BEI Cermati Harga Saham PCAR dan MABA

NERACA

Jakarta – Lantaran terjadi peningkatan harga saham di luar kewajaran atau unusual market activity (UMA), kini perdagangan saham PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) masuk dalam pengawasan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M Panjaitan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, dengan status UMA itu, maka para investor diharapkan memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa.”Kami minta investor juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasi,”ujarnya.

Dia juga meminta pelaku pasar mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi. Sedangkan kepada manajemen PCAR, diharapkan untuk mengkaji kembali rencana corporate action apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.

Meski demikian, pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Harga saham PCAR mengalami kenaikan sejak pertama diperdagangakan di BEI pada tanggal 29 Desember 2017, dengan dibuka naik 104 point atau sebesar 69,3% ke level 254. Bahkan pada perdagangan Senin, kemarin (08/1), sempat menyentuh level 765.

Tidak hanya saham PCAR, saham PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA) juga masuk UMA karena terjadi penurunan harga di luar kebiasaan. Harga saham MABA mengalami penurunan harga secara tajam mulai perdagangan tanggal 22 Desember 2017, dimana saham emiten properti tersebut dibuka pada level 1.650 dan ditutup di level 1.405. Bahkan, pada perdagangan, Senin (08/1), sempat menyentuh level 428.

Sebagai informasi, MABA sangat agresif  dalam ekspansi bisnis untuk menambah hotel dan restoran baru. Guna mendanai aksi korporasi tersebut, perseroan belum lama ini menggelar penerbitan saham baru atau rights issue sebanyak 15 juta saham dengan nominal Rp100 per saham atau 253,16% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan usai PMHMETD. Dana yang berhasil dihimpun dari rights issue akan dialokasikan untuk mengambilalih 98,34% saham PT Anugerah Berkah Madani (ABMA) yang merupakan perusahaan properti dari PT Saligading Bersama yang merupakan induk usaha perseroan.

Manajemen pun menyebutkan apabila terdapat sisa setelah perseroan mengakuisi ABMA maka dananya akan digunakan untuk modal kerja. PT Saligading Bersama adalah pemegang 79,20% saham perseroan. Sedangkan nilai akuisisi 98,34% saham ABMA diperkirakan mencapai Rp2,69 triliun. Saat ini, perseroan bersama entitas anak usahanya memiliki tiga hotel yang telah beroperasi, yakni Ammi Cepu dan Allium Cepu. Keduanya berlokasi di Cepu, Jawa Tengah. MABA juga memiliki Allium Tangerang, di Tangerang, Banten. Jaringan hotel ini dikelola oleh perusahaan dengan nama Samali Hotels & Resorts.

Selain hotel, MABA juga merambah bisnis kuliner. Melalui anak usaha, PT Dream Food, MABA memiliki sebuah restoran yang telah beroperasi, yakni Rantang Ibu, yang berlokasi di Jakarta.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…