KRAS Anggarkan Belanja Modal US$ 390 Juta

NERACA

Jakarta – Tahun depan, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar US$ 390 juta. Angka ini turun dari capex tahun ini yang mencapai US$ 800 juta. KRAS bakal menggunakan kas internal untuk memenuhi capex, termasuk dana rights issue yang dilakukan pada 2016 lalu. Melalui aksi korporasi tersebut, perusahaan ini meraup dana segar sekitar Rp 1,87 triliun. Kas internal ini nantinya juga akan dikombinasikan dengan pinjaman perusahaan

Penurunan anggaran capex terjadi karena sejumlah proyek penambahan kapasitas yang dilakukan KRAS sudah dalam tahap penyelesaian dan tak membutuhkan banyak dana. Itu juga membuat sebagian capex di 2018 akan dialokasikan ke anak usahanya. Direktur KRAS Imam Purwanto mengatakan, alokasi capex untuk anak usaha KRAS tahun depan mencapai US$ 160 juta. "Sedangkan tahun ini hanya US$ 40 juta,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

KRAS menaikkan porsi capex untuk anak usaha karena perusahaan pelat merah ini ingin kesebelas anak usahanya memberi kontribusi lebih maksimal pada kinerja keuangan konsolidasi KRAS. Saat ini, dari 11 anak usahanya tersebut, hanya tiga anak usaha yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap kinerja perusahaan, yakni PT Krakatau Tirta Industri, PT Krakatau Bandar Samudera dan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon. Sisanya belum maksimal. Alhasil, rata-rata kontribusi anak usaha pada penjualan hanya sekitar 15%.

Direktur Keuangan KRAS, Tambok Setiawati menambahkan, perusahaan ini menginginkan rata-rata kontribusi anak usahanya bisa mencapai sekitar 45% hingga 50%. Tapi, target ini akan dikejar secara bertahap, setidaknya selama dua tahun kedepan. "Untuk tahun pertama (2018), rata-rata kontribusinya diharapkan naik minimal sekitar 20%–25% dulu," jelas dia.

Selain menambah kontribusi anak usaha, KRAS juga menargetkan pendapatan di 2018 naik 10%. Tambok bilang, target tersebut menyesuaikan perkiraan rata-rata pertumbuhan industri. Kini perusahaan BUMN ini masih berjuang memperbaiki kinerja setelah menderita kerugian. Hingga kuartal III-2017, KRAS masih rugi US$ 75 juta.

Perseroan sendiri juga menyampaikan optimis kinerja keuangan akan berangsur pulih di tahun mendatang. Hal ini didorong oleh situasi kenaikan harga baja yang membaik secara signifikan sejak dua tahun terakhir.”Harga baja terus mengalami penurunan sejak 2011 hingga 2015. Saat ini harga HRC CFR domestik di Desember 2017 sudah mencapai US$ 562/mt naik tajam 260% dari bulan Desember 2015 yang hanya mencapai 216/mt," ungkap Direktur Utama KRAS, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…