Danai Akuisisi 49,9% Saham SMRU - TRAM Kantungi Pinjaman Rp 3,13 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan UOB Kay Hian Credit Pte Ltd pada 21 November 2017. Besarnya mencapai Rp 3,13 triliun. Dampak dari kejadian tersebut yakni meningkatnya aset sehingga kegiatan usaha menjadi lebih produktif dan meningkatnya laba usaha. Berdasarkan pinjaman tersebut, TRAM berkewajiban menyelesaikan pinjaman dalam jangka waktu 10 tahun.

Asnita Kasmy, Sekretaris Perusahaan TRAM dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (23/11) mengatakan, dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk pembelian saham 49,9% saham PT SMRU Tbk milik PT Lautan Rizki Abadi. Sebelumnya, perusahaan memiliki nama perusahaan PT Trada Maritime Tbk dan kini bernama PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM). Perusahaan akan mengalihkan bisnis utamanya ke bisnis pertambangan. Namun, perusahaan tidak berniat meninggalkan bisnis pelayaran. Perusahaan ini hanya akan mengurangi porsi bisnisnya di bidang ini.

Perseroan memproyeksikan laba tahun depan sebesar US$ 38 juta seiring dengan aksi korporasi perseroan yang mengakuisisi dua perusahaan tambang batubara terbesar.”Seiring dengan perubahan bisnis ini bisa memperoleh laba sebesar US$ 38 juta di 2018,"kata Direktur TRAM, Ismail Mahruf.

Laba tersebut bisa diperoleh jika kapasitas produksi batubara Trada Alam mencapai angka 3 juta hingga 4 juta ton per tahun dengan asumsi harga batubara bisa mencapai US$ 100 per ton di tahun 2018 nanti. Laba tersebut pun bisa dicapai jika harga kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di level Rp 13.325.

Terkait pendapatan, Direktur Utama TRAM Soebianto Hidayat menargetkan peralihan bisnis ke pertambangan ini bisa membuat perusahaannya memperoleh pendapatan berkisar US$ 300 juta hingga US$ 400 juta di 2018. Berkat peralihan ini pun anggaran dana belanja modal (capital expenditure/capex) melonjak menjadi US$ 10 juta sampai US$ 15 juta di tahun 2018. "Capex ini nanti akan digunakan untuk keperluan pembangunan jalan dan infrastruktur tambang GBU yang terletak di Kalimantan Timur," papar Ismail.

Perseroan begitu optimis dalam menatap kinerjanya di tahun 2018 mendatang seiring dengan mulai membaiknya harga batu bara saat ini. Oleh karena itu, rencana perseroan untuk masuk ke dalam bisnis batu bara melalui akuisisi dua perusahaan tambang dinilai langkah yang tepat dan mendapatkan respon positif dari pemegang saham dengan memberikan persetujuan untuk menggelar rights issue guna mendanai aksi korporasi akuisisi dua perusahaan tambang tersebut.

 

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…