Eximbank Targetkan Pembiayaan Rp105,1 triliun

 

 

NERACA

 

Batam – Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menargetkan penyaluran pembiayaan ekspor mencapai Rp 105,1 triliun hingga akhir tahun ini. Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly saat ditemui usai media coaching di Batam, Kamis (7/12) menyebutkan pertumbuhan pembiayaan tersebut didorong membaiknya kinerja ekspor nasional yang pada Oktober 2017 tumbuh 17 persen, dan juga terus meningkatnya portofolio perusahaan untuk pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Kami perkirakan ke depan ekspor akan terus tumbuh didorong harga komoditi yang sudah membaik," ujarnya. Hingga kuartal III 2017, total pembiayaan yang dikucurkan Eximbank sebesar Rp 90 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13 persennya telah disalurkan kepada eksportir bidang UKM. Dari total pembiayaan tersebut, Eximbank mengumpulkan aset sebesar Rp108 triliun.

Terkait pembiayaan UMKM, Sinthya berjanji akan menggenjot penyaluran pembiayaan ke segmen UKM berborientasi ekspor atau UKME. Salah satu upanya dengan mengoptimalkan produk jasa konsultasi yang dimiliki. Untuk 2018, Eximbank menargetkan pembiayaan ekspor tetap berada pada tren di atas 10 persen. Khusus untuk UMKM, porsinya terhadap total pembiayaan ditargetkan dapat meningkat hingga 20 persen. Namun, prognosa akhir untuk rencana 2018 masih digodok bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Tergantung Kemenkeu mau tumbuhnya agresif atau tumbuhnya di sekitar 10 persen. Jadi ini tergantung nanti," kata dia. Jika menggunakan asumsi target pertumbuhan pembiayaan 10 persen, Sinthya optimistis hal itu dapat tercapai. Selain faktor perbaikan harga komoditas, dan ekspansifnya kegiatan usaha domestik, likuiditas Eximbank juga diklaim membaik.

Eximbank masih akan mengandalkan pendanaan 2018 dari pinjaman dan obligasi. Sayangnya, Sinthya masih enggan mengungkapkan berapa pinjaman yang akan ditarik dan obligasi yang akan diterbitkan untuk mendukung pendanaan 2018. "Biasanya komposisinya 50 persen. Tergantung kebutuhan. Namun tidak bisa dipastikan harus 50 persen berbanding 50 persen, sesuai dengan kebutuhan dan tren harga di pasar, dan juga kecepatan waktunya kapan dia jatuh tempo," ujar dia.

 

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…