Besutan Astra Untuk RPTRA - Teduhnya Kampung Kami, Makin Manusiawi dan Makin Ramah

Berlibur atau berekreasi bersama keluarga tak harus merogoh kocek dalam-dalam.  Beberapa tempat wisata menawarkan liburan murah meriah bagi masyarakat, salah satunya adalah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Cengkareng Timur. “Saya hanya ngajak main kedua anak saya ke ruang terbuka hijau disini, selain dekat rumah juga tempat bermainnya cukup mengibur dan edukatif,”kata Mulyadi (35) salah satu warga di Cengkareng.

Keberadaan ruang terbuka hijau, menurutnya cukup membantu warga melepaskan kepenatan dan juga tempat yang baik untuk bercengkrama dengan tetangga satu sama lainnya, disamping juga ada hiburan dengan berbagai fasilitas yang ada. Hal senada juga disampaikan Ratik (50), ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dirinya kini bisa melaksanakan kegiatan rutin PKK di ruang terbuka dan teduh, “Kalau dulu harus pindah tempat dari kantor kelurahan, baik itu arisan dan kegiatan PKK. Kini terpusat di RPTRA, selain gampang berkomunikasi juga lahannya yang cukup luas,”ungkapnya.

Begitu juga dengan Yenni (28), menikmati libur Natal dan Tahun baru cukup berkunjung ke RPTRA Kalijodo yang menjadi salah satu kawasan RPTRA yang banyak dikunjungi warga dari berbagai daerah. Selain areanya yang luas, RPTRA Kalijodo juga menawarkan beberapa sarana bermain anak dengan harga cukup terjangkau.”Iya ini jalan-jalan ke sini, mumpung libur panjang. Murah meriah juga di sini," tuturnya.

PTRA Kalijodo berdiri di atas lokasi bekas kawasan pelacuran. Pemerintah Provinsi Jakarta menggusur permukiman ini pada Februari 2016 dan merelokasi sebagian dari 3000-an penghuninya ke rumah susun Marunda. "Saya ke sini mau lihat Kalijodo. Katanya udah bagus. Eh ternyata benar. Dulu kalau lewat sini, apalagi kalau malam, ya serem. Sekarang jauh lebih enak. Apalagi gratis," kata Ibu Yenni yang berkunjung bersama suami dan anaknya dari Muara Karang dengan membonceng motor.

Beberapa wahana permainan di sana dibanderol dengan harga kurang dari Rp 50.000. Di RPTRA Kalijodo terdapat permainan mobil mini, motor mini, becak mini, serta sepeda yang dibuat serupa odong-odong. Untuk mobil dan motor mini harganya Rp 15.000 per 15 menit, sedangkan becak dan becak mini dibanderol dengan harga Rp 20.000 per 20 menit."Kalau yang sepedaan ada lagunya itu Rp 30.000 harganya," kata salah seorang pengelola permainan di RPTRA Kalijodo.

Masyarakat pun tak perlu khawatir jika anak-anaknya merasa kehausan karena di sana terdapat vending machine yang diisi bermacam minuman mulai dari air mineral, soda, hingga teh rasa buah dengan harga masing-masingnya Rp 5.000. Namun, tak sedikit pula warga yang datang ke RPTRA Kalijodo membawa perbekalan baik itu makanan maupun minuman guna menghemat pengeluaran. 

Sementara Iwan semakin semangat berlatih dan bermain futsal sejak lingkungannya memiliki RPTRA. Pasalnya, dahulu dirinya bersama teman-temannya melewatkan waktu bermainnya dengan bermain bola di gang sempit dan bukan di tanah yang lapang dengan bertelanjang kaki. Panasnya terik matahari tak menyurutkan semangat dan keceriahan dirinya mengolah si bola yang terbuat dari plastik. Lantaran bermain di gang, sesekali ia bersama temannya harus bergeser ketika ada orang yang melintas baik pejalan kaki ataupun pengendara sepeda motor. Tidak jarang bola plastik mereka terlempar ke jalan raya, mengenai atap rumah atau bahkan mengenai kendaraan yang lewat.

Iwan (10 tahun) mengaku rutin bermain sepak bola di jalan tersebut selepas pulang sekolah. Kini sejak ada RPTRA yang digagas pemerintah dan di suport perusahaan swasta, dirinya tidak lagi dibuat report untuk bermain futsal. “Lapangan luas untuk bermain fustal, makin rutin saya bermain bola sebagai hobi,”katanya.

Dwi Agustini, Kepala Sekolah SDN Cengkareng Timur 21 Pagi menambahkan, RPTRA di Cengkareng Timur sangat bermanfaat bagi anak-anak di sini. Karena sulit mencari lahan untuk bermain. “Di halaman SD ini saja setiap akhir jam pelajaran lapangan selalu penuh sampai waktu Magrib. Pernah suatu hari pintu gerbang SD terkunci, tapi anak-anak nekat memanjat pagar karena sangat ingin bermain di halaman ini.”ungkapnya.

Dirinya menuturkan, dengan RPTRA ini, anak-anak memiliki ruang terbuka yang lebih luas dan memadai. “Sebelum dibangun pun, anak-anak ingin bermain futsal karena tidak ada lapangan futsal yang memadai. Dengan RPTRA ini, kegiatan nonakademik akan lebih maksimal,” ujar Ibu Dwi.

Ya, bertambahan jumlah penduduk yang semakin masif di ibukota Jakarta mengakibatkan terjadinya densifikasi penduduk dan permukiman yang cepat dan tidak terkendali di bagian kota. Hal ini menyebabkan kebutuhan ruang meningkat untuk mengakomodasi kepentingannya. Semakin meningkatnya permintaan akan ruang khususnya untuk permukiman, perkantoran, area bisnis dan lahan terbangun berdampak kepada semakin merosotnya kualitas lingkungan. Rencana tata ruang terbuka hijau (RTH) yang telah dibuat tidak mampu mencegah alih fungsi lahan di perkotaan sehinga keberadaan RTH semakin terancam dan kota semakin tidak nyaman untuk beraktivitas.

 

Penyokong Kehidupan

Permasalahan utama keberadaan RTH adalah semakin berkurangnya RTH karena keterbatasan lahan dan ketidakkonsistenan dalam menerapkan kebijakan dan pengelolaan tata ruang itu sendiri. Penyebab utamanya adalah konversi lahan atau beralihfungsinya lahan hijau untuk peruntukkan ruang lain. Asal tahu saja, ruang terbuka hijau menyokong kehidupan kota. Lokasi-lokasi ini berfungsi menyaring polusi kendaraan bermotor dan menyerap kelebihan air di musim hujan menjadi air tanah. Bagaimanapun juga kehadiran RTH bukan hanya untuk memenuhi kewajiban UU, tetapi juga sudah menjadi kebutuhan. Pasalnya, selain menjadi sarana berinteraksi sosial, RTH menurut sebuah penelitian mengungkapkan, kemampuan berpikir anak jauh lebih baik saat belajar di ruang terbuka ketimbang mereka yang duduk di ruang-ruang sekolah.

Disebutkan, anak-anak yang lebih banyak belajar di ruang terbuka hijau seperti bawah pohon, semak dan rumput, memiliki perkembangan otak lebih baik daripada anak-anak di sekolah yang memiliki sedikit ruang hijau.Untuk itu, sangat penting untuk memiliki ruang hijau di dalam sekolah atau di halaman sekolah untuk perkembangan otak anak yang lebih baik. Menyadari ruang RTH di Jakarta masih jauh dari ideal, pemerintah DKI Jakarta terus komitmen memperbanyak ruang terbuka hijau dan salah satunya dengan penambahan RPTRA.

Pengamat tata kota, Nirwono Yoga menyebutkan, RPTRA sejatinya bukan Ruang Terbuka Hijau, melainkan wadah sosial. Padahal, menurutnya, Jakarta juga sangat memerlukan Ruang Terbuka Hijau. Hanya saja pembangunan RPTRA tidak bisa mengandalkan peran pemerintah DKI Jakarta saja, tetapi perlu keterlibatan pihak swasta. Berangkat dari situlah, PT Astra Internasional Tbk aktif membangun beberapa RPTRA di beberapa titik di wilayah DKI Jakarta, termasuk RPTRA Cengkareng Timur Berseri yag memiliki luas lahan 1.100 m2 dengan dilengkapi berbagai fasilitas umum seperti lapangan olahraga multifungsi (futsal dan bulutangkis) yang dilengkapi dengan open theatre, taman bermain, kolam gizi, taman PKK, ruang serbaguna, PKK Gross Mart, ruang laktasi, perpustakaan, dan Ruang SIM PKK yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, sesuai dengan hasil social mapping yang telah dilakukan sebelumnya.

Keunikan RPTRA Cengkareng Timur Berseri adalah desain jamur yang tampak pada bangunan dan taman di area RPTRA. Desain Jamur ini memperkuat identitas Kampung Berseri Astra Jakarta Barat yang berbasis produk olahan Jamur. Kondisi berbeda juga terlihat dari segi lokasi, dikarenakan lokasi RPTRA Cengkareng Timur Berseri berdekatan dengan SDN Cengkareng Timur 21 Pagi yang merupakan SD Adiwiyata Binaan Astra. Kondisi ini tentunya sejalan dengan 4 pilar program CSR Astra di bidang pendidikan, dimana keberadaan RPTRA juga turut mendukung program edukasi lingkungan di area tersebut.

Chief of Corporate Communications, Social Responsibility & Security Astra International, Pongki Pamungkas mengatakan, keberadaan RPTRA Astra dibeberapa wilayah di Jakarta merupakan tanggung jawab sosial perusahaan untuk jangka panjang dan tidak hanya bersifat charity.”Pada prinsipnya di mana pun instalasi Astra berada, harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya, sesuai dengan butir pertama filosofi Catur Dharma, yaitu menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara,”tuturnya.

Apalagi dalam menjalankan bisnisnya, lanjutnya, perseroan tidak hanya mencari pertumbuhan profit semata, tetapi senantiasa berupaya menjadi inspirasi pembangunan melalui karsa, cipta dan karya terpadu sebagai nilai tambah bagi kemajuan bangsa Indonesia di bidang pendidikan, pelestarian lingkungan, pelayanan kesehatan dan pengembangan Usaha Kecil dan Menengah yang mendukung pendapatan ekonomi bagi masyarakat luas.

Teranyar, komitmen Astra membangun kehidupan warga yang lebih manusiawi dan ramah lewat RPTRA diwujudkan dengan mengadakan festival permainan tradisional berseri di Ciganjur Berseri dalam rangka memperingati hari anak Nasional. Dengan mengusung tema 'Permainan untuk Anak Negeri', diharapkan dapat mendorong dan memperkuat kebersamaan dan menanamkan sikap gotong royong sejak dini pada anak. Pada festival tersebut diadakan perlombaan permainan tradisional anak meliputi Egrang, Hadang/Gerobak Sodor, Terompah Panjang, Dagongan dan Jalan Balok, yang diikuti oleh anak-anak dari 13 KBA di area Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek).

KBA tersebut adalah KBA Kebon Jeruk (Jakarta Barat), KBA Cengkareng Timur (Jakarta Barat), KBA Kebon Pala (Jakarta Timur), KBA Warakas (Jakarta Utara), KBA Sunter Jaya (Jakarta Utara), KBA Rawajati (Jakarta Selatan), KBA Rawasari (Jakarta Pusat), KBA Pulau Pramuka (Kepulauan Seribu), KBA Pinang (Tangerang), KBA Lengkong Kulon (Tangerang), KBA Bhakti Jaya (Depok), KBA Pekayon (Bekasi) dan KBA Ciganjur (Jakarta Selatan).

Festival Permainan Tradisional Berseri ini merupakan salah satu rangkaian dari festival KBA se-nusantara yang dilaksanakan sebagai bentuk program aktivasi kegiatan di berbagai lokasi KBA. Secara khusus, kegiatan hari ini merupakan salah satu bentuk komitmen Astra untuk sekaligus membudayakan permainan tradisional anak agar dikenal oleh generasi milenial, terutama warga KBA.

BERITA TERKAIT

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

Berbagi Kebahagiaan - Tower Bersama Kirim Bingkisan Lebaran Ke Panti Asuhan

Masih dalam rangkaian berbagi bulan Ramadan dan hari raya Idulfitri 1445 hijriah, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) turut berbagi…

BERITA LAINNYA DI CSR

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

Berbagi Kebahagiaan - Tower Bersama Kirim Bingkisan Lebaran Ke Panti Asuhan

Masih dalam rangkaian berbagi bulan Ramadan dan hari raya Idulfitri 1445 hijriah, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) turut berbagi…