Perekonomian Global Diperkirakan Tumbuh 3,6%

NERACA

 

Jakarta - Perekonomian global diperkirakan tumbuh 3,6 persen tahun ini sebelum menyentuh 3,7 persen pada 2018, kinerja terbaik sejak 2011, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang berbasis di Paris mengatakan, Selasa (28/11). "Perekonomian dunia telah menguat, dengan stimulus moneter dan fiskal mendasari peningkatan dalam tingkat pertumbuhan dan sinkronisasi berbasis luas pada hampir seluruh negara," kata OECD.

Diperkirakan pertumbuhan yang kuat di negara-negara utama Eropa akan mendorong angka zona euro lebih tinggi menjadi 2,4 persen pada 2017 dan 2,1 persen pada 2018. "Proyeksi yang direvisi mencerminkan kinerja yang lebih kuat dari perkiraan pada paruh pertama 2017, dalam konteks meningkatnya lapangan kerja, kebijakan moneter yang akomodatif serta pertumbuhan konsumsi dan investasi yang lebih kuat," kata OECD.

Bagi Inggris, organisasi tersebut melukiskan prospek yang beragam karena perlambatan pertumbuhan terus berlanjut hingga 2018 menyusul "berlanjutnya ketidakpastian mengenai hasil perundingan seputar keputusan untuk meninggalkan Uni Eropa, dan dampak inflasi yang lebih tinggi terhadap daya beli rumah tangga."

Dalam prospek ekonomi terbarunya, organisasi yang berbasis di Paris itu mengatakan "ekspansi di negara-negara emerging markets sedang membaik didukung oleh investasi infrastruktur baru di Tiongkok dan pemulihan dari resesi di negara-negara pengekspor komoditas utama." Karena "rebalancing yang sedang berlangsung dalam model pertumbuhan Tiongkok," pertumbuhan di Beijing diproyeksikan 6,8 persen pada 2017, 6,6 persen pada 2018, naik dua persentase poin dari laporan sebelumnya.

"Pertumbuhan telah meraih momentum dan prospek jangka pendek positif," kata Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria. Namun, dia memperingatkan bahwa "masih ada kelemahan dan kerentanan yang jelas," menekankan "kebutuhan untuk fokus pada tindakan struktural dan fiskal guna meningkatkan potensi jangka panjang karena dukungan kebijakan moneter berkurang." "Negara-negara harus menerapkan paket reformasi yang mengkatalisasi sektor swasta untuk meningkatkan produktivitas, upah lebih tinggi dan pertumbuhan yang inklusif," tambahnya.

 

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…