Bencana Alam Jadi "Magnet" Menarik Wisatawan?

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, masyarakat di seluruh dunia tertarik untuk menyaksikan erupsi Gunung Agung. Apalagi peristiwa ini terjadi di Bali, sehingga gaungnya makin menggema ke seantero jagad.

Namun, wisata bencana memang mengandung dilema. Pro dan kontra pun muncul setelah Sutopo mengampanyekan wisata erupsi Gunung Agung. Ada yang mendukung, ada pula warganet yang mempertanyakan manakala bencana dijadikan sebagai objek wisata. "Indonesia dapat belajar dari Islandia bagaimana mengelola dan mengubah letusan gunung menjadi obyek wisata. Di sana, Gunung Eyjafjallajokull yang erupsi telah mendatangkan jutaan turis dari seluruh dunia. Publikasi mengenai erupsi gunung ini berkontribusi pada lonjakan wisatawan yang datang ke Islandia," ungkap Sutopo dalam keterangan tertulisnya.

Terlepas dari pro dan kontra tersebut, kata Sutopo, sesungguhnya wisata bencana perlu dikelola dengan baik. Persiapan wisatawan sebelum berkunjung dan rambu-rambu yang menunjukkan zona bahaya perlu disosialisasikan. Oleh sebab itu, penyebaran informasi mengenai dua hal tersebut menjadi mutlak diperlukan.

Kemudian, sambung dia, berkaitan dengan penanganan pengungsi atau warga yang terdampak letusan Gunung Agung. Pemenuhan kebutuhan mereka juga menjadi kewajiban yang tak bisa ditinggalkan. "Apabila dua hal ini dapat dipenuhi, maka fenomena alam seperti letusan gunung bisa menjadi obyek wisata tanpa mengabaikan pengungsi. Dengan begitu, maka tak hanya pengungsi yang terbantu, namun juga membantu kehidupan banyak orang di Bali yang sebagian besar hidup dari kegiatan pariwisata," jelas Sutopo.

Tapi, kondisi di Bali berbeda dengan wilayah lainnya. Pelaku wisata pantai di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan lesunya wisatawan yang berkunjung kepantai akibat adanya bencana banjir dan tanah longsor di wilayah ini.

Salah satu pelaku wisata dan pengelola rumah makan di Pantai Ngandong Rujimantoro di Gunung Kidul, mengatakan sejak terjadi bencana tanah longsor dan banjir di wilayah ini, wisatawan yang berkunjung ke pantai mengalami penurunan drastis. "Wisata pantai tidak terdampak badai Cempaka, tapi jumlah pengunjung turun drastis dan lesu," kata Rujimantoro.

Ia mengaku banyak wisatawan yang sudah memesan masakan laut dari 28 November dibatalkan dan minta dijadwal ulang. Mereka memesan kembali di atas 10 Desember atau setelah dampak Badai Cempaka dan Badai Dahlia kembali normal. "Banyak pesanan makanan yang sudah dipesan dibatalkan dan dijadwal ulang. Kami tidak bisa berbuat banyak, kami hanya bisa pasrah," kata Rujimantoro.

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunung Kidul Marjono mengatakan saat ini Baron cukup rawan karena luapan sungai bawah tanah. Gelombang di laut selatan kondisinya masih landai, tetapi air laut saat ini berwarna coklat karena dampak dari banjir kemarin. "Dari Pantai Kukup ke timur sampai Pantai Indrayanti masih aman untuk dikunjungi," katanya.

Sedangkan bencana alam seperti gelombang pasang, banjir, longsor, dan angin ribut yang terjadi di objek wisata laut Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memengruhi kunjungan wisatawan pada libur panjang akhir pekan ini. "Sangat memengaruhi, akibat cuaca buruk yang disebabkan siklon tropis Dahlia ini jumlah wisatawan yang datang ke Palabuhanratu berkurang drastis. Biasanya libur panjang akhir objek wisata ini selalu dipadati pengunjung," kata Seketaris Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Yudi Panca Yoga.

Menurutnya, pascagelombang pasang tersebut beberapa titik di lokasi wisata Geopark Nasional tersebut ada yang rusak tetapi tidak terlalu parah. Seperti warung dan permukiman milik warga yang tinggal di pesisir.

Selain itu, di beberapa titik jalan menuju Palabuhanratu pun ada yang longsor dan pohon tumbang seperti di Kecamatan Warungkiara dan Bantargadung sehingga mengurungkan niat wisatawan yang ingin berlibur akhir pekan.

Belum lagi saat ini gelombang air laut dan ombak pantai masih tinggi dikhawatirkan bisa mencelakai wisatawan yang berkunjung ke Palabuhanratu apalagi sampai nekat berenang. "Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Kebersihan serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk segera melakukan penanggulangan pascabencana," tambahnya.

Yudi mengatakan kondisi cuaca buruk seperti ini memang mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sukabumi. Pihaknya berharap cuaca seperti ini tidak berlangsung lama.

Oleh karena itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan semua instansi serta masyarakat harus siaga atas bencana alam yang sewaktu-waktu bisa menghampiri terutama di musim hujan seperti sekarang. "Semua harus pada posisi siaga satu, yaitu kita harus melakukan deteksi dini sesuai dari informasi badan-badan terkait," kata Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan.

Aher mengatakan dengan adanya deteksi dini, diharapkan semua sudah siaga dan siap mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, tentunya harus dihindari timbul korban jiwa. "Kalau sudah dideteksi harus diantisipasi, jika ada retakan ada gejala bahwa daerah itu akan terjadi longsor akan ada banjir, maka segara harus ada tindakan evakuasi masyarakat yang ada di kawasan sekitar," ujarnya pula.

Menurutnya, semua harus siaga, baik di tingkat kota atau kabupaten, kecamatan dan desa. Aher menambahkan untuk di Jawa Barat setiap tahun menyediakan dana cadangan bencana yang besarannya Rp75 miliar per tahun.

Namun menurutnya dari dana tersebut tidak pernah habis setiap tahun dan untuk itu tidak perlu ditambah lagi. "Dana tersebut tidak pernah habis dan setiap tahun sama, karena tidak habis ngapain ditambah," ujarnya pula. "Paling banyak kita menghabiskan setiap tahunnya sekitar Rp20 miliar hingga Rp30 miliar," katanya lagi. (agus, iwan)

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…