KABUPATEN SUKABUMI - Dinas Pariwisata Sosialisasi Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu Kepada Media

KABUPATEN SUKABUMI

Dinas Pariwisata Sosialisasi Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu Kepada Media

NERACA

Sukabumi - Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi sosialisasi keberadaan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu kepada komunitas wartawan, Selasa (28/11) di salah satu hotel di bilangan Kecamatan Cisaat.

Sosialisasi itu menghadirkan guru besar dan dosen geologi UNPAD Mega Fatimah Rosana dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Dana Budiman. Dalam paparannya, Mega Rosana mengatakan konsep geopark memberi manfaat bagi masyarakat yang hidup di sekitar geopark dan memiliki tujuan konservasi.“Artinya Keberadaan geologi dijaga jangan sampai punah,” paparnya.

Geopark, sebut dia mempunyai tujuan mengeksplorasi (mengidentifikasi tanpa merusak), mengembangkan dan mengidentifikasi hubungan antara warisan geologi dengan semua aspek alam.“Semboyan geopark memuliakan warisan bumi, menyejahterakan masyarakat setempat,” kata Mega.

Warisan geologi (geoheritage) adalah objek geologi yang mempunyai nilai ilmiah. Sehingga kerangka pembangunan geopark dan konservasinya saling berhubungan terhadap pembangunan ekonomi dan pengembangan masyarakat.

Ia menerangkan Indonesia memiliki 11 geopark. Tiga diantaranya sudah mendapatkan penilaian.“Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu sudah menjalani penilaian, dan akan dinilai empat tahun sekali. Apabila tidak ada kemajuan, status geopark akan dicabut,” ungkap dia. 

Penzonasian geopark di Jawa Barat, dimulai tahun 2013. Adapun kriterianya, keunggulan geologi, fasilitas pariwisata berkembang, dan sudah adanya infrastruktur.

Khusus di Jawa Barat, tambah dia, zona lokasi yang diusulkan Palabuhanratu, Tangkuban Parahu, dan Tasikmalaya.“Dalam penilaian itu UNESCO menilai managemen pengelola,” imbuhnya.

UNPAD, kata dia, melakukan kajian bekerjasama dengan beberapa pihak untuk percepatan status geopark Sukabumi.“Dan Fakultas hukum UNPAD pun sedang melakukan kajian hukum, yang bisa dijadikan Pemda sebagai rujukan,” sebutnya.

Dari segi anggaran, tambah dia Provinsi Jawa Barat menyediakan anggaran kurang lebih Rp200 miliar untuk pembangunan sarana dan prasarana geopark. Bahkan, kata dia, UNPAD pun menyediakan anggaran sebesar kurang lebih Rp2 miliar untuk penelitian.

Tantangan dalam pengembangan geopark, belum ada masterplan yang jelas untuk program pengembangan dalam hal edukasi, konservasi dan lainnya. Kemudian, jaringan komunikasi masih sulit. Sistem ticketing belum terpadu.“Ini karena ketidakseragaman pengelolaan,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Dana Budiman menerangkan pada penghujung tahun akan mengadakan festival dengan tajuk melangit di langit geopark.“Festival ini sebagai bentuk promosi destinasi wisata dan geopark,” jelasnya.

Dana mengakui belum bisa berbicara banyak soal inovasi kawasan geopark karena terbentur anggaran.“Tapi kami ingin masterplan yang komprehensif. Dan kami ingin media mempromosikan geopark,” ujarnya.

Media, sebut dia, memiliki peran besar dalam menyampaikan materi seputar geopark. Di mana, kata dia, media memiliki kemampuan yang tak terbatas untuk menggali potensi yang ada. Hingga saat ini, kata dia, media sudah berperan besar Aspek. Namun sangat penting mengangkat edukasi ilmiah, serta potensi masyarakat dalam pengembangan geopark.

Geopark Ciletuh-Palabuhanratu telah mendapatkan pengakuan sebagai Geopark Nasional pada tanggal 22 Desember 2015 bertepatan dengan kunjungan Advisory Mission dari Unesco Prof. Guy Martini, Berdasarkan hasil kunjungan tersebut disepakati rekomendasi agar kawasan Ciletuh dikembangkan ke arah utara sehingga kawasan yang semula meliputi 2 Kecamatan dan 15 Desa menjadi 8 Kecamatan dan 74 Desa meliputi Kecamatan Ciracap, Ciemas, Surade, Waluran, Simpenan, Palabuhanratu, Cikakak dan Cisolok.

Geopark Ciletuh-Palabuhanratu memiliki keragaman hayati (biodiversity), geologi (geodiversity), dan budaya (culturdiversity), Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang sudah ditetapkan menjadi geopark nasional ini, juga telah memenuhi tiga unsur yang menjadi syarat destinasi wisata kelas dunia, yaitu menarik, akses mudah, dan sumber daya wisata. Ron

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…