IMF & Stiglitz Ingatkan Bahaya Bitcoin - MASYARAKAT DIMINTA BERHATI-HATI

Jakarta-Lembaga keuangan internasional IMF dan pemenang nobel ekonomi Joseph Stiglitz mengingatkan, masyarakat supaya berhati-hati spekulasi terhadap maraknya transaksi mata uang digital Bitcoin di pasar internasional belakangan ini.

NERACA

Dalam wawancara dengan Bloomberg baru-baru ini, Stiglitz ternyata bukan seseorang yang menyukai Bitcoin. Dia berpendapat, Bitcoin dapat sukses karena ada potensi penguatan secara siklus. Apalagi, Bitcoin juga tidak diawasi pemerintah. "Ini seharusnya dilarang karena fungsinya tidak bermanfaat secara sosial," ujarnya seperti dikutip dari laman Fortune, Sabtu (2/12).

Bitcoin memang mengalami euforia dalam beberapa pekan terakhir. Pada Rabu (29 /11), nilai mata uang itu mencapai titik US$ 11.000. Stiglitz menilai meski pertumbuhan mata uang digital begitu cepat, Bitcoin lama-kelamaan akan seperti "gelembung" dan menunggu waktu untuk pecah. "Ini memberikan waktu kepada orang saat nilai Bitcoin naik dan kemudian turun," ujarnya.

Stiglitz mencatat kalau lonjakan nilai Bitcoin saat ini berasal dari harapan nilainya akan terus naik di masa mendatang. Namun, ketidakpastian itu juga dikombinasikan dengan pemerintah yang dapat menekannya setiap saat.  Hal ini juga menunjukkan apa yang dikatakan Stiglitz ada benarnya. Nilai Bitcoin akhirnya turun 20% usai memecahkan rekor sepanjang masa pada pekan lalu.

Popularitas mata uang digital (Bitcoin)nbelakangan ini tengah meroket. Hal ini ditandai dengan terus melonjaknya harga Bitcoin dari waktu ke waktu.  Nilai dari mata uang digital ini pernah meningkat ke angka US$ 5.700 atau sekitar Rp 77 juta. Ini merupakan rekor tertinggi yang pernah ditorehkan oleh Bitcoin sepanjang sejarah. Melesatnya popularitas mata uang digital di tengah harganya yang kian meningkat tentu membuat para pelaku pasar makin siaga.

Managing Director Badan Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengatakan, kini sudah saatnya para pelaku pasar berhati-hati dan menganggap hal ini semakin serius. "Saya pikir sebentar lagi kita akan melihat perubahan besar," ujarnya seperti dikutip CNBC, belum lama ini.

Meski demikian, Lagarde juga mengingatkan bahwa pemakaian mata uang digital ini tidak selamanya buruk. Untuk itulah, para pelaku pasar harus benar-benar cermat dalam melihat perubahan ini. Ada implikasi yang lebih luas dalam dunia teknologi. "Saya pikir seharusnya kita tidak mengategorikan apa pun yang berhubungan dengan mata uang digital dalam spekulasi negatif, seperti skema ponzi. Ini jauh lebih dari itu juga," ujarnya.

Sebagai informasi, naiknya harga dari Bitcoin ini disebabkan oleh rencana Fork yang akan dilakukan oleh Bitcoin Gold dan SegWit2x pada akhir bulan Oktober 2017 ini. Fork sendiri merupakan istilah yang digunakan ketika sebuah jaringan mata uang digital (cryptocurrency) akan dipecah menjadi beberapa entitas. Seseorang yang telah mempunyai sejumlah mata uang digital, nantinya akan mendapatkan mata uang digital baru dengan jumlah yang sama.

Contohnya untuk Fork yang akan dilakukan Bitcoin Gold, apabila Anda saat ini mempunyai seribu Bitcoin, maka Anda juga akan mendapat seribu Bitcoin Gold setelah Fork selesai. Nilai dari mata uang digital baru itu sendiri belum bisa diperkirakan. Namun, banyak investor yang berharap bisa mengambil keuntungan dari proses tersebut.

Hal ini menyebabkan banyak pemilik mata uang digital lain, seperti OmiseGo dan NEO, yang kemudian menjual aset mereka untuk membeli Bitcoin. Hal ini pun meningkatkan persentase kepemilikan Bitcoin bila dibandingkan dengan mata uang digital lain, dari yang sebelumnya hanya 48,8% menjadi 53,2%.

Kondisi di Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga kini belum secara tegas menyatakan menolak penggunaan mata uang virtual Bitcoin. Namun, OJK juga belum memberikan sinyal memperbolehkan penggunakan Bitcoin untuk transaksi. Sampai saat ini, otoritas keuangan tersebut masih mendalami dampak positif dan negatif Bitcoin.

Menurut Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Irmansyah, munculnya Bitcoin merupakan fenomena perkembangan teknologi saat ini. "Isunya itu apakah kita diam saja tidak teratur atau kita atur dan kita tahu mengaturnya. Kalau kita atur, itu berarti kita ingin tahu ini barang apa," ujarnya di Jakarta (24/11).

Irmansyah mencontohkan, ada beberapa negara yang justru menyatakan akan mengatur penggunaan bitcoin dalam sebuah transaksi. Salah satunya Singapura. Pengaturan tersebut, menurut dia, adalah salah satu langkah untuk mencegah pengaruh negatif dari munculnya bitcoin tersebut. "Kita belum firm ya, yang jelas kita lihat kembali kalau memang ada dampak positifnya kita akan lihat aturannya bagaimana. Namanya teknologi itu pasti terus berkembang," ujarnya seperti dikutip Liputan6.com.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) menegaskan jika Bitcoin bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Untuk itu, masyarakat diminta untuk berhati-hati jika menggunakan mata uang virtual ini.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya sebagai otoritas mata uang di Indonesia menyatakan jika Bitcoin tidak masuk dalam kategori alat pembayaran yang sah. Oleh karena itu, penggunaannya diawasi secara ketat.

"Itu bukan alat pembayaran. Kalau mau nanya tentang Bitcoin perlu memahami posisi dari otoritas adalah mengarahkan itu bukan alat pembayaran yang sah," ujarnya. Menurut dia, penggunaan Bitcoin juga akan menimbulkan risiko bagi masyarakat. Karena itu, BI mengimbau masyarakat untuk menggunakan mata uang diakui oleh BI dan pemerintah.

"Saya mau menyampaikan, itu bukanlah alat pembayaran yang sah. Jadi semua yang akan mau menggunakan Bitcoin itu ada risikonya ya," tegas dia.

Sementara itu, David Shrier, akademisi dan CEO Distilled Analytics menuturkan, pihaknya sama sekali tidak ragu ada spekulasi yang terjadi dengan mata uang digital. Namun hal itu bukan hal buruk. "Ada cukup utilitas dan utilisasi Bitcoin sehingga akan mempertahankan nilai bahkan jika harganya berkurang. Amazon tidak sentuh level US$ 0 saat gelembung dotcom meledak demikian juga Bitcoin tidak akan sentuh posisi nol," ujarnya seperti dikutip CNBC, pekan lalu.

Dominic Williams, Ilmuwan DFNITY Project juga skeptis mengenai mata uang digital. Ada kemungkinan kecil proyek memegang initial coin offering (ICO) dapat sukses. ICO merupakan cara bagi perusahaan untuk mengumpulkan dengan imbalan uang konvensional dan digital. Hal ini berbeda dengan saham yang diberikan kepada investor. Namun sebagai gantinya bisa diperdagangkan dan digunakan untuk perusahaan.

"Sebagian besar telah diciptakan secara khusus dengan ambisi mengumpulkan uang dari investor yang antusias dari pada memberikan utilitas di dunia nyata," ujarnya.

Sementara itu, Ken Griffin, Pendiri dan CEO Citadel khawatir kalau beberapa investor mencampur Blockchain dan Bitcoin. Blockchain seperti buku besar digital yang dapat merekam transaksi. Ini teknologi dasar yang membuat mata uang digital untuk Bitcoin dan Ethereum. Menurut dia, banyak orang membelinya tapi tidak mengerti teknologi yang mendasarinya.

Shrier menuturkan, kalau dia tidak terlalu khawatir dengan mata uang digital yang turun akan hambat penerimaan bank. Bahkan ada spekulasi dapat membantu menarik sumber modal baru. Sedangkan Williams mengatakan, kalau mata uang digital yang bisa digunakan sehari-hari, nilainya harus tabil. Jika tidak maka tidak akan efektif untuk media pertukaran. "Nilai Bitcoin sangat volatile karena diciptakan terutama oleh interaksi permintaan spekulatif," ujarnya.

Dia khawatir tentang kemungkinan beberapa orang yang masuk mungkin membuat masalah sehingga membuat bitcoin sebagai skema pemasaran yang berbentuk piramida. Ini dapat membuat pembeli awal menjadi kaya, tetapi orang lain kehilangan banyak uang. "Hanya waktu yang akan mengatakannya," ujarnya. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…