Strategi Kemitraan Upaya Efektif Bangun IKM Otomotif Mandiri

NERACA

Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan strategi kemitraan merupakan salah satu upaya yang paling efektif untuk membangun IKM yang mandiri. Oleh karena itu, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal IKM menjadi jembatan antara IKM dan industri besar agar dapat terhubung dan bersinergi sehingga terjalin kerjasama yang menguntungkan antar IKM dan industri otomotif skala besar.

“Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menginisiasi kegiatan Link and Match 70 industri kecil dan menengah (IKM) dengan para supplier agen pemegang merek (APM) otomotif di Tanah Air. Adanya kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan IKM otomotif lokal,” ujar Airlangga dalam sambutannya pada MoU Link and Match IKM Komponen Otomotif dengan Tier 1 di Kemenperin, Jakarta, Senin (11/12).

Menurut Airlangga, dalam kemitraan ini IKM dapat memperoleh kepastian pasar, kepastian pasokan bahan baku serta mengharuskan IKM melakukan perbaikan kualitas dan kuantitas, sistem manajemen, peningkatan SDM, akses informasi, teknologi, perizinan dan hal lainya sesuai dengan permintaan mereka.

“Saat ini terdapat 416 sentra IKM komponen otomotif yang tersebar di Tegal, Klaten, Purbalingga, Sidoarjo, Juwana, Pasuruan, Sukabumi, dan Bandung. Sementara IKM yang tergabung dalam Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) sebanyak 123 IKM,” paparnya.

 Airlangga mengatakan, perkembangan industri otomotif di Indonesia saat ini terus berada pada angka positif. Hal ini terlihat dari data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk kendaraan roda empat di mana penjualan mobil sepanjang Januari-Agustus 2017 mencapai 715.291 unit. Angka ini meningkat sebesar 3,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 690.200 unit.

Selain itu menurut data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor nasional pada September 2017 sebesar 546.607 unit atau relatif stabil dengan tahun sebelumnya.

Airlangga menegaskan bahwa saat ini industri kecil menengah (IKM) yang fokus memproduksi komponen otomotif daya saingnya terus meningkat. Hal ini sinyal yang sangat baik bagi industri otomotif kedepan. Sebab diharapkan ketergantungan impor komponen dan bahan baku untuk otomotif bisa berkurang. Menurutnya saat ini terdapat 416 sentra IKM komponen otomotif yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang menyatakan siap mensupport komponen otomotif bagi industri besar.

Pihaknya berinisiatif untuk mempertemukan antara IKM dengan industri otomotif besar agar kedepan pasokan bahan baku yang berkualitas bagi industri otomotif bisa lebih terjamin. Untuk tahap awal sebanyak 70 IKM komponen otomotif dan 30 supplier difasilitasi Kemenperin untuk mengadakan kerjasama link and match dengan supplier agen pemegang merk (APM).

Kedepan secara bertahap pihaknya akan terus mendorong agar kerjasama serupa dapat lebih ditingkatkan sehingga APM ataupun industri besar di sektor otomotif semakin mendapatkan kepastian dalam hal bahan baku dan peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).“Tentunya dengan link match antara industri kecil dan besar atau agen kendaraan bermotor ini bisa tingkatkan kapasitas IKM dan bagi industri besar bisa memperoleh kepastian pasokan,” kata Airlangga

Airlangga menegaskan bahwa industri otomotif nasional masih memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Potensi pasar baik untuk kendaraan roda dua atau roda empat masih cukup besar. Hal ini menjadi peluang yang baik bagi IKM komponen otomotif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya sehingga bisa dimanfaatkan oleh industri besar atau APM.

Catatan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan kendaraan roda empat (wholesales) pada Januari – Agustus 2017 sebesar 715.291 unit. Jumlah ini meningkat 3,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 yang hanya tercatat sebesar 690.200 unit.

Sementara untuk penjualan sepeda motor berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor pada periode September 2017 lalu sebesar 546.607 unit atau relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya. Dengan melihat data itu, Airlangga menyatakan, potensi pasar untuk suku cadang, asesoris dan perlengkapan motor atau mobil lainnya masih sangat besar.

"Dengan link and match ini diharapkan akan ada substitusi impor dan mendorong IKM berparitisipasi dalam industri otomotif. Impor (komponen otomotif) itu sekarang hanya pada critical equipment, tapi di beberapa merk itu TKDN udah ada yang 90 persen,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…