Geliat Pembangunan Infrastruktur - Pemerintah Menaruh Asa Peran Besar Pasar Modal

Bisnis katering milik Suryadi (40), mengaku kini lebih efisien dalam pengiriman barang ke pelanggan yang rata-rata konsumennya adalah pegawai kantoran di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Alasannya, sejak jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) resmi dioperasikan, pengiriman katering tidak lagi dihantui keterlambatan ke konsumen dengan alasan klasik kemacetan. Apalagi, konsumen tidak mau tahu soal kemacetan, yang pasti kiriman katering harus sesuai waktu yang ditentukan.

“Saya sempat kehilangan beberapa konsumen dari perusahaan swasta, lantaran kiriman katering tidak tepat waktu atau telat,”kata Suryadi. Kini sejak ada tol Becakayu, diakuinya, pengiriman barang bisa lebih hemat waktu, ketimbang sebelumnya harus terjebak macet di Kalimalang. Apalagi, biasanya para konsumennya tidak mau tau alasan apapun kalau sudah pengiriman barang telat.”Konsumen atau pelanggan hanya tau, ketika makan siang katering pesanan kantor sudah tersedia,”tuturnya.

Usaha yang dirintis selama 10 tahun ini, selalu menjaga kualitas rasa sehingga dari mulut ke mulut pelanggannya terus bertambah. Namun kini seiring bertambah banyak konsumennya, Suryadi menjelaskan, ketetapan waku pengiriman juga menjadi hal yang perlu di perhatikan dalam bisnis katering yang merupakan usaha turun temurun dari sang nenek. Oleh karena itu, dirinya memegang komitmen besar ketepatan waktu pengiriman. Hanya saja, trafik lalu lintas di ibu kota Jakarta yang padat merayap menjadi tantangan bagi dirinya.

Menurut Suryadi, lalu lintas Jakarta yang padat menjadi makanan keseharian sehingga hafal betul beberapa titik kemacetan di beberapa ruas jalan ibu kota. Maka dari itu, dirinya sangat antusias ketika Presiden Joko Widodo meresmikan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, awal November kemarin. Rupanya tidak hanya Suryadi yang antusias dengan beroperasinya tol Becakayu, tetapi juga warga bekasi lainnya. Sebut saja, Lusi (28), pegawai asuransi yang berkantor di daerah Kuningan ini menyambut baik beroperasinya tol Becakayu. “Adanya tol Becakayu, kini saya ke kantor tidak lagi terjebak kemacetan,”jelasnya.

Dirinya menceritakan, sebelum beroperasinya tol tersebut selalu telat beberapa menit ke kantor akibat kemacetan di Kalimalang. Maklum saja, saat ini banyak perumahan baru hadir di Bekasi. Maka tidak heran, mendengar kota Bekasi selalu menggambarkan jarak tempu yang cukup jauh ditambah kemacetan yang sulit di urai. Maka mensiasati agar terhindar dari kemacetan, Lusi selalu berangkat dari awal dengan kendaraan pribadinya. “Kemacetan tidak bisa disalahkan, tetapi saya harus berangkat lebih awal ke kantor,”tandasnya.

Namun dengan beroperasinya tol Becakayu, diharapkan bisa mengurai kemacetan dari Bekasi ke Jakarta dan begitu juga sebaliknya. Hal senada juga disampaikan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, jalan tol layang yang resmi beroperasi diharapkan bisa mengurai kemacetan di Kalimalang dan sekitarnya. Selain mampu mengurai kemacetan di Kalimalang, Rahmat menjelaskan, Jalan Tol Becakayu diharapkan mampu memberi dampak pada ekonomi daerah. “Tentunya sedikit-banyak akan mengurai kemacetan, tapi tentunya tol ini sangat dinanti, apalagi diresmikan Presiden. Kalau sudah jadi semua, tentu pertumbuhan ekonomi semakin bagus dong," jelasnya.

Jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu dirancang sepanjang 21,04 kilometer. Seksi I yang menghubungkan Casablanca-Jakasampurna memiliki panjang 11 kilometer. Sementara seksi II yang menghubungkan wilayah Jakasampurna-Duren Jaya didesain 10,04 kilometer. Jalan Tol Becakayu yang  sudah siap dioperasikan adalah seksi 1B yang menghubungkan Cipinang Melayu-Pangkalan Jati dan seksi 1C yang menghubungkan Pangkalan Jati-Jakasampurna. Sementara untuk seksi 1A dan seksi 2 diperkirakan rampung konstruksinya pada pertengahan tahun 2018.

Jalan bebas hambatan yang konsesinya dimiliki PT Kresna Kusuma Dyandra Marga selama 45 tahun ini akan tersambung dengan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Jokowi menyebut proyek ini mangkrak 22 tahun. “22 tahun mangkrak, kemudian dimulai lagi Januari 2015. Jadi, memang harus kebut-kebutan," ujar Jokowi.

 

 

Partisipasi Swasta

Mangkraknya pembangunan tol Becakayu tidak lepas dari persoalan pembebasan lahan. Terlebih bisnis tol memiliki risiko tinggi dan pengembalian keuntungan jangka panjang, sehingga pembiayaannya tidak bisa mengandalkan likuiditas perbankan tetapi lewat pasar modal. Maka berangkat dari situlah PT Waskita Toll Road, entitas usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai pemegang saham tol Becakayu gentol mencari pendanaan di pasar modal lewat berbagai aksi korporasi baik itu penerbitan surat utang atau obligasi, peneribatan saham baru hingga penawaran umum saham perdana atau initial publik offering. Asal tahu saja, Waskita Toll Road telah membeli 38,97% saham PT Tirtobumi Prakarsatama, PT Citra Mandiri Sukses Sejati, PT Indadi Utama, dan PT Remaja Bangun Kencana di PT Kresna Kusuma Dyandra (KKDM). KKDM merupakan pemegang konsesi jaan ruas tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, sedangkan WTR sebagai pihak pembeli memiliki 60% saham papda KKDM. Dengan adanya pembelian saham ini, maka struktur kepemilikan saham di KKDM menjadi WTR menguasai 98,97% atau setara 737,664 juta saham dan Jasa Marga memiliki 1,03% atau 7,650 juta.

Sepanjang tahun ini, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membidik investasi di jalan tol sebanyak 840 km. Saat ini perseroan telah mengelola 17 ruas jalan tol melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road dengan panjang sekitar 960,2 km. Adapun total investasi untuk 960,2 km tersebut sebesar Rp 113 triliun dan 2 ruas di antaranya sudah beroperasi yaitu ruas Jalan Tol Kanci Pejagan (35 km) serta ruas tol Pejagan Pemalang Seksl 1 dan 2 (20,20 km). Geliat bisnis beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta lainnya, baik lokal dan asing mendapatkan respon positif dari pemerintah karena dibalik pembangunan jalan tol mampu menggerakan roda ekonomi suatu daerah.

Hanya saja di balik pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot pemerintah, seperti pembangunan jalan tol tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri tetapi perlu dukungan swasta. Sementara pasar modal menjadi tumpuan pelaku usaha dalam mendapatkan modal dalam ekspansi bisnis. Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, pemerintah menaruh harapan besar tingginya likuiditas di pasar modal bisa memberikan dampak positif terhadap pembangunan infrastruktur. “Pemerintah menaruh harapan besar kepada industri pasar modal untuk turut mendukung pembangun infrastruktur di dalam negeri dengan mendorong pendanaan yang bersifat jangka panjang.”ungkapnya.

Dirinya optimistis pasar modal mampu memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan infrastruktur nasional, apalagi Indonesia telah meraih predikat level layak investasi (investmen grade) dari lembaga pemeringkat internasional, seperti Standard & Poor's (S&P), Moody's Investors Service, dan Fitch Ratings.”Peringkat 'investmen grade' kita dapatkan karena Indonesia punya potensi bagus, kita harus menjaga momentum itu," katanya.

Dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur, dia mengemukakan bahwa pihaknya terus melakukan kajian untuk menerbitkan instrumen investasi baru, di antaranya infrastructure fund (Dana Investasi Infrastruktur), infrastructure bond (obligasi infrastruktur), dan project bond (obligasi proyek). Instrumen itu sekaligus memberikan alternatif bagi investor dalam berinvestasi. Dia memaparkan bahwa infratsructure fund ditujukan untuk menyediakan salah satu alternatif pendanaan bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui sekuritisasi dari aset infrastruktur. Produk itu sebagai wadah untuk menghimpun dana dari investor.Infrastructure fund, lanjut dia mekanismenya juga tidak berbeda jauh dengan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Dalam RDPT, maksimum jumlah pihak yang berinvestasi sebanyak 50 pihak.”Sementara infrastructure fund bisa lebih, ada kondisi lainnya,”tuturnya.

 

Pendalaman Pasar

OJK menilai bahwa industri pasar modal dapat menjadi salah satu sarana pendorong pertumbuhan ekonomi nasional seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kedepan, pasar modal harus memiliki peranan penting yang lebih luas dalam pengembangan infrastuktur. Pasalnya, pemerintah butuh dana yang besar dalam membangun infrastruktur di negeri ini. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio mengatakan, terdapat satu cara untuk mengisi kekurangan dana infrastruktur, yakni dengan menggunakan potensi dana di pasar modal secara maksimal. “Pasar modal dapat menggalang dana masyarakat yang berguna untuk mendukung proyek infrastruktur pemerintah," ujarnya.

Dirinya mengungkapkan, salah satu inovasi pendanaan di pasar modal yang sedang diperkenalkan guna memfasilitasi kebutuhan korporasi sekaligus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, yakni sekuritisasi aset, obligasi berbasis proyek (project bond), serta global IDR bonds. Belum lama ini, PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah sukses menerbitkan produk investasi surat berharga sekuritisasi yang berbasis potensi pendapatan di masa depan (future revenue based securities/FRBS) dari Tol Jagorawi.

Produk bernama Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Mandiri JSMR01 itu merupakan sejarah baru pendanaan di industri pasar modal Indonesia. Selain itu, anak usaha Jasa Marga Tbk yakni PT Marga Lingkar Jakarta juga telah resmi menerbitkan instrumen obligasi berbasis proyek. "Infrastruktur dan pasar modal sudah menjadi dua hal yang saling terkait. Pembangunan infrastruktur di negara maju selalu melibatkan peran pasar modal,"kata Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir.

Dia menambahkan bahwa Mandiri Sekuritas juga sedang gencar memperkenalkan peluang pendanaan Global IDR Bonds secara luas sejak kuartal-III tahun 2017.  Global IDR Bonds adalah efek bersifat utang berdenominasi Rupiah yang dapat ditawarkan tidak hanya kepada investor domestik, namun juga terutama kepada investor global. "Secara umum, Global IDR Bonds diharapkan mampu meningkatkan partisipasi investor global dalam mendukung pembangunan nasional," katanya.

Selain itu, Silvano Rumantir mengharapkan produk Global IDR Bonds dapat memberikan akses serta diversifikasi sumber pendanaan berbasis rupiah bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, khususnya sektor infrastruktur. Dan bagi investor, instrumen ini memberikan diversifikasi portofolio yang berkualitas.  Maka dengan prospek ekonomi nasional yang positif, didukung produk pasar modal yang inovatif, serta stabilitas keamanan yang terjaga, tentunya pasar modal sebagai sumber pembiayaan dalam rangka memacu perkembangan infrastruktur di dalam negeri cukup dapat diandalkan.

Diharapkan otoritas bersama dengan pelaku pasar modal dapat terus memacu pendalaman pasar demi memikat lebih banyak lagi perusahaan meraih pendanaan melalui pasar modal, baik dengan mencatatkan saham, menerbitkan obligasi maupun instrumen lainnya. Selain itu, partisipasi masyarakat juga dapat meningkat dengan berinvestasi di pasar modal.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…