Tambah 15 Armada Kapal Baru - Jasa Armada Incar Pendapatan Tumbuh 40%

NERACA

Jakarta – Sukses mencatatkan saham perdananya di pasar modal, PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) siap mengembangkan ekspansi bisnisnya dengan memanfaatkan dana hasil yang dihimpun di lewat penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 461,89 miliar. Dimana sebesar 90% dari hasil IPO ini untuk membiayai belanja modal (capital expenditure), sisanya untuk modal kerja (working capital).

Kata Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Jasa Armada Indonesia Tbk, Herman Susilo, dana belanja modal akan digunakan untuk penambahan kapal sekitar 15 kapal untuk periode 2018-2019. “Dengan ekspansi itu, kami menargetkan kenaikan pendapatan sekitar 40% di tahun 2018, dengan marjin laba sekitar 20%. Selama tiga tahun terakhir, rata-rata marjin laba bersih kami sebesar 19,4%,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Saat ini perseroan memiliki 23 kapal, termasuk hasil dari pengalihan aset kapal senilai Rp348 miliar lewat penyertaan modal berupa aset (inbreng) dari induk usahanya Pelindo II. Adapun jumlah kapal yang dioperasikan saat ini mencapai 75 kapal dengan kinerja layanan kapal sebanyak 25.000 kapal per tahun.

Disebutkan, perseroan membutuhkan dana kurang lebih Rp 480 miliar untuk pembelian armada baru tersebut. Namun, tak semua dana yang digunakan untuk pembelian armada baru tersebut berasal dari dana yang mereka peroleh dari IPO. "Pembayaran kapal itu kan bisa macam-macam skemanya. Bisa dengan pembayaran termin atau pembayaran di belakang. Dengan begitu, kemungkinan dana IPO tersebut tidak akan habis digunakan di tahun ini,”ujar Herman.

Meski begitu, mereka tak menutup kemungkinan untuk mencari sumber pendanaan lain untuk keperluan capex mereka. Salah satunya ialah melalui pinjaman bank. Namun, IPCM masih cukup yakin dana dari IPO dan kas internal mereka masih cukup untuk pendanaan capex perusahaan penyedia layanan jasa pemanduan dan penundaan kapal ini.

Sebagai informasi, dalam penawaran saham perdananya perseroan melepas jumlah saham lebih rendah dari rencana awal. Dimana perseroan berniat melepas 1,74 miliar lembar saham atau setara dengan 30% dari total modal disetor dan ditempatkan. Mereka pun sempat membidik dana segar maksimal Rp 924,31 miliar dari IPO.

Sayangnya, IPCM memutuskan untuk mengurangi jumlah saham yang dilepas ke publik menjadi hanya 1,21 miliar atau setara dengan 23% dari total modal disetor dan ditempatkan dengan harga IPO sebesar Rp 380 per saham. Hal ini turut membuat jumlah perolehan dana segar mereka turun menjadi hanya Rp 461,89 miliar dari IPO ini. Meski jumlah saham yang ditawarkan ke publik menyusut jumlahnya dari rencana awal, perserpan menyatakan tetap berniat melepas 30% sahamnya kepada publik.

Herman mengungkapkan, mungkin sisa saham 7% akan di lepas ke publik lewat rights issue. Walau begitu, IPCM belum memiliki jadwal kapan rights issue tersebut akan dilaksanakan. Mereka akan keadaan pasar dan juga kebutuhan perusahaan akan dana tambahan.  Herman pun mengaku belum bisa memperkirakan berapa perolehan dana yang dibidik IPCM dari rencana rights issue tersebut. Yang jelas, dirinya berharap harga pelaksanaan rights issue nanti bisa lebih tinggi dari harga IPO mereka sebesar Rp 380. “Kalau nanti rights issue ini dilaksanakan, penggunaan dananya akan sama dengan prospektus kami yaitu sebesar 90% untuk belanja modal dan sisanya untuk modal kerja," jelas Herman.

Saat debut perdana, emiten dengan kode sama IPCM ini dibuka pada level Rp 390 per saham atau naik 10 poin dari harga penawaran Rp 380. Harga tertinggi sempat berada di Rp 420 per saham dan terendah pada harga Rp 320 per saham.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…