Tingkatkan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga - Istri Nelayan Diberdayakan Lewat Edukasi Keuangan

Sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung perluasan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, HSBC bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) dan Sampoerna University belum lama ini menyelenggarakan lokakarya dan edukasi keuangan untuk istri nelayan di Wakatobi, bertempat di Taman Budaya Wakatobi, Sulawesi Selatan. Sekitar 100 peserta diberikan edukasi dan pelatihan dasar mengenai cara mengelola keuangan keluarga. 

Nuni Sutyoko, Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, pemberdayaan wanita lewat edukasi keuangan memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat, wanita memiliki posisi strategis dalam mengatur keuangan di sektor yang paling mikro, yaitu keluarga.

Berdasarkan riset Bloom et al (2016) diungkapkan bahwa dibandingkan dengan pria, perempuan cenderung menginvestasikan pendapatan keluarga untuk pendidikan dan masa depan anak-anaknya.”Pemahaman dan inklusi keuangan, terutama lewat wanita memiliki peranan penting dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lewat pelatihan keuangan ini, kami berharap bahwa wanita, khususnya istri nelayan lokal di Wakatobi dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen keuangan personal dan keluarga, sehingga mampu meningkatkan perilaku menabung untuk masa depan,”ujarnya.

Lebih dari itu, lanjutnya, setelah mendapatkan pembelajaran, diharapkan nantinya para istri nelayan dapat terinspirasi untuk memulai sebuah usaha sederhana yang dapat menjadi tambahan pemasukan untuk keluarga. Dia juga menambahkan bahwa hal ini merupakan cerminan komitmen HSBC untuk senantiasa mendorong bisnis yang berkesinambungan dengan membangun masyarakat dari segi sosial, lingkungan, dan ekonomi di manapun HSBC berada. “Perikanan dan kelautan merupakan sektor unggulan daerah kabupaten Wakatobi, selain pariwisata. Karenanya, komunitas nelayan lokal menjadi salah satu sasaran utama program edukasi keuangan yang kami lakukan.  Kami berharap inisiatif ini akan membantu pemberdayaan masyarakat selain juga berkontribusi pada percepatan ekonomi,”kata Nuni.

Sementara Wahyoe Soedarmono selaku project manager program kerjasama HSBC-PSF sekaligus ekonom dari Sampoerna University menjelaskan, dalam setiap program edukasi keuangan yang dijalankan, sangat penting memastikan metode dan materi yang diajarkan relevan dengan kondisi dan kebutuhan peserta. “Edukasi keuangan kali ini menggunakan pendekatan interaktif. Harapannya, ibu-ibu rumah tangga dari para nelayan dapat mengurangi perilaku konsumtif, serta meningkatkan perilaku produktif lewat menabung untuk masa depan,”ungkapnya.

Secara lebih spesifik, kata Wahyoe, peserta diajarkan juga untuk membagi uang yang didapat setiap harinya kedalam empat amplop yang berbeda warna, sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Misalnya, amplop merah diperuntukan untuk kebutuhan makan keluarga. Dompet/amplop kuning untuk kebuthan sekolah anak-anak. Amplop hijau untuk kebutuhan melaut. Amplop biru untuk kebutuhan menabung atau cadangan keperluan mendadak seperti sakit atau lainnya.

Menurutnya, dengan membagi dan mengelompokan uang yang dimiliki sesuai dengan pos kebutuhan, arus kas (cash flow) keluarga menjadi lebih teratur dan terkontrol. Merespon program pemberdayaan ekonomi istri nelayan lewat edukasi literasi keuangan yang digagas HSBC bekerjasama dengan Sampoerna University, mendapatkan sambutan positif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setempat. 

Ridhony M. H HutasoitKepala Subbagian Pengawasan Bank 2 OJK Sulawesi Utara menyatakan bahwa kegiatan edukasi seperti ini selaras dengan upaya pemerintah untuk terus mendorong kesejahteraan nelayan lokal. “Sungguh kegiatan ini sangat mulia. Kolaborasi antara HSBC dari industri jasa keuangan dan Universitas Sampoerna dari dunia akademik sudah memberikan nilai tambah (add value) nyata bagi pembangunan manusia hingga menjangkau masyarakat pelosok negeri di Wakatobi. Kami berharap melalui kegiatan ini nelayan kita tidak semakin tersisih dari himpitan ekonomi atau perubahan zaman, melainkan semakin kuat dan tangguh karena didukung istri yang cerdas dalam mengelola keuangan,”ungkapnya.

Sebagai informasi, pelatihan edukasi keuangan dipandu oleh tim fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Halueleo didampingi oleh tim Sampoerna University, HSBC Indonesia, serta perwakilan dari OJK Kendari.

 

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…