Oleh: Fauzi Aziz
Pemerhati Masalah Ekonomi dan Industri
Satu pelajaran dari sebuah proses pembangunan, katakan saja di bidang ekonomi, sudah dapat dipastikan bahwa semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam prosesnya berharap mendapatkan adanya hasil nyata.
Dalam bidang ekonomi, satu harapan yang senantiasa didambakan adalah adanya pertumbuhan ekonomi, selain tentu juga adanya pemerataan. Mengapa demikian?. Karena pertumbuhan adalah kinerja. Pertumbuhan adalah sebuah indikasi bahwa kegiatan dan proses ekonomi bekerja mengikuti hukum ekonomi dalam lingkungan yang baik dan sehat, dan sejumlah faktor lain yang berpengaruh.
Pertumbuhan sebagai harapan adalah wajar untuk diraih oleh para pemangku kepentingan untuk menopang kehidupan rumah tangga ekonomi keluarga maupun rumah tangga ekonomi perusahaan, dan rumah tangga ekonomi negara. Semua rumah tangga ekonomi tersebut tanpa kecuali pada dasarnya selalu berpola pikir dan bertindak dalam framing yang kurang lebih sama yakni tumbuh untuk minimal bisa terus survival.
Lebih jauh dari itu, pertumbuhan harus dioptimalisasi dan dimaksimalisasi agar ada pendapatan, ada profit, bisa menciptakan tabungan, bisa melakukan investasi dan re-investasi, ada penerimaan pajak, ada lapangan kerja, ada daya beli dan sebagainya.
Menjadi semakin menarik untuk kita cermati, bahwa pertumbuhan dalam konteks pembangunan ekonomi, khususnya dilihat dari sudut pandang yang bersifat universal, terdapat beberapa perspektif yang dapat dipahami berdasarkan nalar kita yakni:
Pertama, pertumbuhan adalah kebutuhan yang selalu dijadikan target untuk bisa diraih. Dalam konteks ekonomi tentu menjadi target/sasaran setiap rumah tangga ekonomi keluarga, perusahaan, maupun negara. Ketiga rumah tangga ini memerlukan pertumbuhan disebabkan oleh dua faktor yang bersifat universal, yakni di satu pihak mereka perlu hidup, tumbuh dan berkembang sebagai entitas ekonomi.
Di lain pihak, untuk bisa meraih apa yang dibutuhkan tersebut mereka memerlukan pendapatan agar ketiganya mempunyai kemampuan daya beli untuk bisa membelanjakan sebagian pendapatannya untuk belanja rutin, dan sebagian lagi dapat diperuntukkan membiayai kebutuhan investasi yang mereka rencanakan, serta sebagian lagi diperuntukkan untuk membentuk tabungan dan/atau cadangan.
Sudut pandang ini memberikan penegasan bahwa ketiga entitas ekonomi rumah tangga tersebut mempunyai dua kebutuhan pembelanjaan, baik untuk keperluan konsumsi maupun investasi. Karena itu, kegiatan ekonominya harus tumbuh dan harus pula berkembang.
Kedua, kalau para penganut paham ekonomi pasar liberal selalu meyakini bahwa kegiatan dan proses ekonomi akan tumbuh dengan baik jika tidak banyak dihambat. Serahkan saja pada mekanisme untuk bekerja, dengan mengurangi sebanyak mungkin campur tangan pemerintah. Karena itu, paham deregulasi ekonomi menjadi senjata pamungkas bagi para penganut paham ekonomi pasar liberal.
Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…
Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…
Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…
Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…