Prospek Industri Plastik Kian Tak Pasti

 

Oleh: Bhima Yudhistira Adhinegara

Peneliti INDEF

 

Tahun 2017 ditandai oleh berbagai kebijakan yang berpengaruh ke industri plastik. Pertama, daya beli masyarakat tengah lesu yang menyebabkan konsumsi produk makanan minuman turun otomatis plastik kemasan penjualannya ikut anjlok. Industri makanan minuman yang biasanya tumbuh di angka 10% kini hanya tumbuh 7-8%. Kedua, regulasi soal konsumsi plastik makin ketat. Sebelumnya di toko-toko ritel pembelian kantong plastik dibebankan ke konsumen. Rencana ini kian menguat bahkan Pemerintah menargetkan Rp500 miliar pemasukan dari cukai kantong plastik tahun ini. Dengan alasan pencemaran lingkungan, industri plastik kena label barang yang berbahaya oleh karenanya harus dipajaki lebih tinggi.

Dalam jangka pendek, prospek industri plastik sangat dipengaruhi oleh dua segmen terbesar yakni makanan minuman dan farmasi kesehatan. Akibat turunnya kondisi perekonomian, pertumbuhan industri kemasan yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, juga harus mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi sekitar 6% sampai 7% per tahun. Pertumbuhan tersebut 63% didominasi oleh produksi plastik, diikuti oleh produksi karton, kaleng, dan lain-lain.

Adapun kendala-kendala yang harus dihadapi oleh industri kemasan Indonesia khususnya berbahan baku plastik adalah kondisi ekonomi global yang berpengaruh pada fluktuasi nilai tukar Rupiah dan pelemahan daya beli yang cukup signifikan. Selain itu, industri farmasi masih sangat mengandalkan bahan baku impor, mengingat bahwa bahan baku lokal masih terbilang minim untuk memenuhi permintaan dari industri kemasan dalam negeri dan Rupiah yang melemah membuat Perusahaan di sektor plastik kemasan harus mengalokasikan biaya ekstra untuk dapat menyeimbangkan kondisi dan memenuhi target produksi.

Namun untuk segmen industri plastik yang digunakan untuk keperluan kemasan makanan minuman diprediksi akan sedikit membaik di tahun 2018. Salah satu faktornya adalah event pemilu di 2018 dan 2019 akan mendongkrak konsumsi makanan minuman. Imbasnya permintaan plastik kemasan akan meningkat. Tahun 2018 juga penuh event besar seperti Asian Games dan IMF-World Bank meeting di Bali. Harapannya konsumsi plastik kemasan cerah.

Sementara untuk segmen kemasan plastik yang berhubungan dengan perlengkapan rumah tangga dan elektronik trennya cenderung menurun. Konsumsi rumah tangga khususnya kelas menengah di perkotaan masih lesu di tahun 2018 mendatang. Perbankan diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor industri yang berkaitan dengan durable goods (barang tahan lama).

Pelaku usaha juga perlu mencermati naiknya harga minyak mentah sebagai bahan dasar plastik terus mengalami kenaikan. Harga minyak mentah dunia diprediksi akan menembus 80 usd per barel. Mahalnya harga bahan baku membuat persaingan usaha makin berat. Strateginya, produsen plastik harus mulai melirik bahan baku yang lebih ramah lingkungan. Selain pasar menjadi luas karena diferensiasi produk serta lebih ramah lingkungan sehingga tak repot soal cukai.

 

BERITA TERKAIT

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

BERITA LAINNYA DI

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…