Lunasi Obligasi Jatuh Tempo - Adhi Karya Siapkan Dana Rp 125 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) telah menyiapkan dana untuk melakukan pembayaran obligasi yang bakal jatuh tempo pada Maret 2018 senilai Rp 125 miliar. Disebutkan sumber pendanaan perseroan untuk pembayaran obligasi berasal dana dari kas internal. “Kami sudah siap, pembayarannya dari kas internal,”kata Direktur Utama ADHI, Budi Harto di Jakarta, kemarin.

Diakuinya, jumlah nilai obligasi yang harus dilunasi ADHI tahun ini jauh lebih kecil dibandingkan kas perusahaan. Per Kuartal III-2017 lalu, tercatat kas dan setara kas pada akhir periode ADHI sebesar Rp 3,8 triliun. Meski demikian, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee melihat, pembayaran utang dengan menerbitkan obligasi akan lebih menarik untuk emiten. Sebagaimana diketahui, tahun ini pasar obligasi membaik dengan bunga yang cenderung rendah.

Belum lagi Indonesia telah mendapatkan investment grade dari lembaga pemeringkat Standard & Poor’s. “Apalagi kalau yang menerbitkan adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), peminatnya ada,”ujar Hans.

Sebagaimana tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), ADHI menerbitkan obligasi berkelanjutan I Tahap II tahun 2013 Seri A. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 18 Maret 2018 mendatang. Adapun obligasi ini bernominal Rp 125 miliar dengan bunga tetap sebesar 8,1%. Sebagai informasi, perseroan di tahun ini tengah mengkaji rencana penerbitan obligasi yang merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan dengan target dana keseluruhan Rp 5 triliun.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk., mengkaji penerbitan obligasi pada 2018 sebagian bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi dengan target dana keseluruhan Rp5 triliun. Direktur Keuangan Adhi Karya, Haris Gunawan pernah mengatakan perseroan masih memiliki opsi untuk menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pada 2018. “Apakah kita akan eksekusi atau tidak, kita lihat perkembangan pricing bond,”ungkapnya.

Sementara untuk kontrak baru, perseroan tahun ini membidik pertumbuhan sekitar 20%-25% atau sekitar Rp 26-27 triliun dibandingkan target tahun 2017 kemarin sebesar Rp 21,7 triliun. Target kontrak baru tersebut di luar dari perolehan kontrak kereta api ringan (rail light transit/ LRT). Target pertumbuhan kontrak baru tahun ini lebih rendah dari target pertumbuhan kontrak baru tahun lalu sebesar 31,5%

Kata Haris, di tahun ini perseroan tidak hanya akan mengandalkan kontrak dari pemerintah dan berharap kontrak di 2018 didorong oleh kontrak dari proyek investasi perseroan. Adhi memang berencana melakukan investasi di beberapa proyek agar mendapatkan kontrak pembangunan proyek tersebut. Dia menyebutkan, ada tiga proyek investasi Adhi Karya yang diharapkan mulai tahun depan. Proyek tersebut adalah pengolahan air bersih (water treatment), reklamasi dan jalan tol. Dalam proyek-proyek tersebut, sebagian besar Adhi Karya tidak menjadi pemegang saham mayoritas. Adhi lebih membidik perolehan kontrak pembangunannya.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…