Dihantui Pengetatan Likuiditas - Pasar IPO Tahun Depan Penuh Tantangan

NERACA

Jakarta – Mendorong pertumbuhan kapitalisasi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mengandalkan pertumbuhan jumlah emiten di pasar modal, disamping pertumbuhan investor ritel. Maka untuk mendorong minat perusahan listing atau tercatat di pasar modal, pihak BEI selalu menjanjikan insentif.

Gayung pun bersambut, minat perusahaan mencatatkan saham di pasar modal melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) tiap tahunnya tidak pernah sepi. Bahkan pihak BEI sesumbar bahwa sebanyak 140 perusahaan tertarik untuk IPO, meskipun BEI hanya menargetkan 35 emiten baru yang masuk ke pasar modal.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio menuturkan bahwa niatan perusahaan-perusahaan tersebut terkendala likuiditas yang ketat di pasar pada tahun depan. Hal itulah yang menjadi tantangan bagi perusahaan yang akan IPO.”Memang tahun depan banyak kejadian yang mempengaruhi lukuiditas,"ujarnya di Jakarta, Senin (11/12).

Tito mengungkapkan bahwa tahun depan merupakan tahun politik, yaitu diselenggarakannya pemilihan kepala dearah (Pilkada) serentak di 171 daerah. Dari perayaan politik lima tahunan itu, berpotensi menarik Rp45 triliun hingga Rp50 triliun dari perbankan nasional. "Ini yang kita hadapi tahun depan," ucapnya.

Ditambah lagi, dengan adanya pergelaran pesta olahraga se-Asia yakni Asian Games di Jakarta Palembang, serta Piala Dunia 2018 di Rusia. Kedua kegiatan besar olah raga tersebut juga berpotensi menyedot dana masyarakat dari perbankan. "Secara historical, setiap Piala Dunia ada saja dana masyarakat yang ditarik dalam jumlah besar," jelasnya. 

Kata Tito, tahun depan ada sembilan anak perusahaan BUMN yang listing. Selain itu, pihak BEI juga terus mendekati banyak perusahaan besar untuk membujuk IPO. Sebelumnya, analis memprediksikan minat perusahaan untuk IPO cukup besar dan tidak mungkin tahun depan, jumlah emiten baru di BEI meningkat.

Kepala Riset OSO Sekuritas, Riska Afriani optimistis IHSG akan dalam tren bullish tahun depan. Dia yakin, IHSG dapat tembus level 6.700-6.900. Karena itu, potensi IPO di tahun depan menurutnya masih akan bagus. Namun, dirinya tetap mengingatkan perusahaan untuk memperhatikan momentum. Kuartal II dan III menurutnya adalah saat yang tepat. “Di kuartal pertama biasanya masih belum ramai dan belum agresif. Hal ini bisa dilihat dari historikal tahun sebelumnya. Tapi di akhir semester II juga cukup berat. Kita perlu perhatikan benturan kepentingan yang mungkin muncul jelang tahun politik," jelas Riska.

Agar saham IPO tak turun harga pada debut perdananya, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyarankan pelaku pasar untuk mengubah pola pikir. Menurutnya, underwriter saham IPO harus bertindak sebagai likuidity provider dan penasehat keuangan. Dus, underwriter harus mendampingi emiten hingga sahamnya likuid.

Hal ini menurutnya bisa menjadi filter sendiri untuk memilih perusahaan mana yang layak IPO ke depan. "Investor juga harus mengubah pola pikir. IPO bukan saham untuk ambil profit, tapi memang harus dipegang untuk jangka panjang. Dengan demikian saham tak lagi jadi beban bagi korporasi," jelas Hans

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…