Akuakultur - Kawasan Perikanan Terpadu di Perbatasan Dipacu

NERACA

Waingapu – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui unit kerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendukung program pemerintah untuk membangun wilayah perbatasan dan pulau terluar Republik Indonesia. Kabupaten Sumba Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu lokasi yang dipercaya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat daerah perbatasan.

“Kabupaten Sumba Timur dipilih karena memiliki potensi kawasan perikanan yang besar, baik di bidang perikanan tangkap maupun perikanan budidaya,” jelas Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, dalam sambutannya pada acara penyerahan bantuan kapal penangkap ikan di Pelabuhan Rakyat Waingapu, NTT, yang disalin dari siaran resmi.

Untuk bidang perikanan tangkap, kawasan laut pulau Sumba memiliki potensi lestari perikanan atau Maximum Sustainable Yield sebesar 66.200 ton/tahun dengan jumlah tangkapan maksimal atau Total Allowable Catch sebesar 52.300 ton/tahun. Dari angka tersebut, pemanfaatan perikanan tangkap baru mencapai 11.967 ton dengan armada tangkap sebanyak 1.439 unit.

Armada tangkap di Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2016 sebagian besar merupakan armada tradisional dengan perahu jukung sebanyak 749 unit (52,7%) diikuti dengan perahu motor tempel sebanyak 575 unit (40,46%) dengan alat tangkap dominan menggunakan pancing ulur dan jaring insang/mini purse seine yang lazim digunakan untuk one day fishing. “Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan penangkapan ikan masih dilakukan oleh nelayan skala kecil dan penangkapan hanya dilakukan di sekitar perairan pantai kurang dari 12 mil. Hal inilah yang membuat produksi perikanan tangkap masyarakat Kabupaten Sumba Timur masih relatif rendah,” lanjut Slamet.

Jumlah armada kapal penangkap ikan yang ideal untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh perairan Sumba Timur adalah 585 unit, dimana 515 unit diantaranya ditujukan untuk menangkap ikan pelagis baik besar maupun kecil.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya memberikan bantuan berupa kapal penangkap ikan dan alat tangkap yang terdiri dari 30 unit kapal tangkap < 5 GT, 30 unit alat tangkap jaring multifilamen dan alat pancing serta 9 unit coolbox kepada 9 kelompok koperasi di Sumba Timur.

“Dengan bantuan ini diharapkan menjadikan  wilayah Sumba Timur mengalami peningkatan taraf hidup nelayan dan pembudidaya sehingga menjadi kawasan berekonomi maju berbasis kelautan dan perikanan,” jelas Slamet.   

Umbu Maramba Meha, ketua kelompok Koperasi Elshaday Tiberias Elroy dari kecamatan  Pandawai, sebagai perwakilan penerima bantuan menghaturkan rasa terimakasih kepada pemerintah melalui KKP yang telah memberikan bantuan kepada nelayan di Sumba Timur.

"Bantuan dari pemerintah akan terus kami kawal melalui pemberdayaan anggota koperasi dengan membentuk kelompok kerja. Kami harap pemerintah dapat terus memberikan bimbingan, pendampingan dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas nelayan di Sumba," jelas Umbu.

Pada kesempatan yang sama, Gidion Mbilijora , Bupati Sumba Timur dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangga dengan dijadikannya Sumba Timur sebagai salah satu dari 12 lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di seluruh Indonesia.

Gidion mengungkapkan "Kesempatan baik ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumba Timur, khususnya masyarakat perikanan". "Kami terus mendorong pembudidaya dan nelayan untuk membentuk kelompok dan koperasi untuk menjembatani bantuan dari pemerintah masuk ke Sumba Timur," tutup Gidion.

Pada waktu yang nyaris bersamaan, bantuan budidaya rumput laut di Sumba Timur kembali melakukan panen perdana dari hasil penyaluran bantuan yang telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2017.

Bantuan yang diserahkan berupa sarana budidaya rumput laut sebanyak 100 paket, 75 paket kebun bibit rumput laut, 10 paket rumah ikat, 100 paket para-para, 100 unit perahu fiber dengan sasaran penerima bantuan yaitu pembudidaya rumput laut di kecamatan Rindi, Pahunga Lodu dan Wula Waijelu.

Pada tahun 2016, produksi rumput laut di Kabupaten Sumba Timur telah mencapai 3.301 ton rumput laut kering per tahun, atau 26.408 ton rumput laut basah. Setelah penyaluran bantuan tahun 2017, diharapkan produksi rumput laut bertambah sebanyak 2.250 ton rumput laut kering atau mencapai 5.551 ton rumput laut kering per tahun.

Dari keseluruhan potensi budidaya rumput laut di Sumba Timur, pada bulan Desember 2016 baru termanfaatkan sebesar 352,9 ha atau hanya 5,94% termanfaatkan. Artinya masih ada 5.944,34 ha area potensial yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…