WISATAWAN MANCANEGARA KE BALI MENURUN - BPS: Badai Dahlia Ancaman Inflasi

Jakarta-Badan Pusat Statistik (BPS) mengimbau kepada pemerintah untuk terus menjaga stabilitas harga pangan menjelang akhir tahun ini. Pasalnya, ancaman Badai Dahlia berpotensi akan mengganggu pasokan dan distribusi bahan pangan yang pada akhirnya dapat mengerek harga sehingga menimbulkan inflasi. Sementara jumlah wisatawan ke Bali menurun sebagai dampak erupsi Gunung Agung.

NERACA

Direktur Statistik Harga BPS Yunita Rusanti mengungkapkan, Badai Dahlia muncul dan menyebabkan hujan deras disertai angin kencang di beberapa daerah‎. Badai tersebut menganggu sejumlah tanaman pangan, seperti beras dan cabai merah. "Harus hati-hati (Badai Dahlia) karena cabai merah, beras, dan komoditi pangan lain bisa terganggu suplai dan distribusinya. Daerah banjir kan menghambat distribusi," ujarnya di Jakarta, Senin (4/12).

Untuk diketahui, beberapa komoditas bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar di November ini adalah ‎cabai merah 0,06%, beras 0,03% dengan bobot 3,75%, bawang merah andilnya 0,02%, daging ayam ras, ikan segar, dan telur ayam ras masing-masing memberi andil 0,01%.

Yunita berharap, Badai Dahlia tidak akan mempengaruhi inflasi secara keseluruhan hingga akhir tahun ini yang ditargetkan 4,3%. Pemerintah dan Bank Indonesia selalu berkoordinasi serta berupaya mengendalikan laju inflasi. ‎"Mudah-mudahan dampaknya tidak signifikan, karena pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga bahan pangan dari suplai dan distribusi," ujarnya.

Pada bagian lain, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengakui cuaca dengan insentitas hujan sangat tinggi di beberapa ‎daerah berpengaruh terhadap harga beras, cabai merah, dan beberapa komoditas lainnya. "Cuaca di beberapa daerah kurang bersahabat, jadi berpengaruh ke harga gabah, ‎cabai merah, dan beberapa komoditas lain," ujarnya.

Terkait dampak letusan Gunung Agung di Bali terhadap  inflasi, Kecuk menilai tidak akan terlalu signifikan. Menurut dia, ‎dari realisasi inflasi 0,20% di November 2017, inflasi tertinggi di tempati oleh Singaraja, Bali dengan capaian 1,80%. "Inflasi di Singaraja paling tinggi‎ 1,80% di November karena ada tiga komoditas yang mempengaruhi. Pertama, kenaikan harga pasir. Lalu beras, dan bawang yang masing-masing 0,18% dan 0,12%," ujarnya.

Adapun terjadi kenaikan harga pasir di Singaraja, menurut dia, disebabkan karena sebagian pasir diambil dari daerah Klungkung dan Karang Asem. "Jadi harus putar jalan (terkena dampak Gunung Agung), sehingga meningkatkan ongkos angkutan," ujarnya.

Namun demikian, Kecuk meyakini dengan upaya pemerintah dan BI menjaga inflasi, khususnya dari gejolak harga pangan, inflasi dapat berada pada target 4,3% pada 2017. "Kalau ‎Desember sama seperti tahun lalu saja 0,42% dan saya pikir tidak akan sebesar itu, maka inflasi tahun ini akan terkendali sesuai target pemerintah 4,3%. Beras kan cuma naik tipis, dan cabai merah konsumsinya kalau bisa kurangi bersama," tutur dia.

Jumlah Turis Menurun

BPS juga melaporkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia turun pada Oktober 2017 sebesar 55 ribu kunjungan. Kondisi ini terjadi akibat dampak Gunung Agung, Bali, yang sudah mulai erupsi sejak akhir September ini.

Menurut Kecuk, mencatat jumlah kunjungan turis ke Indonesia di Oktober ini sebanyak 1,16 juta kunjungan. Realisasi tersebut turun 4,54% dari bulan sebelumnya yang mencapai 1,21 juta kunjungan turis‎. "Terjadi penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia, salah satunya akibat erupsi Gunung Agung‎ sejak akhir September ini," ujarnya.

Penurunan jumlah kunjungan turis ke Indonesia karena erupsi Gunung Agung, menurut dia, bisa dilihat dari realisasi tiga pintu masuk utama, khususnya Bandara Ngurah Rai, Bali. Dibanding September-Oktober 2017, jumlah kunjungan turis yang masuk melalui Bandara Ngurah Rai turun signifikan 15,99% dari 550,2 ribu menjadi 462,3 ribu kunjungan.

Jumlah turis yang masuk lewat pintu Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, turun tipis 1,70% dari 219,3 ribu kunjungan di September ini menjadi 215,6 ribu kunjungan pada Oktober 2017. Di periode yang sama pun, jumlah kunjungan wisman di bandara Batam turun 4,89% dari 118,6 ribu menjadi 112,8 ribu kunjungan.

"Kondisi ini pun berdampak pada Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Oktober sebesar 1,49 poin menjadi 56,93 dari bulan sebelumnya 58,42‎," ujarnya.

Selama periode Oktober 2016 ke Oktober 2017, data BPS mengungkapkan, jumlah kunjungan ‎turis ke Indonesia masih naik positif 11,33%. Dari 1,16 juta kunjungan turis ke Indonesia, yang masuk melalui 19 pintu utama 964,89 ribu kunjungan, dan wisman yang di luar 19 pintu itu 193,71 ribu kunjungan.

Untuk wisman reguler tercatat 938,25 ribu kunjungan, wisman khusus 26,64 ribu kunjungan. Turis yang melalui pos lintas batas sebanyak 155,92 ribu kunjungan, dan lainnya 37,79 ribu kunjungan.

Dari jumlah kunjungan turis ke Indonesia di Oktober 1,16 juta kunjungan, menurut Kecuk, wisman asal China masih mendominasi dengan realisasi 167,70 ribu kunjungan. Disusul turis asal Singapura sebanyak 113,81 ribu kunjungan, turis asal Malaysia 113,35 ribu kunjungan, turis Australia yang ke Indonesia sebanyak 101,19 ribu kunjungan, dan turis asal Jepang 42,81 ribu kunjungan.

"Posisinya masih sama, tidak berubah. Diharapkan pemerintah terus meningkatkan promosi wisata sehingga makin banyak turis dari negara lain ke Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, realisasi inflasi November 2017 tercatat 0,20%. Penyebab utama dorongan inflasi karena adanya kenaikan harga bahan makanan dan makanan jadi serta rokok pada bulan kesebelas ini. "Inflasi November ini sebesar 0,20%,” ujar Kecuk.

Realisasi tersebut lebih tinggi dibanding capaian inflasi Oktober 2017 yang sebesar 0,01%. Namun demikian, inflasi November ini lebih rendah dibanding periode yang sama sejak 2014. Tercatat ‎inflasi di November 2014 sebesar 1,50%, November 2015 ( 0,21%) dan inflasi November 2016 sebesar 0,47%.

Adapun inflasi 0,20% di November 2017, menurut kelompok pengeluaran, paling besar dikontribusi dari kelompok bahan makanan dengan inflasi 0,37% dengan andil inflasi ‎0,09%. "Jadi kalau dilihat kenaikan harga cabai merah dan bawang‎ merah lebih karena pengaruh hujan yang tinggi," ujarnya.

Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau tercatat inflasi 0,22%, dan andil 0,04%. Ada dua komoditas utama yang memberi andil besar terhadap inflasi di kelompok ini, yakni kenaikan harga mi instan dan rokok filter masing-masing 0,01%.

Kecuk mengatakan, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,13% dan andil inflasinya 0,03%. Inflasi di kelompok kesehatan 0,27% dengan andil 0,01%, kelompok sandang 0,12% dan andil 0,01%.

Sementara di kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga inflasi 0,10% dengan andil 0,01%, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan inflasi 0,09% dan andil inflasi 0,01% karena ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di 76 kota.

"‎Dengan angka ini, inflasi pada Desember 2017 tetap terkendali. Pemerintah sudah berupaya menjaga inflasi Desember tetap rendah sehingga bisa memenuhi target yang ditetapkan 4,3%,” ujarnya. bari/mohar/fba

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…