Pemerintah akan Ubah Format Dana Pendidikan

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pemerintah berencana untuk mengubah LPDP (Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan) menjadi Dana Abadi Pendidikan. Dalam dua minggu ke depan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati akan mempresentasikan rancangan yang lebih jelas dan lebih matang kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), diantaranya terkait fokus arahan, bidang studi yang akan dikirim, kriteria penerima, tujuan universitas dan lain-lain.

“Bapak Presiden meminta diberikan lagi dua minggu lagi, termasuk berapa anggarannya yang nanti akan diakumulasi dalam dana abadi, bagaimana pengelolaannya, kemudian bagaimana untuk tata kelolanya, struktur organisasinya, dan kemudian policy-policy mengenai pengiriman untuk beasiswa maupun yang untuk bidang riset,” kata Sri Mulyani usai mengikuti Ratas tentang Tindak Lanjut dari Program Dana Abadi Pendidikan, di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (27/12).

Diakui Menkeu, jika sekarang ini sudah ada pemikiran mengenai berapa jumlah yang akan dikelola sebagai dana abadi dengan suatu policy khusus, penganggarannya perlu dibuat lebih jelas lagi. Presiden juga meminta agar masalah vokasi menjadi fokus yang perlu diperhatikan, dari sisi bidang studi yang sangat fokus juga harus menjadi perhatian. “Seperti menunjang pertanian, ketahanan pangan, kemudian pariwisata dan bidang-bidang teknologi yang memang dibutuhkan Indonesia sekarang dan ke depan,” tambah Menkeu.

Terkait komposisi universitas yang selama ini didominasi oleh Eropa, seperti Inggris dan Belanda, Australia, Jepang dan Amerika, pemerintah akan melakukan diversifikasi termasuk ke negara-negara yang selama ini belum secara tradisional menjadi tempat belajar.

Cerminan Kemajemukan

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristek dan Dikti) Muhammad Nasir juga menyampaikan fokus pembahasan dalam ratas, diantaranya pendanaan, cara pengelolaan dan bidang studi apa yang menjadi fokus, negara-negara mana yang dituju, dan bidang ilmu apa yang diinginkan. Dalam kesempatan ini, Menristek dan Dikti juga menyampaikan arahan Presiden agar penerima beasiswa mencerminkan kemajemukan Indonesia.

“Kemajemukan itu adalah karena Indonesia itu sangat heterogen. Indonesia dari barat sampai timur. Maka kalau kita hanya berdasarkan pada kualitas saja kita akan problem pada anak-anak Indonesia yang secara umum mungkin yang tidak masuk dalam hal ini,” jelas Menristek dan Dikti. Ke depan, diakui Muhammad Nasir, perlu dilakukan afirmasi agar lebih menyebar dan diharapkan juga bisa mengakomodasi penerima beasiswa dari daerah-daerah timur.

 

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…