Inflasi Sumsel 2,96 Persen Sepanjang 2017

Inflasi Sumsel 2,96 Persen Sepanjang 2017

NERACA

Palembang - Inflasi Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 2,96 persen sepanjang 2017 atau di bawah target yang dipatok pemerintah sebesar 3-5 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan, Yos Rusdiansyah mengatakan besaran inflasi tersebut menunjukkan bahwa perkembangan harga-harga yang ada di Sumsel relatif terkendali."Rendahnya inflasi ini juga berdampak positif terhadap kegiatan usaha karena bisa membuat suku bunga kredit atau pembiayaan lebih murah," kata dia di Palembang, sebagaimana dikutip Antara, kemarin

Ia merinci Sumsel telah mengalami deflasi sebanyak empat kali yakni pada Maret, April, Agustus dan September. Sementara inflasi tertinggi pernah terjadi pada bulan Juni atau saat momentum Idul Fitri yang mencapai 0,86 persen. Ia menjelaskan penghitungan inflasi Sumsel berasal dari penggabungan inflasi di Kota Palembang yang mencapai 2,85 persen dan Kota Lubuk Linggau sebesar 3,94 persen.

Ia melanjutkan secara kelompok pengeluaran, bahan makanan masih maemiliki andil besar terhadap pembentukan inflasi baik di Kota Palembang maupun Kota Lubuk Linggau. Di Palembang untuk bahan makanan memiliki andil 0,46 persen sementara di Lubuk Linggau lebih besar 0,79 persen. Kelompok ini andilnya paling besar dibanding enam jenis kelompok pengeluaran lainnya.

Yos menambahkan jika dibandingkan inflasi antarkota di Sumatra, Lubuk Linggau masuk sepuluh besar inflasi tertinggi sementara Palembang berada di urutan ke-14 untuk inflasi tahun lalu.

Berdasarkan data BPS diketahui pada triwulan I, II dan III 2017 pertumbuhan ekonomi Sumsel mencapai 5,14 persen, 5,26 persen dan 5,56 persen (yoy). Secara umum, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan untuk keseluruhan tahun 2017 masih sesuai perkiraan yakni dalam kisaran 5,1 persen-5,5 persen.

Terkait inflasi, Sumsel juga menunjukkan kinerja yang baik secara kumulatif sejak awal tahun hingga November 2017. Inflasi IHK Sumatera Selatan tercatat masih terjaga di level yang cukup rendah yakni sebesar 2,32 persen (ytd), atau masih di bawah tingkat inflasi nasional sebesar 2,87 persen (ytd) sehingga diperkirakan dapat mendukung pencapaian sasaran inflasi tahun 2017 sebesar 4,1 persen, dengan kecenderungan mendekati batas bawah.

Sedangkan untuk inflasi IHK Sumatera Selatan pada 2018 diperkirakan cukup terkendali dalam rentang 3,5 persen- 1 persen di tahun 2018 apabila policy pangan tetap kuat dan tidak terdapat isu kenaikan administered prices. 

Kota Palembang Alami Inflasi 0,62 Persen

Sementara, Yos menyatakan, Kota Palembang pada Desember 2017 mengalami inflasi sebesar 0,62 persen.“Inflasi tahun kalender (kumulatif sampai dengan Desember 2017) adalah sebesar 2,85 persen,” kata Yos.

Menurut dia, inflasi di Kota Palembang pada Desember 2017 terjadi, karena adanya kenaikan indeks harga pada semua kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 2,09 persen. 

Selanjutnya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,46 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,16 persen, kelompok sandang sebesar 0,13 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen.”Sedangkan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,05 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,05 persen,” ujar dia.

Sementara untuk Kota Lubuk Linggau pada Desember 2017 mengalami inflasi sebesar 0,73 persen. Inflasi di Kota Lubuk Linggau pada Desember 2017 terjadi karena lima kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks harga, yaitu kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 2,91 persen.

Kemudian kelompok makanan jadi sebesar 0,07 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Ia menuturkan, sedangkan dua kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan indeks harga yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok sandang.”Komoditas yang mengalami kenaikan harga yang menyebabkan inflasi di Kota Lubuk Linggau pada Desember 2017 antara lain cabai merah, daging ayam ras, ikan nila, beras dan telur ayam ras,” kata dia. Ant

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…