Taiwan Minta Keringanan Pajak

 

NERACA

 

Jakarta - Perwakilan Taipei Economic and Trade Office (Teto) di Indonesia John C. Chen berharap agar pemerintah Indonesia bisa memberikan keringanan pajak bea masuk untuk industri mesin dan produk manufaktur dari Taiwan. Selama ini, John mengaku bahwa pajak impor dikenakan antara 5 hingga 10 persen. "Kita berharap agar pemerintah Indonesia bisa memberikan keringanan pajak impor untuk produk kami. Paling tidak pajak impornya sama seperti China, Jepang dan Korea," ungkap John saat ditemui pada Pameran Manufacturing and Machine Tool Indonesia 2017 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (6/12).

Menurut dia, Indonesia merupakan negara ketiga terbesar yang mengimpor mesin industri manufaktur dari Taiwan. Disamping itu, John menganggap bahwa Indonesia merupakan pasar potensial untuk mesin industri manufaktur dan juga lebih dari 2.000 perusahaan asal Taiwan yang beroperasi di Indonesia. "Saya pikir kedepannya kita akan investasi di Indonesia," tambah John.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh International Sales Manager Kao Fong Machinery Co. Ltd, Gracy Yeh. Kao Fong merupakan produsen mesin cetakan ini sudah beroperasi sejak 50 tahun lalu dan telah berhasil menjual mesinnya di Indonesia sebanyak 50 unit. "Mesin kami mengusung teknologi terbaru dan dengan tingkat presisi yang tinggi. Untuk harga, mesin kami dihargai antara US$40 ribu hingga US$6 juta per unitnya," katanya.

Disamping itu, ia juga menyampaikan bahwa pajak untuk masuk ke Indonesia cukup tinggi. "Taiwan belum memiliki kerjasama khusus dengan beberapa negara, salah satunya Indonesia sehingga pajak yang dikenakan cukup tinggi. Untuk mesin kami, dikenakan pajak 10%," katanya sembari ia berharap agar pemerintah Indonesia bisa menerapkan pajak yang rendah.

Di tempat yang sama, General Manager Equiptop Hitech Corp, Charles Chang menyampaikan hal serupa. Menurut dia, dengan penerapan pajak untuk mesin industri manufaktur rendah maka akan mendorong pertumbuhan industri di Indonesia. "Kami berharap pemerintah bisa menurunkan pajak, karena semakin rendah pajaknya maka investasinya akan semakin banyak," tukasnya.

Taiwan telah menjadi salah satu pemasok utama peralatan mesin ke pasar Indonesia. Dengan total nilai impor sebesar US$59,48 juta pada 2016, menjadikan Taiwan sebagai pemasok peralatan mesin terbesar ketiga bagi Indonesia, atau menyumbang 11 persen dari total impor tahunan Indonesia yang totalnya mencapai US$556,011 juta. Sementara dari Januari hingga Juli tahun ini, impor alat mesin buatan Taiwan mencapai US$35,5 juta, meningkat 9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari total mesin bubut dan mesin putar yang diluncurkan pada periode Januari-Desember tahun lalu, Indonesia menyerap peralatan tersebut senilai US$66,5 juta.

Ditambahkan John, pihaknya akan terus menjadi mitra terbaik bagi Indonesia, dan siap menawarkan lebih banyak teknologi manufaktur yang lebih canggih lagi, guna mendukung Indonesia dalam menghadapi tantangan dalam era Industry 4.0 yang diprediksi cukup berat. "Indonesia merupakan salah satu mitra kami yang terbaik, dan teknologi manufaktur kami yang lebih canggih lagi akan siap membantu," ujar John.

Dia pun menambahkan, bahwa Taiwan merupakan produsen alat mesin terbesar ketujuh di dunia, menguasai 5-6 persen pangsa pasar global. Beberapa dari produsen mesin manufaktur Taiwan katanya juga telah mengintegrasikan perangkat dan aplikasi ke dalam produknya. Seperti lengan robot, transportasi tak berawak, hingga penyimpanan otomatis.

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…