Kuasai 79,43% Saham SMMT - Mutiara Timur Tambah Porsi 2,5 Kali Lipat

NERACA

Jakarta - PT Mutiara Timur Pratama menambah porsi kepemilikan di PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT). Sebelumnya, Mutiara Timur hanya menguasai 1,03 miliar saham atau setara dengan 32,88% saham SMMT. Namun pada 20 Desember 2017 lalu, perusahaan menambah porsi kepemilikan saham hingga 2,5 kali lipat. Kepemilikan perusahaan bertambah menjadi 2,5 miliar atau setara dengan 79,43% saham SMMT.

Abed Nego, Direktur PT Mutiara Timur Pratama dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, jumlah saham yang bertambah 1,46 miliar saham dengan harga pembelian Rp 133 (per saham). Mengenai transaksi ini, manajemen SMMT sudah melaporkan kepada OJK dan Bursa Efek Indonesia. Mutiara Timur saat ini menjadi pemegang saham pengendali SMMT dengan penguasaan lebih dari 50% saham.”Bersama ini kami sampaikan surat dari PT Mutiara Timur Pratama perihal laporan kepemilikan saham PT Golden Eagle Energy Tbk yang kami terima pada tanggal 22 Desember 2017,”ujar Chrismasari Dewi Sudono, Sekretaris Perusahaan SMMT.

Tahun lalu, PT Golden Energy Tbk menargetkan produksi batubara sebanyak 1,4 juta ton. Angka itu meningkat sekitar 47% dibandingkan dengan realisasi produksi tahun 2016 sebanyak 950.000 ton. Direktur Utama SMMT, Roza Permana Putra pernah bilang, sebagian besar produksi batubara akan berasal dari tambang di Kalimantan, yakni sebanyak 900.000 ton. Tambang batubara di Sumatra Selatan akan memproduksi sebanyak 500.000 ton pada tahun ini. “Sejauh ini, realisasi produksinya sebesar 30%," ujar Roza.

Sementara, penjualan dalam bentuk kontrak penjualan sudah mencapai 30%. SMMT ke depan akan mempertahankan stripping ratio yang ekonomis dan mengoptimalisasi efisiensi operasi untuk meningkatkan margin. Perusahaan juga akan menambah jumlah armada angkut untuk memaksimalisasi dan optimalisasi kapasitas infrastruktur yang ada. Rencananya, SMMT akan menambah 200 unit truk, 50 di antaranya unit aset. "Total belanja modal sebesar Rp 50 miliar untuk pengadaan truk baru," imbuh Roza.

Perseroan menargetkan pendapatan sekitar Rp 200 miliar di 2017, meningkat signifikan dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp 56 miliar. Perusahaan juga berambisi meraih laba bersih, lebih baik dari realisasi rugi bersih tahun lalu sebesar Rp 18,2 miliar. SMMT berniat melakukan diversifikasi bisnis. Entitas Rajawali Group itu berencana masuk ke bisnis pembangkit listrik mulut tambang. SMMT akan ikut konsorsium bersama tiga atau empat perusahaan lainnya, termasuk dua perusahaan asing, untuk membangun pembangkit listrik berkapasitas 300-600 megawatt (MW) dengan nilai investasi mencapai US$ 360 juta–US$ 720 juta.

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…