Bank Panin Dubai Syariah Salurkan Pembiayaan Rp7,34 triliun

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Hingga kuartal III tahun 2017, PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk mencatat telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp7,34 triliun. Direktur Operasional Bank Panin Dubai Syariah Edi Setijawan mengatakan total pembiayaan tersebut mengalami pertumbuhan mencapai 24,6 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya diperiode yang sama yakni sebesar Rp6,34 triliun.

Edi menyampaikan secara umum pertumbuhan pembiayaan perseroan terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan di segmen komersial yang tercatat 33,5 persen dan korporasi sebesar 24,1 persen (yoy). “Segmen ritel juga juga tumbuh sebesar 23,4 persen. Pertumbuhan ini sejalan dengan upaya Panin Dubai Syariah yang fokus pertumbuhan bisnis pada segmen ritel sejak awal 2017, dalam rangka melakukan diversifikasi usaha dan pengelolaan risiko,” ujarnya di Jakarta, Selasa (19/12).

Sementara itu, dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), kata dia, juga mengalami pertumbuhan yang tercatat sebesar 17,8 persen year on year (yoy) menjadi Rp7,79 triliun di kuartal III 2017, bila dibandingkan dengan total DPK tahun sebelumnya di periode yang sama yakni sebesar Rp6,89 triliun. “Untuk tingkat rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (financing to deposit ratio/FDR) tercatat 94,3 persen dan rasio dana murah (CASA) sebesar 13,9 persen,” ucapnya.

Dengan kinerja pembiayaan dan DPK tersebut, tota aset perseroan juga mengalami peningkatan aset menjadi Rp9,33 triiun hingga akhir September 2017. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 14,4 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumya di periode yang sama yakni tercatat Rp8,16 triliun.

Dari rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF), Panin Dubai Syariah mengalami pelonjakan menjadi 4,46 persen (gross) dari 2,87 persen di September 2016. Menurut Edi, peningkatan NPF tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian yang berpengaruh dibeberapa sektor industri. “Panin Dubai Syariah mengalami penurunan kualitas pembiayaan sejak awal kuartal II 2017 yang ditandai dengan penurunan kualitas pembiayaan beberapa account dalam klasifikasi NPF yang dikontribusikan oleh pengaruh perkembangan ekonomi,” ujarnya.

Selain NPF gross, lanjut dia, NPF nett juga mengalami peningkatan per September 2017 yag tercatat menjadi 3,98 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 1,86 persen. Namun demikian, kondisi pembiayaan macet tersebut masih dibawah dari ketentuan regulator yang dipatok sebesar 5 persen.

 

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…