Produk Impor dan Produk Domestik

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Masalah Ekonomi dan Industri

 

Dari sisi pasokan, baik produk impor maupun produk dalam negeri keduanya berada dalam satu rumpun supply side untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan Investasi dan pembangunan pada rumpun demand side. Produksi dalam negeri ditambah impor dan dikurangi ekspor hasilnya adalah sama dengan angka kebutuhan nasional secara agregat. Sisi pasokan bertugas menyediakan dan menjamin stabilitas pasokan dan harga.

Manakala terjadi kekurangan maka efeknya menjadi inflatoir akibat terjadi kenaikan harga. Jadi dalam konteks ekonomi sebagai kegiatan, maka peran barang impor dan produksi dalam negeri sama pentingnya untuk bersama-sama menjaga stabilitas pasokan. Pertanyaannya mengapa dalam fenomena pasar menjadi  "sentimen" terhadap barang impor.

Mmangnya punya salah dan dosa apa barang. Impor sehingga kita menjadi "sentimen", padahal kita juga memerlukan barang impor. Mari kita berpikir secara jernih tentang hal yang kita bahas ini.

Pertama, dari sisi suplai, ekonomi pasar kondisinya harus selalu terjaga. Artinya harus  ada keseimbangan antara penawaran dan permintaan agar stabilitas ekonomi  tidak terganggu, inflasi tidak naik turun, beban masyarakat tidak berat karena barang dan jasa yang dibutuhkan selalu tersedia di pasar dalam jumlah yang cukup, harga yang terjangkau, dan waktu pengiriman tepat waktu.

Kedua, impor tidak dapat dinafikan keberadaannya dalam satu sistem perekonomian apa doktrin ekonomi yang dianut. Yang dapat dilakukan adalah "pengendalian impor atau memanajemeni impor agar barang impor yang masuk tidak" over supply sehingga membuat boros dalam penggunaan cadangan devisa. Hal yang dapat dilakukan dalam konteks ini antara lain dengan melakukan upaya substitusi impor dengan memproduksi barang sejenis di dalam negeri yang semula diimpor.

Ketiga, dalam satu siklus kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan sistem perdagangan internasional, impor berada dalam framing kegiatan ekspor. Namun perlu dicatat bahwa yang sangat penting diperhatikan adalah nilai ekspor harus lebih tinggi daripada impor. Kenapa hrs demikian?. Jawabannya sederhana saja, yakni surplus ekspor terhadap impor lebih diutamakan dengan tujuan agar devisa ekspor yang dihasilkan dapat digunakan untuk membiayai impor.

Keempat, bagaimana dengan program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN)?.Jawabannya adalah P3DN tetap penting. Tapi satu catatan yang perlu kita camkan bersama adalah keberhasilan progam ini sangat ditentukan oleh kemampuan daya saing produk dalam negeri. Produk dan layanan menjadi hal utama. Bahkan pada aspek produk, lebih ditekankan pada aspek value of product bukan komoditas. Sebab itu daya jelajah P3DN bukan sekedar berjaya di pasar dalam negeri, tapi berjaya pula di pasar regional dan global karena produksi dalam negeri daya saingnya tinggi. Melawan barang impor harus menggunakan instrumen daya saing. Tidak bisa serta merta dilakukan dengan sentimen impor.

BERITA TERKAIT

Produk Keuangan Syariah

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah   Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…

BERITA LAINNYA DI

Produk Keuangan Syariah

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah   Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…