Dikritik, Dukungan Pemerintah Pada Penjualan BBM Kualitas Rendah

Jakarta – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai dukungan atas pengoperasian SPBU yang menjual BBM oktan rendah RON 89 dapat mempermalukan pemerintah karena bertentangan dengan tren penggunaan energi ramah lingkungan. Karena itu, target Indonesia untuk mengurangi produksi karbon hingga 26 persen pada 2030 bakal sulit diwujudkan.

NERACA

"Negara lain berjibaku untuk lolos Euro3 dan Euro 4, sementara Indonesia belum lolos dengan Euro 2 karena melanggengkan BBM RON rendah," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, Senin (27/11).

Menurut Tulus, pengoperasian SPBU asing yang menjual BBM kualitas rendah tersebut tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan energi bersih serta energi baru dan terbarukan. "Bagaimana mau mengurangi produksi karbon jika penggunaan bahan bakar kualitas rendah masih dominan. Dan mengapa pula Kementerian ESDM menyambut beroperasinya SPBU tersebut," kata Tulus.

Tulus mengatakan dukungan Pemerintah terhadap SPBU itu justru memunculkan berbagai anomali. Pertama, karena penjualan BBM oktan rendah tidak sesuai peta jalan (roadmap) yang seharusnya mengurangi konsumsi dan distribusi BBM beroktan rendah. "Bandingkan dengan Malaysia yang menjual BBM dengan RON paling rendah 95. Ini pemerintah malah mendukung SPBU baru yang menjual RON rendah. Ini namanya tidak konsisten dan langkah mundur," ujarnya. 

Kalaupun RON yang dijual adalah 89, menurut Tulus, klaim tersebut harus diuji terlebih dahulu di laboratorium independen. "Namun, sekalipun mengantongi RON 89, tetap jauh dari standar Euro2," katanya.

Anomali selanjutnya, lanjut Tulus, sebagaimana disalin dari Antara, SPBU itu menjual BBM oktan rendah di bawah harga pasar. Bisa saja hal tersebut merupakan teknik pemasaran untuk menggaet konsumen pada masa promosi. Kalau masa promosinya lewat, jelas Tulus, mereka bisa menjual dengan harga normal atau bahkan lebih mahal.

Dia juga mempertanyakan SPBU asing tersebut beroperasi di Jakarta yang pangsa pasarnya sangat besar. Seharusnya mereka didorong untuk beroperasi di daerah terpencil (remote), sejalan dengan kebijakan BBM Satu Harga. "Di daerah tersebut masyarakat jauh lebih membutuhkan karena masih minimnya infrastruktur SPBU," ujarnya.

Pada kesempatan lain, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo milik PT Vivo Energi Indonesia di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) direncanakan memiliki harga lebih murah dibandingkan dengan lokasi SPBU di kota-kota besar.

"Maksimal sama dengan yang kami jual di kota-kota besar. Contoh, kami bangun di Makassar, harganya sama kayak di Pulau Jawa hingga Bali. Malah bisa lebih rendah, kami lakukan subsidi di internal kami supaya gak merepotkan pemerintah," kata Corporate Communication PT Vivo Indonesia, Maldi Aljufrie di Jakarta, yang disalin dari laman yang sama.

Dia menjelaskan harga maksimal SPBU Vivo di daerah 3T adalah sama dengan di SPBU Vivo di kota besar kawasan Jawa hingga Bali. Daerah yang akan dibangun antara lain Ambon, Maluku dan NTT.

Pada awalnya satu SPBU 3T akan diresmikan pada akhir bulan November 2017. Namun, ternyata meleset dari jadwal karena adanya permasalahan administrasi perizinan sehingga harus mundur pada akhir tahun 2017. Jenis bahan bakar minyak yang akan dijual pada SPBU 3T adalah Revo 89, Revo 90 dan jenis Primus atau BBM untuk diesel dengan Ron 48 sampai Ron 49.

Untuk investasi SPBU di kota besar nilai investasi yang digelontorkan senilai Rp15 sampai Rp20 miliar dengan kisaran enam dispenser. Namun, untuk di kawasan 3T hanya akan disediakan untuk skala tiga dispenser.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo di Cilangkap, Jakarta Timur yang akan menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin RON 89, RON 90 dan RON 92 bermerek Revvo.

"Pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk menyalurkan BBM dengan mengikuti peraturan. Revvo ini menjual RON 89, 90, dan 92. RON 89 pada hari ini dijual Rp6.100. RON-nya sedikit lebih tinggi, harganya juga bersaing sehingga masyarakat juga punya pilihan," tutur Jonan.

Jenis BBM Revvo RON 89 hari ini dijual dengan harga Rp6.100, RON 90 (Rp7.500) dan RON 92 (Rp8.250). PT Vivo Energi Indonesia mengaku tidak rugi dengan harga BBM Revvo di bawah harga BBM jenis penugasan, seperti RON 88 seharga Rp6.450.

Vivo berencana membangun enam hingga tujuh titik lagi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) hingga akhir tahun ini, dan sedang menyiapkan tiga infrastruktur di luar Maluku atau luar Pulau Jawa.

Kementerian ESDM menegaskan penyediaan dan distribusi BBM oleh PT Vivo Energy Indonesia sudah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam rilis di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa penyediaan BBM, sesuai dengan Perpres 191/2014, terdiri atas tiga jenis.

Pertama, jenis tertentu untuk solar dan minyak tanah yang disubsidi pemerintah. Kedua, adalah BBM khusus penugasan, yaitu bensin RON 88 dengan wilayah distribusi di Jawa, Madura, dan Bali. Ketiga, jenis umum adalah BBM di luar jenis tertentu dan khusus penugasan.

“BBM jenis umum ini pelaksanaannya dapat dilakukan oleh badan usaha, yang mempunya izin usaha niaga umum sehingga penyediaan dan distribusi BBM oleh PT Vivo Energy Indonesia sebagai badan usaha pemegang izin usaha niaga umum, tidak bertentangan dengan Perpres 191/2014,” kata Dadan.

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) merasa tidak tersaingi dengan kehadiran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bermerek Vivo yang hadir di Cilangkap, Jakarta. "Kalau SPBU itu sudah buka 50 titik barulah kita bisa berbicara. Kalau sekarang kan belum bisa, baru satu titik, di Cilangkap lagi," kata Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik di Jakarta, disalin dari laman yang sama, belum lama ini.

Dia melihat Pertamina memiliki tanggungan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan SPBU baru yang bermunculan, sebab Pertamina sudah memasang diseluruh penjuru Nusantara. Lebih lanjut ia tidak mau mengomentari mengenai produk dari SPBU Vivo yang lebih murah dari BBM jenis Premium milik Pertamina. mohar/bari/munib

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…