Zulkifli Hasan 

Ketua MPR RI

Jangan Kotak-Kotakkan Pancasila

Malang, Jatim - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulkifli Hasan mengatakan masalah kemiskinan, kesenjangan kaya miskin, ketidakadilan, korupsi dan ketidakpercayaan menjadi persoalan utama bangsa Indonesia yang harus terus dikikis.

"Kita harus kembali menggelorakan nilai-nilai luhur bangsa. Empat pilar berbangsa dan bernegara. Jangan malah Pancasila dikotak-kotakkan. Saya Pancasila yang lain tidak.Pancasila itu alat pemersatu," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan pada sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara kepada peserta jambore Relawan Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Jatim, Jumat (1/12).

Lebih lanjut Zulkifli menjelaskan bahwa sekarang musyawarah sudah terkikis sehingga yang ada adalah menang-menangan. Menurut Zulkifli, hal ini jika dibiarkan maka akan sangat berbahaya dan mengancam keutuhan NKRI.

Zukifli menjelaskan setidaknya ada lima hal saat ini berkembang dan menjadi masalah untuk segera diselesaikan. Pertama, soal kemiskinan."Masih banyaknya pengangguran menyebabkan kemiskinan dimana-mana babkan ada yang kemiskinan ekstrem," ujar dia.

Kedua, masalah kesenjangan. Baik itu kesenjangan antara kaya dan miskin, maupun kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa. Ketiga, keadilan hukum. Keempat, korupsi."Kemarin itu ada dalam satu bulan enam kepala daerah tertangkap OTT korupsi KPK. ini mengerikan," kata Zulkifli.

Kelima, ketidakpercayaan."Dimana-mana saling tidak percaya. Saling melaporkan. Saling mengecam saling, menista di medsos dan sebagainya, " ungkap dia.

NKRI, tambah dia, bisa pecah kalau perbedaan-perbedaan itu terus -menerus dihembuskan. Karena itu Zulkifli mengingatkan semua pihak agar kembali kejati diri bangsa kepada nilai-nilai luhur berbangsa dan bernegara. 

Disisi lain, Zulkifli mengingatkan pemerintah tentang harus adanya kesiapan dalam menanggulangi bencana yang akhit-akhir ini banyak terjadi di Tanah Air."Saya ingatkan pemerintah menyiapkan dengan baik kesiapsiagaan terhadap bencana," kata dia. Ant