Impor Banten November Turun 9,22 Persen

Impor Banten November Turun 9,22 Persen

NERACA

Serang - Nilai impor Banten untuk bulan November 2017 mengalami penurunan 9,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 1.122,27 juta dolar AS menjadi 1.018,78 juta dolar AS.

Penurunan nilai impor tersebut disebabkan impor nonmigas yang merosot 18,29 persen dari 828,92 juta dolar AS menjadi 677,28 juta dolar AS, meski impor migas naik 16,41 persen dari 293,35 juta dolar AS menjadi 341,51 juta dolar AS."Peningkatan impor tersebut utamanya berkat naiknya nilai impor untuk komoditas hasil minyak dibanding Oktober 2017, mengingat pada komoditas minyak mentah dan gas tidak terjadi transaksi impor pada November 2017," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Senin (8/1). 

“Dibanding bulan yang sama tahun lalu, nilai impor November 2017 mengalami peningkatan 40,24 persen. Penyebab utama peningkatan impor ini adalah kenaikan impor nonmigas 38,18 persen dan didukung oleh impor migas yang naik 44,50 persen dibanding November 2016,” tambah dia.

Khusus untuk impor migas, pergerakan nilai impor hanya disebabkan oleh perubahan impor komoditas hasil minyak mengingat untuk komoditas migas yang lain, tidak tercatat adanya kegiatan impor.

Peran impor komoditas nonmigas pada kumulatif November 2017 masih sangat dominan yaitu 70,40 persen. Dominasi komoditas nonmigas juga dapat dilihat dari perannya terhadap impor pada bulan September dan Oktober 2017 yang secara berturut-turut tercatat sebesar 70,41 persen dan 70,84 persen.

Dibandingkan periode Januari - November 2016, impor Banten periode yang sama pada tahun 2017 meningkat 31,93 persen. Peningkatan tersebut disebabkan oleh impor komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan 21,92 persen.

Nilai impor nonmigas terbesar November 2017 berasal dari golongan barang bahan kimia organik yang mencapai 244,01 juta dolar AS, disusul oleh gula dan kembang gula serta besi dan baja dengan nilai impor masing-masing sebesar 68,54 juta dolar AS dan 67,60 juta dolar AS.

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada November 2017 adalah Singapura dengan nilai impor sebesar 108,55 juta dolar AS, diikuti oleh Jepang dan Australia, masing-masing dengan impor sebesar 100,51 juta dolar AS dan 77,14 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 199,72 juta dolar AS.

Sepuluh golongan barang impor nonmigas utama Banten adalah bahan kimia organik senilai 255,01 juta dolar AS, gula dan kembang gula (68,54 juta dolar AS), besi dan baja (57,60 juta dolar AS), gandum-ganduman (66,89 juta dolar AS), mesin-mesin/pesawat mekanik (58,73 juta dolar AS), ampas/sisa industri makanan (41,86 juta dolar AS), bahan bakar mineral (37,60 juta dolar AS), mesin/peralatan listik (29,24 juta dolar AS), bijih, kerak dan abu logam (23,15 juta dolar AS), berbagai produk kimia senilai 9,67 juta dolar AS.

12 negara asal barang impor nonmigas Banten adalah Singapura senilai 108,65 juta dolar AS, Malaysia (49,94 juta dolar AS), Thailand (40,54 juta dolar AS), Jepang (100,51 juta dolar AS), Australia (77,14 juta dolar AS), Brazil (55,61 juta dolar AS), Ukraina (49,22 juta dolar AS), India (41,89 juta dolar AS), Argentina (31,64 juta dolar AS), Tiongkok (30,56 juta dolar AS), Arab Saudi (24,59 juta dolar AS), dan Korea Selatan senilai 18,40 juta dolar AS.

Sementara itu, nilai ekspor Provinsi Banten November 2017 naik 8,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari 945,64 juta dolar AS menjadi 1.023,34 juta dolar AS. Ant

 

BERITA TERKAIT

Coblos Gambar untuk Memilih Pimpinan PWI Jaya 2024-2029

NERACA Jakarta - Tidak terasa jika pemilihan pimpinan Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DKI Jakarta sudah semakin mendekat. Tinggal dalam hitungan…

Mentan dan Pemprov Targetkan Jabar Jadi Penghasil Padi Nasional

NERACA Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin berupaya memanfaatkan pompanisasi…

Badan Geologi Bandung Lakukan Penelitian Potensi Gempa di Sukabumi

NERACA Sukabumi - Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sukabumi diteliti oleh Badan Geologi Bandung terkait dengan potensi terjadinya gempa. Penelitian tersebut…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Coblos Gambar untuk Memilih Pimpinan PWI Jaya 2024-2029

NERACA Jakarta - Tidak terasa jika pemilihan pimpinan Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DKI Jakarta sudah semakin mendekat. Tinggal dalam hitungan…

Mentan dan Pemprov Targetkan Jabar Jadi Penghasil Padi Nasional

NERACA Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin berupaya memanfaatkan pompanisasi…

Badan Geologi Bandung Lakukan Penelitian Potensi Gempa di Sukabumi

NERACA Sukabumi - Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sukabumi diteliti oleh Badan Geologi Bandung terkait dengan potensi terjadinya gempa. Penelitian tersebut…