Unilever Kampanyekan Soal Sustainability - Dunia Bisnis Punya Peran Mengatasi Permasalahan Dunia

Menjaga keseimbangan dunia bisnis dengan lingkungan sekitar menjadi perhatian bagi para pelaku usaha untuk keberlanjutan usaha. Namun sayangnya, kesadaran mengenai isu keberlanjutan atau sustainability masih rendah. Sehingga banyak pelaku usaha melihat kepedulian terhadap lingkungan sekitar lewat program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility masih sebatas kewajiban dan bukan kebutuhan.

Maka menggugah kesadaran masyarakat mengenai isu sustainability dan bagaimana peran  dunia bisnis  dalam mengatasinya, Unilever Indonesia menyelenggarakan acara Sustainability Day yang bertujuan untuk memasyarakatkan cara hidup dan cara berbisnis yang berkelanjutan / sustainable. Kelaparan, kemiskinan, kesehatan, perubahan iklim dan sampah yang mengotori lingkungan merupakan sederet isu sustainability yang dihadapi oleh dunia saat ini.  

Kata Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, Hemat Bakshi, masalah-masalah tersebut tidak akan dapat diatasi tanpa peran serta semua pihak, termasuk korporasi. Menekankan pentingnya dunia bisnis dalam mengatasi isu sustainability, tentunya keberadaan bisnis tidak boleh membuat masalah tersebut menjadi semakin besar.”Sebaliknya, seyogyanya dunia bisnis menjadi bagian dari solusi. Strategi dan aktifitas bisnis yang berbasis pada prinsip sustainability  menjadi sangat penting dalam hal ini,”ujarnya.

Dirinya mengungkapkan, di Unilever, sustainability sudah menjadi DNA  sejak pertama kali didirikan pada abad ke-19. Secara global, sejak awal Unilever memiliki tujuan besar untuk memasyarakatkan kehidupan yang sustainable atau berkelanjutan melalui produk-produk dan program-programnya. Sementara President of United in Diversity Foundation and Leadership Council of UN SDSN Southeast Asia and Indonesia, Mari Elka Pangestu menegaskan, tantangan dan permasalahan yang dihadapi di dunia bisa dijawab melalui program berbasis sustainabilitySustainable Development Goals (SDG / Global Goals) yang diusung PBB untuk pembangunan berkelanjutan atau Global Goals menetapkan sebuah visi untuk mengakhiri kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan dan perlindungan sumber daya alam pada tahun 2030.”Disinilah bisnis memiliki peran penting dalam membentuk dan memberikan solusi kreatif dari Global Goals, dan terus melakukannya dalam penyampaian tujuan sekaligus menciptakan kemajuan bagi masyarakat luas,” kata mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Oleh karena itu, dalam duia bisnis tidak hanya mencari keuntungan semata tetap harus menjadi solusi permasalahan di dunia dan karena itu Unilever mengintegrasikan sustainability ke dalam seluruh aspek bisnis. Pada tahun 2010, Secara global, Unilever meluncurkan Unilever Sustainable Living Plan (USLP), strategi untuk terus mengembangkan bisnisnya seraya mengurangi setengah dampak lingkungan yang ditimbulkan dan meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat.

USLP berfokus pada tiga pilar utama yaitu pilar kesehatan dan kesejahteraan (Health and Well-being); pilar lingkungan (Environment); serta pilar peningkatan penghidupan(Enhancing Livelihood). Sedangkan tiga tujuan utamanya adalah  meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan 1 milyar orang di seluruh dunia pada 2020, mengurangi setengah dari dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi bisnisnya pada 2030 dan meningkatkan penghidupan jutaan orang pada 2020. Dimana setiap tujuan tersebut diturunkan menjadi target-target spesifik yang terukur. Seluruh target USLP sangat sejalan dengan 17 tujuan global atau Global Goals yang diusung oleh PBB.

Sebagai informasi, di Indonesia melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI), Unilever telah menyusun dan mengimplementasikan  berbagai program  strategis berbasis masyarakat semenjak tahun 2000 saat Yayasan tersebut pertama kali berdiri. . Hal itu sejalan dengan misi nya untuk menggali dan memberdayakan potensi masyarakat, memberikan nilai tambah bagi masyarakat, menyatukan kekuatan dengan mitra-mitranya dan bertindak sebagai katalis untuk pembentukan kemitraan baik dari institusi pemerintahan, LSM, akademisi, atau kelompok masyarakat setempat. “Bagi Unilever, mendirikan YUI merupakan investasi yang serius, untuk itu kami dengan sangat bangga merayakan keberadaan YUI selama 17 tahun” ungkap Hemant.

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…