Dihantui Over supply Semen - Indocement Optimis Penjualan Capai Target

NERACA

Jakarta – Meskipun sepanjang tahun ini, pasar semen mengalami over suplain seiring dengan banyaknya pemain baru. Namun hal tersebut tidak membuat surut keyakinan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) bila tahun ini optimistis penjualan semen  bakal sesuai dengan target awal. 

Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan INTP mengatakan, penjualan semen pada kuartal IV ini bisa lebih baik dari kuartal III karena di bulan Oktober dan November volume penjualan cukup tinggi.”Kedua bulan itu penjualan meningkat signifikan di tahun ini," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/12). 

INTP optimistis sampai dengan akhir tahun ini pertumbuhan volume penjualannya bisa sekitar 6%-7% dibanding 2016 menjadi 17 juta ton. Adapun sampai November kemarin volume penjualan sudah lebih dari 15 juta ton. Saat ini kapasitas produksi pabrik INTP mencapai 24,9 juta ton. Dengan proyeksi produksi mencapai 17 juta ton tahun ini, maka utilitas pabrik berada di kisaran 68%.

Pada tahun 2018 INTP memasang target pertumbuhan penjualan yang konservatif, sekitar 5%-6%. Disebutkan, angka itu sama persis dengan target pertumbuhan penjualan semen secara nasional. Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), Christian Kartawijaya pernah bilang, kenaikan penjualan ini tidak terlepas dari potensi pertumbuhan sektor properti tahun depan.”Properti ujung-ujungnya kan ke semen juga," kata Christian.

Perusahaan telah mempersiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,5 triliun untuk keperluan membangun terminal baru di Palembang dengan kapasitas 3.000 ton per tahun. Sementara itu, pabrik milik perusahaan di Citereup yang memiliki kapasitas sebesar 4,4 juta ton diklaim sudah siap beroperasi. Dengan begitu, jumlah produksi semen perusahaan pun kian bertambah.

Kendati demikian, persoalan kelebihan pasokan (oversupply) semen di Indonesia masih akan terjadi pada tahun depan. Pasalnya, jumlah pertumbuhan pertumbuhan permintaan tidak sebanding dengan penambahan kapasitas semen yang lebih tinggi.”Pertumbuhan konsumsi hanya 5%, oversupply justru membesar," pungkas Christian.

Melihat kinerja keuangan di kuartal-III 2017, pendapatan INTP masih menurun 7,5% yoy menjadi Rp 10,51 triliun. Laba perusahaan ini pun turun 55,31% menjadi Rp 1,41 triliun. Laba turun disebabkan oleh penurunan harga jual yang tidak bisa perusahaan hindari akibat persaingan di pasar yang ketat.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…