Awal Tahun, Pemerintah Serap Rp25,5 triliun dari Lelang SUN

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pemerintah menyerap dana Rp25,5 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) pada awal tahun 2018 untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 dengan total penawaran mencapai Rp86,2 triliun. Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Rabu (3/1), menyebutkan lelang itu memenuhi target maksimal yang ditetapkan Rp25,5 triliun.

Dari lelang tersebut, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN03180404 mencapai Rp5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,189 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 4 April 2018 ini mencapai Rp13,67 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi dengan tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,98 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 5,10 persen.

Untuk seri SPN12190104, jumlah yang dimenangkan mencapai Rp5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,98840 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 4 Januari 2019 ini mencapai Rp13,4 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi dengan tingkat kupon diskonto ini mencapai 4,9 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 5,5 persen.

Untuk seri FR063, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,79996 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 ini mencapai Rp21,47 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 5,625 persen ini mencapai 5,78 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,18 persen.

Untuk seri FR064, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,23665 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2028 ini mencapai Rp23,7 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 6,125 persen ini mencapai 6,21 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,66 persen.

Untuk seri FR075, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,99998 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2038 ini mencapai Rp13,9 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 6,98 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,19 persen.

 

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…