Beban Pokok Penjualan Naik - Laba MAP Boga Adiperkasa Susut 34,19%

NERACA

Jakarta – Meskipun performance penjualan PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) hingga kuartal tiga tahun ini tumbuh 15,46% year on year (yoy) menjadi Rp 1,36 triliun, dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp 1,18 triliun, namun tidak sejalan dengan perolehan laba bersih. Pasalnya, perseroan membukukan laba bersih per September 2017 sebesar Rp 55,30 miliar, turun 34,19% dibandingkan priode yang sama tahun sebelumnya Rp 84,04 miliar.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin dijelaskan, penurunan penjualan diakibatkan beban pokok penjualan naik 14,31% yoy menjadi Rp 375,88 miliar per September 2017. Beban penjualan juga naik 16,97% yoy menjadi Rp 760,81 miliar per September 2017. Kenaikan juga terlihat pada beban umum dan administrasi serta beban keuangan perusahaan. Beban umum dan administrasi bertambah 46,07% yoy menjadi Rp 130,77 miliar. Sementara, beban keuangan melonjak 7.265,31% yoy menjadi Rp 25,48 miliar.

Dalam laporan keuangan per September 2017, liabilitas perusahaan sebesar Rp 458,09 milliar. Besaran liabilitas ini turun dibandingkan Desember 2016 yakni sebesar Rp 1,08 triliun. Ekuitas MAPB per September 2017 sebesar Rp 944,10 miliar, meningkat dibandingkan akhir tahun lalu yakni sebesar Rp 147,65 miliar. Dus, total aset perusahaan sebesar Rp 1,40 triliun.

Asal tahu saja, MAP Boga saat ini membawahi empat anak usaha yakni PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks), PT Sari Pizza Indonesia (Pizza Express), PT Premier Doughnut Indonesia (Krispy Kreme) dan PT Sari IceCream Indonesia (Cold Stone, Coldiva). Dari target 60 gerai baru di 2016, setengahnya adalah gerai Starbucks. Dengan modal dana dari hasil IPO dan obligasi, perseroan mengaku sudah tidak pusing lagi memikirkan ekspansi ke depan. Untuk investasi jangka menengah atau lima tahun ke depan MAP Boga sudah memiliki dana yang cukup.

Selain itu, pihaknya akan fokus pada merek miliknya dan tidak akan mendatangkan merek baru. Sejauh ini MAP Boga sudah memiliki 344 gerai makanan dan minuman yang tersebar di 28 kota besar. Tahun ini, anak usaha PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) ini akan menambah 60 gerai. Sampai dengan semester pertama 2017, MAPB sudah merealisasikan setengah dari target tersebut.

Fetty Kwartati, Direktur MAPB  pernah mengatakan, usai melakukan IPO, perusahaan akan fokus untuk melakukan ekspansi usaha. Dari hasil IPO, MAP Boga memiliki modal Rp 37,25 miliar, di luar dari obligasi senilai Rp 1 triliun. Jumlah tersebut di luar dari rencana induk usaha yakni MAPI yang secara konsolidasi akan menyuntik Rp 750 miliar ke anak usaha termasuk MAPB.

Dari 60 gerai yang akan dibuka, setengahnya akan dibuka di Jabodetabek dan sisanya akan tersebar di seluruh Indonesia. MAP Boga akan mengejar pembukaan 30 gerai lagi di semester II. "Untuk ekspansi gerai yang akan ditambah lewat merek Starbucks. Sekarang Starbucks sudah ada di lebih dari 20 kota di Indonesia. Separuhnya di Jakarta dan separuhnya tersebar di kota-kota lainnya,"ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…