Sumsel Akan Siaga Karhutla 2018 Lebih Awal

Sumsel Akan Siaga Karhutla 2018 Lebih Awal

NERACA

Palembang - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2018 akan lebih dini dibandingkan tahun sebelumnya yakni terhitung sejak Januari.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan Iriansyah mengatakan penetapan lebih awal itu akan memacu semua komponen di daerah bekerja lebih awal sehingga penanganan karhutla yang mengedepankan deteksi dini dapat terlaksana."Tahun 2017 ditetapkan pada Februari, sedangkan tahun 2018 akan ditetapkan Januari," kata Iriansyah di Palembang, Senin (27/11).

Ia mengatakan penetapan lebih awal itu bukan hanya baik secara internal tapi juga secara eksternal mengingat Sumsel dapat mendahului daerah-daerah lain di Indonesia dalam pengajuan dana anggaran bencana."Bukan hanya Sumsel yang masuk rawan karhutla, ada Jambi, Riau, Kalbar, Kalsel dan dua provinsi baru yakni Aceh dan Papua. Semua daerah itu mengajukan permintaan sarana dan prasarana. Jika Sumsel mengajukan lebih dahulu maka dapat diplot duluan," ujar dia.

Iriansyah tidak menyangkal bahwa sarana dan prasarana karhutla sangat terbatas baik untuk operasi darat maupun operasi udara. Khusus operasi udara, negara harus menyewa dari luar negeri dan pilotnya umumnya dari negara-negara pecahan Soviet seperti Rusia, Moldova dan lainnya.

Sehingga langkah mengedepankan deteksi dini dengan mengoptimalkan peran Desa Peduli Api diharapkan dapat menjadi solusi atas persoalan itu. Selain itu, perusahaan perkebunan di sekitar desa juga diminta tanggung jawabnya untuk mengawasi."Sumsel hanya kebagian lima helikopter, jelas ini kurang saat bencana terjadi apalagi jika sudah ratusan hektare sehingga mau tak mau harus ada sinergi dari semua pihak," kata dia.

Sumatera Selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya karhutla berkaca dari kejadian hebat pada 2015 yang telah menghanguskan lahan dan hutan sekitar 700.000 hektare di lima kabupaten.

Pada tahun 2016, Sumsel berhasil menekan kejadian karhutla 97 persen berkat upaya deteksi dini dan kondisi cuaca yang mengalami kemarau basah. Sementara itu, kasus karhutla di Sumsel pada 2017 tetap terjadi, akan tetapi tidak menimbulkan dampak kabut asap. Data BPBD Sumsel untuk indeks pencemaran udara tidak melebihi 300, dan untuk jarak pandang rata-rata di atas 10 km sehingga tidak ada kasus penundaan penerbangan. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA: Tiga Penyair yang Melakukan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…

LKPJ Program APBD 2023 Kota Depok: - DPRD Nilai Positif Kinerja TAPD Bisa Raih WTP ke-14

NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…

Sri Agustin, Nasabah Mekaar Yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel

NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA: Tiga Penyair yang Melakukan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…

LKPJ Program APBD 2023 Kota Depok: - DPRD Nilai Positif Kinerja TAPD Bisa Raih WTP ke-14

NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…

Sri Agustin, Nasabah Mekaar Yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel

NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…