

NERACA

Jakarta Besar pasak dari pada tiang, hal intulah yang menggambarkan keuangan PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) yang digadang-gadang bakal membangun light rail transit (LRT). Pasalnya, dengan memiliki total ekuitas perseroan sebesar Rp 1.737triliun, terjadi gap cukup besar dengan nilai investasi LRT Jabodetabek sepanjang 400 km yang ditaksir menelan investasi Rp 405 triliun.

Maka atas dasar tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta keterangan PT Ratu Prabu Energi Tbk terkait rencana pembangunan LRT tersebut,”Berita tersebut akan kami konfirmasi dengan menggunakan permintaan penjelasan atas berita media massa," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pernah mengatakan, siap membangun LRT berkelas dunia. Sandiaga akan bekerja sama dengan dunia usaha untuk garap LRT tersebut, yaitu grup Ratu Prabu Energi. Apalagi perusahaan kabarnya telah membayar mahal konsultan asal Amerika Serikat (AS) Bechtel Corporation untuk melakukan studi pembangunan LRT sepanjang 400 km tersebut. Tak ketinggalan  juga menggunakan jasa konsultan ternama dari Eropa dan juga Australia dengan nilai biaya semua US$ 10 juta.

Bagi Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Panjaitan mengajukan tiga syarat jika PT Ratu Prabu berniat membangun LRT. Pertama, semua teknologi yang dibawa harus ramah lingkungan. Kedua, dalam pembangunannya harus menggunakan lebih banyak tenaga kerja lokal ketimbang tenaga kerja asing dan Ketiga, harus bisa hulu ke hilir dan transfer teknologi. Misalnya tadi ada nikel, nikel jadi stainless dan berbagai produk lainnya yang nilai tambahnya jadi 100 kali lipat.

Proyek LRT tersebut akan dibangun dalam periode lima tahun yaitu dari 2020 hingga 2025. Adapun total dana yang digalang, sekitar Rp 320 triliun. Sementara Presiden Direktur PT Ratu Prabu Energi Tbk, B. Bur Maras menjelaskan, untuk menggarap proyek tersebut akan mencari pendanaan perbankan dari negara lain. Menurutnya sudah ada beberapa perbankan dari 3 negara yang sudah tertarik mendanai proyek tersebut.”Nah, sudah terjadi saya bicara dengan Jepang, saya bicara dengan Korea (Selatan), saya bicara dengan China. Tiga-tiganya berebut mau danai, bagus ini karena menguntungkan jadi berebut,"ujarnya.

Melongok kinerja keuangan, ARTI mampu mengantongi laba bersih di kuartal tiga 2017 sebesar Rp 2,23 miliar. Angka itu naik 44,05% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 1,55 miliar. Namun pendapatan ARTI justru menurun dari Rp 169,19 miliar di kuartal III-2016 menjadi Rp 162,94 miliar. Meskipun beban pokok pendapatan juga turun dari Rp 89,8 miliar menjadi Rp 81,9 miliar.

Porsi pendapatan perseroan paling besar dari penyewaan bangunan dan jasa terkait sebesar Rp 64,46 miliar. Lalu kedua dari penyewaan rig dan peralatan minyak Rp 53,96 miliar, kemudian jasa konsultan perminyakan dan tenaga ahli sebesar Rp 40,76 dan terakhir dari jasa perminyakan lainnya sebesar Rp 3,7 miliar.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…