Industri Perbankan Optimis Hadapi 2018

 

NERACA

 

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan industri perbankan lebih optimistis menatap perekonomian pada 2018 yang diindikasikan dengan target pertumbuhan kredit yang mencapai 12,23 persen dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang dilaporkan ke OJK. "Kalau kita lihat industri, lebih positif sebetulnya. Mereka menargetkan pertumbuhan kredit 12,23 persen, lebih tinggi sedikit dari outlook kita," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana dalam jumpa pers di Kantor Pusat OJK, Jakarta, Kamis (21/12).

OJK sendiri memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan akan mencapai 10-12 persen pada tahun depan, tumbuh lebih baik dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit tahun ini yang diperkirakan hanya mencapai kisaran 8-9 persen. OJK meyakini, sejalan dengan membaiknya proyeksi ekonomi domestik pada 2018 mendatang, kinerja intermediasi perbankan juga diperkirakan akan meningkat.

Pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,4 persen dalam APBN 2018, meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi akhir tahun ini yang diprediksi mencapai 5,1 persen. "Dengan kondisi ekonomi kita yang disampaikan mereka lebih positif, itu kan suatu angka yang bagus sekali dan mencerminkan optimisme mereka di 2018. Kita justru lebih konservatif sedikit dibandingkan industri yang memandang tahun depan lebih baik," ujar Heru.

Berdasarkan data OJK per November 2017, pertumbuhan kredit mencapai 7,47 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) mencapai 9,83 persen (yoy). Heru menambahkan, dengan apa yang sudah dilakukan oleh industri perbankan pada tahun ini baik dari upaya restrukturisasi hingga konsolidasi, dampaknya akan dirasakan pada tahun depan dimana pertumbuhan kredit akan jauh lebih meningkat.

"Saya optimis juga dengan apa yang mereka lakukan sepanjang 2017 yang disebut dengan 'bersih-bersih' dan konsolidasi. Nanti akan nampak hasilnya di 2018 sehingga mereka lebih mudah menghadapi tantangan di 2018," kata Heru. Sementara untuk 2017, OJK mencatat sektor jasa keuangan Indonesia hingga akhir 2017 terus menunjukkan kondisi yang stabil dengan kinerja intermediasi yang berada pada level positif.

"Stabilitas sektor jasa keuangan selama 2017 didukung oleh permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai untuk mengantisipasi risiko dan mendukung ekspansi usaha," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.

Data OJK menunjukkan, sampai November CAR perbankan sebesar 23,54 persen (batas minimum 8 persen) dengan tier 1 Capital 21,74 persen. Risk based capital (RBC minimum 120 persen) asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing tercatat sebesar 310 persen dan 492 persen. Likuiditas pasar juga terlihat memadai dengan kelebihan cadangan atau "excess reserve" perbankan per 13 Desember 2017 sebesar Rp644,95 triliun, rasio alat likuid per "non-core deposit" dan rasio alat likuid per DPK masing-masing sebesar 101,75 persen dan 21,44 persen.

Sementara "net inflow" di pasar modal domestik untuk posisi sampai dengan 19 Desember 2017 sebesar Rp129,3 triliun, terutama berasal dari pasar SBN. Kinerja intermediasi sektor jasa keuangan juga berada pada level positif, terutama didukung oleh penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp257,02 triliun, melebihi target tahun 2017 sebesar Rp217,02 triliun. Untuk intermediasi perbankan sudah mulai tumbuh ditunjukkan angka kredit perbankan hingga akhir November 2017 telah meningkat sebesar Rp228 triliun, sehingga total kredit perbankan mencapai Rp4.605 triliun atau tumbuh sebesar 7,47 persen secara tahunan (year on year/yoy).

 

BERITA TERKAIT

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…